BANGGA MENJADI KETURUNAN BUGIS
SAYA MEMBACA SEBUAH BLOG DARI” ANDI .W”
DAN KETIKA MEMBACA SAYA MERASA BANGGA AKAN ORANG BUGIS DARI TANAH MAKASAR
DAN SECARA PRIBADI SAYA KETURUNAN ORNG BUGIS SEBAB KAKEK SAYA BERASAL SAN LAHIR DI PARE-PARE SUL-SEL WALAU ALMARHUM SUDAH MENINGAL NAMUN PENGALAM DAN PEMBELAJARAN YANG BELIAU BERIKAN , MEMBUAT SAYA MENJADI PAHAM DAN MENCINTAI TANAH KELAHIRANNYA .WALAU SAYA BELUM PERNAH KE SANA DAN BELUM PERNAH BERTEMU DENGAN KELUARGA BESARNYA. AKAN TETAPI JIKA SAYA BEKRJA NANTI SAYA INGIN SEKALI KESANA…..”””AMIN”””IYE
INI SEPENGAL CERITA NYA::ORANG BUGIS
Kisah ini diambil dari catatan Claude de Forbin seorang
ksatria Prancis, yang dikirim ke Siam (sekarang Thailand) oleh Raja
Louis XIV, dengan misi yang amat ambisius dalam hal politik, agama,
ilmu pengetahuan dan ekonomi.
Tahun 1658 - 1659 Phra Narai, raja Siam tercatat memberikan daerah
pengungsian bagi 773 orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat dan berikutnya pada Tahun 1664, 250 orang (pria, wanita dan anak-anak) tiba dari Makassar dan diberikan hak dan membangun komunitas perkampungan bersebelahan dengan orang-orang Melayu yang sudah lebih dulu menetap.
Akan tetapi keadaan yang damai dan harmonis di Siam waktu itu tidak
berlangsung lama, karena seringnya terjadi intrik dan perebutan
kekuasan dalam lingkungan keluarga dan kerabat istana. Tidak
terkecuali Phra Narai dulunya juga adalah seorang yang merebut
kekuasaan dengan cara kekerasan dan berdarah, sehingga ia sadar betul
bahwa kekuasaanya tidak berakar dan tidak kuat dukungannya sehingga ia akan gampang pula digulingkan, karena itulah ia mempercayakan
pertahanan kerajaannya pada serdadu Prancis yang kala itu sedang
berada di Siam atas perintah Raja Prancis. Serdadu Prancis dipimpin
oleh Claude de Forbin dengan 6 kapal dan satu detasemen militer yang
beranggotakan 636 orang.
Adalah seorang pangeran Makassar (Gowa-Tallo) bernama Daeng Mangalle yang rupanya terlibat dengan konspirasi Melayu, Campa, Makassar dan orang Islam lain di Siam, konspirasi ini akan berencana menyerang istana dan membunuh raja Siam Phra Narai, karena Raja dianggap telah melenceng yaitu menempatkan kepercayaan pada orang asing yaitu Prancis dan Misi orang asing mengembangkan agama baru kemungkinan lebih buruk lagi Raja akan berpindah memeluk agama baru.
Rupanya konspirasi ini sudah tercium oleh sang raja, sehingga dengan cepat Phra Narai memperkuat pertahanan istananya dengan menempatkan pasukan Prancis tersebut serta meminta dukungan dari orang asing lainnya. Daeng Mangalle menolak meminta pengampunan dari Raja dan menyangkal keterlibatannya dalam persekongkolan tersebut.
Karena menolak akhirnya raja memerintahkan Forbin untuk mengepung
kapal-2 orang Makassar yang berniat meninggalkan Siam.
Kontak senjata pertama terjadi 40 orang Makassar menghadapi serdadu
Prancis dan Portugis dimana orang-orang Makassar menyerang mereka dengan mengerikan mengejar pasukan Prancis dan Portugis sejengkal demi sejengkal tanah yang dilewati menjadi ladang pembantian, wanita,
anak-anak semua dibunuh tanpa kecuali. Enam orang Makassar menyerang Pagoda dan membunuh biawarawan disana, tercatat pasukan Eropa-Siam kehilangan 366 orang dan belum lagi korban penduduk sipil.
Kontak kedua terjadi lagi saat tanggal 23 September 1686, raja
memerintahkan serangan besar-besaran ke perkampungan orang Makassar.
Akhirnya prinsip orang Bugis Makassar menghadapi tantangan "sekali
layar berkembang pantang surut kebelakang" menyadari bahwa sudah tidak ada kemungkinan lain selain bertempur sampai mati,dan setelah menyadari mereka tak akan memenangkan pertempuran, banyak diantara mereka terpaksa membunuh istri dan anak-anaknya untuk menghindarkan keluarga mereka dari perbudakan dan di perkosa. Beberapa kali pasukan Siam harus mundur menghadapi perlawanan orang Makassar yang sangat berani dan nekat. Bahkan seorang saksi Sejarah Peristiwa ini Menuliskan Kekaguman Mendalam Terhadap Orang-Orang Makassar, Belum pernah ia melihat ada bangsa yang seberani Bangsa Makassar...,ia melihat Orang Makassar itu sudah terkapar bersimbah darah dan di Injak- injak oleh tentara Siam dan Perancis, tetapi dengan seketika Orang Makassar yang sudah terkapar dan bersimbah darah itu Bangkit dan Membunuh dua Orang tentara Perancis yang ada di dekatnya, lalu kemudian ia mati perlahan-lahan.
Daeng Mangalle sendiri terluka dengan lima tusukan tombak dan setelah
tangannya tertembak langsung menerjang menteri Siam dan membunuh
seorang Inggris.
Demikianlah akhir dari pertempuran itu 22 orang Makassar akhirnya
menyerah dan 33 orang prajurit Makassar dikumpulkan. Perlakuan
terhadap orang Makassar yang tersisa sungguh tak terperikan kejamnya,
ada yang dikubur hidup-hidup, berdiri sampai leher dan mati setelah
diperlakukan dan di cemohkan serta dihinakan tanpa belas kasihan.
Peristiwa di Siam ini benar-benar membuat penduduk setempat kagum akankeberanian kenekatan orang-orang Makassar menghadapi tentara yang berjumlah ribuan dengan senjata lebih lengkap sementara orang Makassar hanya bersenjatakan tombak dan badik, selama pertempuran itu 1000 orang siam dan 17 orang asing tewas mengenaskan.
Buku: Orang Indonesia & Orang Prancis, dari abad XVI sampai
dengan abad XX, karya Bernard Dorleans
Bernard Dorleans, sejarawan Perancis, mengumpulkan catatan
itu dalam buku 'Orang Indonesia dan Orang Perancis' (Edisi bahasa Indonesia,KPG, 2006). Ia merujuk pada artikel Christian Pelras di majalah Archipel pada 1997. Kisah ini terjadi pada masa pemerintahan Louis XIV dan Louis XV (1686-1736). Pada abad XVII masih sedikit orang Perancis yang pergi ke Makassar.
Uraiannya begini:
Keluarga kerajaan memiliki tradisi mengirim pangeran muda untuk melengkapi pendidikan, militer khususnya, pada umur lima atau enam tahun hingga masa remaja. Tersebutlah dua pangeran, Daeng Ruru, 15 tahun dan Daeng Tullolo, 16 tahun. Mereka dua pangeran yang selamat dalam pertempuran di Siam, ketika Daen Ma-Alee (Daeng Mangalle), pangeran Makassar yang hidup dalam pengasingan di Siam, seorang muslim, dituduh bersekongkol melawan Raja Siam dan tewas saat pertempuran pada 1686.
Kepala kantor dagang Perancis di Siam memutuskan untuk mengirimkan Daeng Ruru dan Daeng Tullolo ke Perancis. Mereka naik kapal Coche pada akhir November 1686, tiba di Brest 15 Agustus 1687, dan baru berlabuh di Paris pada 10 September. Louis XIV merasa tidak hanya wajib memenuhi kebutu*an hidup mereka, tapi juga mengurusi pendidikan mereka dengan alasan kelas sosial kedua pangeran itu.
Kedua pemuda muslim itu dibaptis dalam agama Kristen dan diberi nama kehormatan Louis bak raja Perancis. Mereka didaftarkan masuk ke kolese jesuit di Louis le-Grand untuk belajar bahasa Perancis sebelum masuk ke sekolah tinggi Clermont yang kondang. Lantas mereka diterima di institut paling bergengsi, yakni sekolah perwira angkatan laut Brest pada 1682. Seleksi untuk masuk ke situ sangat ketat. Kelak, sekolah itu menjadi cikal bakal sekolah marinir tertinggi di Perancis.
Daeng Ruru muda mendapat promosi amat cepat. Lulus sebagai perwira hanya dalam waktu dua tahun. Usianya 19 tahun saat menyandang pangkat letnan muda, setara letnan di angkatan darat. Usia 20, menyandang letnan, setara kapten di angkatan darat.
Konon untuk mencapai prestasi gemilang macam itu, orang harus cerdas dan berharta. Daeng Ruru berhasil karena itu. Tapi anehnya, pada 1706, Louis Pierre Makassar (Daeng Ruru) tak diajak ikut dalam operasi angkatan laut ketika itu. Ia mengirim surat keluhan kepada de Pontchartain, menteri kelautan kerajaan. Protes.
Pada 3 Januari 1707, Daeng Ruru bertugas di kapal Jason. Bersenjatakan 54 meriam, dengan tugas memburu kapal serang Belanda, Vlisingen yang menyerang kawasan laut Belle-ille dan ille de Croix. Tak lama kemudian, Daeng bertugas di kapal Grand yang ke Havana, membantu Spanyol bertempur melawan Inggris. Pada 19
Mei 1708, Daeng Ruru tewas didepan Havana setelah bertempur Habis-habisan.
Lain lagi cerita, Daeng Tulolo alias Louis Dauphin Makassar. Ada kisah aneh tentangnya, seperti diungkapkan kamus Moreri: Salah satu dari kedua bersaudara itu tewas ketika mengabdi kepada raja. Dia yang bertahan hidup, setelah mengetahui kematian saudaranya, pulang dari Perancis untuk mengambilalih takhta nenek moyangnya dan raja mengijinkan naik kapal.
Ia terlihat amat tekun menjalankan agama Katholik dan bahkan sebelum
meninggalkan Perancis, ia membuat suatu gambar yang sepertinya dipersembahkan untuk perawan suci, Maria. Ia mendirikan ordo yang disebut 'Bintang'. Para satria dalam ordo itu harus mengenakan pita putih yang diletakkan di bawah perlindungan Bunda Maria. Gambar itu diletakkan dalam gereja Notre Dame, tapi beberapa tahun kemudian gambar itu diturunkan setelah orang tahu kalau pangeran itu telah memeluk agama nenek moyangnya, Islam, dengan alasan poligami.'
Kenaikan pangkat Daeng Tullolo lebih lambat dari kakaknya. Ia lulus sekolah angkatan laut pada 18 Mei 1699 tetapi menunggu 13 tahun sebelum jadi letnan muda pada usia 38 tahun. Pangkat itu disandangnya seumur hidup.
Ia sempat bertugas di kapal India. Ketika ia meninggal di Bres 30 November 1736 pada usia 62 tahun, ia dibawa ke gereja Carmes di kota itu untuk disemayamkan dengan dihadiri beberapa perwira angkatan laut. Ia dikubur dalam gereja Louis de Brest. Jenazahnya hancur ketika terjadi pemboman saat perang dunia II.
Jumat, 26 November 2010
PERILAKU KONSUMEN PADA DIRI INDIVIDU
PERILAKU KONSUMEN PADA INDIVUDU
PENDAHULUAN
Pemahaman perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut. . Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
* Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
* Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
* Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
* Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
* Faktor Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
Barang,
Harga,
Periklanan dan
Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
MOTIVASI dan PERSEPSI
MOTIVASI
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat digunakan pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa.
PERSEPSI
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia, yaitu proses "bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita". Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari apakah stimuli dapat masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya. Untuk dapat masuk ke dalam proses interpretasi suatu stimuli harus mampu mengekspos manusia (mendapat perhatian melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses interpretasi dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu.
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEGIATAN KONSUMSI
Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Pengetahuan
Perilaku konsumen merupakan fokus yang banyak dibahas dalam modul ini. Hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain tentang pengetahuan tentang produk.
Pengetahuan tentang produk akan membentuk citra/image yang kemudian mempengaruhi harga tentang suatu produk citra dan harga suatu produk ini akhirnya dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk memperoleh pelayanan, baik diwaktu melakukan pembelian maupun pada purna jual.
Kegiatan Konsumsi dan Faktor Perbedaan sikap
Sikap memberi pemasar alat peramalan yang kuat bila digunakan dengan benar. Dengan mengerti faktor-faktor yang mepengaruhi kekuatan hubungan sikap perilaku, kita dapat menghindari secara lebih baik perangkap dan situasi yang merusak keakuratan prediksi dari sikap. Walaupun kebutuhan pemasar mengharuskan penggunaan pengukuran sikap di bawah kondisi yang kurang optimum (misalnya, meramalkan perilaku pada masa datang yang masih jauh), beberapa masalah potensial dapat diminimumkan dengan mudah, seperti menghindari kesalah-pengukuran sikap yang salah.
SIKAP
Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap yang menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap menuntun orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sikap merupakan :
- afeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah rangsangan
- merupakan katagorisasi objek pada rangkaian kesatuan evaluative
- karakteristik utama yang membedakan sikap dari konsep lainnya
adalah sifat evaluatif atau afektif
- sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok, situasi,objek dan ide-ide tidak berwujud tertentu.
Karakteristik sikap
1. Sikap memiliki objek
di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media dan sebagainya.
2. Konsistensi sikap
sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan perilaku
3. Sikap positif, negatif, dan netral.
4. Intensitas sikap
sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan ebrvariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat tidak menukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.
5. Resistensi sikap
adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah.
6. Persistensi sikap
Persistens adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu
7. Keyakinan sikap
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya
8. Sikap dan situasi
situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.
FUNGSI SIKAP
1. Fungsi utilitarian, mengacu pada ide bahwa orang mengekspresikan perasaan untuk memaksimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain.
2. Fungsi pembelaan ego
Fungsi sikap sebagai pembela ego adalah melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman dunia luar.
Fungsi pembelaan ego atau fungsi pertahanan harga diri adalah mekanisme pembelaan orang fanatik yang tidak mau mengakui kegelisahan diri mereka yang paling mendasar.
3. Fungsi pengetahuan, sikap digunakan sebagai standar yang membantu seseorang untuk memahami dunia mereka.
4. fungsi nilai ekspresif/fungsi identitas sosial, mengacu pada bagaimana seseorang mengekpresikan nilai sentral mereka kepada orang lain
KOMPONEN DARI SIKAP
a. Komponen kognitif
Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Kepercayaan atribut tentang suatu produk biasanya dievaluasi secara alami. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek dan semakin positif setiap kepercayaan, maka akan semakin mendukung keseluruhan sikap tersebut.
b. komponen afektif
Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu obyek, itulah komopnen afeksi sikap. Misalnya, konsumen mengatakan ”saya menyukai produk A”. Itu merupakan hasil meosi atau evaluasi afektif terhadap suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa informasi kognitif atau kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil evaluasi atau penampilan produk pada setiap atributnya.
c. Komponen perilaku
Komponen ini adalah respon dari seseorang terhadap obyek atau aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan memperlihatkan komponen behavioral.
KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI DAN GAYA HIDUP
Untuk merencanakan program pemasaran, yaitu mulai dari merancang produk, mengkomunikasikannya kepada konsumen dan emndistribusikannya kepada pemakai akhir, pemasar dapat menggunakan factor kepribadian dan gaya hidup. Penggunaan aspek gaya hidup dapat dilakukan dengan sikap, ketertarikan dan pendapat konsumen. Jadi sikap tertentu yang dimiliki oleh kosnumen terhadap suatu obyek tertentu bias mencerminkan gaya hidupnya.
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan respon relative konstan terhadap lingkungannya sebdiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diti telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.
Kepribadian memiliki pengertian yang luas, kepribadian bukan hanya mencakup sifat-sifat yang positif, sifat-sifat yang menarik ataupun segala sesuatu yang nampak secara lahiriah, ettapi juga meliputi dinamika individu tersebut. Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi
Dalam batasan kepribadian yang dikemukakan di atas ada 4 hal yang perlu diuraikan yakni :
1. dinamis, berarti kepribadian selalu berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang ebrsangkutan, akan tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya.
2. organisasi system, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
3. psikofisis, ini berarti tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat psikis tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut.
4. unik, berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama.
Kepribadian memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri actual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Dimensi kepribadian :
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi
prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang,
gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang
imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai kosnumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen :
1. pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
2. pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.
3. jika gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling cocok
4. mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas dapat di ketahui bahwa perilaku konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri. Akan tetapi kebanyakan dari konsumen tidak menyadari akan adanya pengaruh dari faktor tersebut. Faktor internal yang mempengaruhi seperti motivasi, persepsi, sikap maupun perilaku.program pemasaran yang berhasil merupakan salah satu wujud dari kemampuan analisis perilaku konsumen terutama faktor yang ada dalam diri konsumen itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Assael, Henry. (1992). Consumer Behaviour & Marketing Action. 4th Edition. Boston: PWS-Kent Publishing Company
2. http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=93:ekma4567-perilaku-konsumen&catid=28:fekon&Itemid=73
3. http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=403
4. Loudon, David L. dan Albert J. Della Bitta. (1993). Consumer Behavior. 4th Ed. McGraw Hill
PENDAHULUAN
Pemahaman perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut. . Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.
* Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.
* Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.
* Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.
* Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.
Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif
Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.
* Faktor Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
Barang,
Harga,
Periklanan dan
Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
MOTIVASI dan PERSEPSI
MOTIVASI
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.
Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat digunakan pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa.
PERSEPSI
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia, yaitu proses "bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita". Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari apakah stimuli dapat masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya. Untuk dapat masuk ke dalam proses interpretasi suatu stimuli harus mampu mengekspos manusia (mendapat perhatian melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses interpretasi dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu.
PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEGIATAN KONSUMSI
Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Pengetahuan
Perilaku konsumen merupakan fokus yang banyak dibahas dalam modul ini. Hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain tentang pengetahuan tentang produk.
Pengetahuan tentang produk akan membentuk citra/image yang kemudian mempengaruhi harga tentang suatu produk citra dan harga suatu produk ini akhirnya dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk memperoleh pelayanan, baik diwaktu melakukan pembelian maupun pada purna jual.
Kegiatan Konsumsi dan Faktor Perbedaan sikap
Sikap memberi pemasar alat peramalan yang kuat bila digunakan dengan benar. Dengan mengerti faktor-faktor yang mepengaruhi kekuatan hubungan sikap perilaku, kita dapat menghindari secara lebih baik perangkap dan situasi yang merusak keakuratan prediksi dari sikap. Walaupun kebutuhan pemasar mengharuskan penggunaan pengukuran sikap di bawah kondisi yang kurang optimum (misalnya, meramalkan perilaku pada masa datang yang masih jauh), beberapa masalah potensial dapat diminimumkan dengan mudah, seperti menghindari kesalah-pengukuran sikap yang salah.
SIKAP
Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap yang menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap menuntun orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sikap merupakan :
- afeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah rangsangan
- merupakan katagorisasi objek pada rangkaian kesatuan evaluative
- karakteristik utama yang membedakan sikap dari konsep lainnya
adalah sifat evaluatif atau afektif
- sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok, situasi,objek dan ide-ide tidak berwujud tertentu.
Karakteristik sikap
1. Sikap memiliki objek
di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media dan sebagainya.
2. Konsistensi sikap
sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan perilaku
3. Sikap positif, negatif, dan netral.
4. Intensitas sikap
sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan ebrvariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat tidak menukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.
5. Resistensi sikap
adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah.
6. Persistensi sikap
Persistens adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu
7. Keyakinan sikap
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya
8. Sikap dan situasi
situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.
FUNGSI SIKAP
1. Fungsi utilitarian, mengacu pada ide bahwa orang mengekspresikan perasaan untuk memaksimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain.
2. Fungsi pembelaan ego
Fungsi sikap sebagai pembela ego adalah melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman dunia luar.
Fungsi pembelaan ego atau fungsi pertahanan harga diri adalah mekanisme pembelaan orang fanatik yang tidak mau mengakui kegelisahan diri mereka yang paling mendasar.
3. Fungsi pengetahuan, sikap digunakan sebagai standar yang membantu seseorang untuk memahami dunia mereka.
4. fungsi nilai ekspresif/fungsi identitas sosial, mengacu pada bagaimana seseorang mengekpresikan nilai sentral mereka kepada orang lain
KOMPONEN DARI SIKAP
a. Komponen kognitif
Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Kepercayaan atribut tentang suatu produk biasanya dievaluasi secara alami. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek dan semakin positif setiap kepercayaan, maka akan semakin mendukung keseluruhan sikap tersebut.
b. komponen afektif
Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu obyek, itulah komopnen afeksi sikap. Misalnya, konsumen mengatakan ”saya menyukai produk A”. Itu merupakan hasil meosi atau evaluasi afektif terhadap suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa informasi kognitif atau kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil evaluasi atau penampilan produk pada setiap atributnya.
c. Komponen perilaku
Komponen ini adalah respon dari seseorang terhadap obyek atau aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan memperlihatkan komponen behavioral.
KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI DAN GAYA HIDUP
Untuk merencanakan program pemasaran, yaitu mulai dari merancang produk, mengkomunikasikannya kepada konsumen dan emndistribusikannya kepada pemakai akhir, pemasar dapat menggunakan factor kepribadian dan gaya hidup. Penggunaan aspek gaya hidup dapat dilakukan dengan sikap, ketertarikan dan pendapat konsumen. Jadi sikap tertentu yang dimiliki oleh kosnumen terhadap suatu obyek tertentu bias mencerminkan gaya hidupnya.
Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan respon relative konstan terhadap lingkungannya sebdiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diti telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.
Kepribadian memiliki pengertian yang luas, kepribadian bukan hanya mencakup sifat-sifat yang positif, sifat-sifat yang menarik ataupun segala sesuatu yang nampak secara lahiriah, ettapi juga meliputi dinamika individu tersebut. Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi
Dalam batasan kepribadian yang dikemukakan di atas ada 4 hal yang perlu diuraikan yakni :
1. dinamis, berarti kepribadian selalu berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang ebrsangkutan, akan tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya.
2. organisasi system, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
3. psikofisis, ini berarti tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat psikis tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut.
4. unik, berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama.
Kepribadian memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri actual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Dimensi kepribadian :
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi
prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang,
gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang
imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai kosnumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.
Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen :
1. pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.
2. pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.
3. jika gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling cocok
4. mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.
PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas dapat di ketahui bahwa perilaku konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri. Akan tetapi kebanyakan dari konsumen tidak menyadari akan adanya pengaruh dari faktor tersebut. Faktor internal yang mempengaruhi seperti motivasi, persepsi, sikap maupun perilaku.program pemasaran yang berhasil merupakan salah satu wujud dari kemampuan analisis perilaku konsumen terutama faktor yang ada dalam diri konsumen itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Assael, Henry. (1992). Consumer Behaviour & Marketing Action. 4th Edition. Boston: PWS-Kent Publishing Company
2. http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=93:ekma4567-perilaku-konsumen&catid=28:fekon&Itemid=73
3. http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=403
4. Loudon, David L. dan Albert J. Della Bitta. (1993). Consumer Behavior. 4th Ed. McGraw Hill
Jumat, 12 November 2010
KONSUMEN LEBIN MENYUKAI PRODUK AIR MINERAL AQUA
NAMA : ALMAREZA.SAPUTRO
KELAS : 3 EA 11
NPM : 10208095
TUGAS : PERILAKU KONSUMEN
• PENDAHULUAN
Air pegunungan yang sangat segar dengan proses pemurnian air tanpa menghilangkan kandungan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yaitu air Aqua. Saya merasakan kalau air minum di rumah saya agaknya kurang menyegarkan karena berbau amis dan kurang menyehatkan. Ibu saya terkena sakit jantung dan seorang dokter menyarankan untuk mengkonsumsi air minum aqua entah apa alasannya yang pasti karena air aqua mengandung mineral cukup tinggi beda dengan air yang direbus, mieneral yang didalam air hampir hilang dan tidak mengadung vitamin didalamnya. Air minum aqua sangat banyak mengadung air mineral dan berguna bagi tubuh kita dan bisa menjaga dari berbagai penyakit. Diambil dari pegunungan yang masih murni dan belum terjamah oleh limbah kotor yang banyak terjadi dikota kota besar seperti Jakarta, tidak ada lagi air bersih di Jakarta, butuh kedalaman yang cukup untuk mendapatkan air bersih
Maka itu konsumen lebih menyukai aqua
Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat
penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan
pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat
dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya
mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih
efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terusmenerus
oleh setiap perusahaan. Merekmerek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi
terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga
canggih mengolah sisi - sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi
karena ada brand building activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi,
tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.
Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari
janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek akan mempunyai
reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke
waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik,
tentu suatu merek harus terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh di atas merek-merek yang lain. Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut. Sebagai salah satu produsen air minum terbesar dan pertama di Indonesia, tentu Aqua tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen
organisasi agar para pengguna air minum masih tetap setia untuk selalu mengkonsumsi air minum Aqua. Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja diraih, tetapi memerlukan proses panjang untuk
meyakinkan bahwa Aqua merupakan air minum terbaik. Membangun kepercayaan konsumen
telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh PT Tirta Investama untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen. Inovasi tersebut berupa selalu melakukan pengembangan dan diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danome untuk memperkuat pasar.
• PEMBAHASAN
Bisnis air minum dalam kemasan atau yang umum dikenal dengan AMDK semakin berkembang, ditunjukkan dengan semakin besarnya pasar industri AMDK itu sendiri. Merek Aqua dapat menguasai pasar hingga saat ini karena merupakan merek pionir untuk air dalam kemasan di Indonesia. Nilai merek (brand value) dari Aqua berada di posisi pertama sebagai merek yang diakui kualitasnya oleh konsumen.
Posisi merek Aqua sebagai top of mind kategori produk AMDK menyebabkan merek tersebut terjebak menjadi merek yang generik. Kondisi tersebut menyebabkan konsumen mengidentikkan merek Aqua sebagai kategori produk AMDK dan tidak terlalu peduli dengan merek yang mereka terima saat melakukan pembelian. Kepuasan konsumen telah dicapai oleh Aqua, akan tetapi dalam pemasaran tidak berhenti begitu konsumen merasa puas. Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk membuat konsumen setia (consumer loyalty) pada merek yang dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut belum terlihat pada Aqua.
Konsumen Aqua umumnya tidak mempertanyakan brand switching pada aktivitas pembelian mereka, yang berarti loyalitas konsumen sangat rendah. Meskipun konsumen menunjukkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk, sikap yang ditunjukkan konsumen dalam pembelian merek kategori AMDK adalah sebaliknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah loyalitas konsumen dan bagaimana bentuk hubungan antara kepuasan (Consumer Satisfaction) dengan loyalitas konsumen (Consumer Loyalty) serta bagaimana kepuasan dan loyalitas akan saling mempengaruhi. Dengan adanya gambaran mengenai loyalitas konsumen maka dapat dipertimbangkan kemungkinan mereka untuk beralih kemerek lain.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis perilaku (behaviour) loyalitas konsumen merek Aqua sebenarnya dibandingkan dengan sikap (attitude) yang mereka tunjukkan terhadap kinerja kualitas produk, kemudian mengelompokkan loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen AMDK dan terakhir menganalisis pengaruh kinerja kualitas AMDK merek Aqua terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November 2006 yang mengambil lokasi di wilayah kota Bogor. Responden adalah konsumen AMDK, baik pria atau wanita berusia diantara 18 hingga 55 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah mengkonsumsi merek Aqua. Responden yang diambil sebanyak 100 orang yang ditentukan berdasarkan rule of thumb pengambilan sampel structural equation modelling (SEM). Penentuan lokasi penelitian dari setiap wilayah tersebut dilakukan secara simple random. Responden kemudian dipilih dari konsumen yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (judgemental sampling).
Pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan konsumen sebenarnya, analisis cluster untuk mengelompokkan loyalitas konsumen, dan terakhir analisis structural equation modelling (SEM) untuk mengkaji besarnya pengaruh kinerja kualitas terhadap kepuasan dan kepuasan terhadap loyalitas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa profil demografi responden usia konsumen AMDK terbesar berada pada kisaran usia 25 hingga 34 tahun yaitu 39 % dari keseluruhan responden ; Jumlah konsumen wanita 54 % dan pria 46 % ; Tingkat pendidikan adalah sarjana strata 1 (S1) yaitu 50 persen, SMA 20 % dan akademi 15 % ; Pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pegawai swasta 33 %, pelajar / mahasiswa 27 %, dan wiraswasta 14 % ; Pendapatan Rp. 1 - 4 juta 46 % dan yang kurang dari Rp. 1 juta 45 %.
Aktivitas penggunaan (usage) yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku konsumsi konsumen AMDK. Konsumen yang menggunakan Aqua sebagai merek yang terakhir dibeli sebanyak 62 %. Tempat pembelian yang paling banyak dikunjungi oleh konsumen AMDK adalah warung dengan jumlah sebesar 44 %. Umumnya konsumen hanya melakukan pembelian dalam jumlah kecil yaitu 0,25 hingga 1 liter, sebanyak 29 %. Meskipun Aqua merupakan merek terakhir yang terbanyak digunakan oleh konsumen AMDK, ternyata sebagian besar konsumen tidak hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulannya. Konsumen yang hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulan terakhir penggunaan AMDKnya 31 %, dan sisanya 69 % adalah konsumen yang tidak. Merek 2Tang adalah merek lain yang paling banyak digunakan atau dipilih konsumen dengan jumlahnya mencapai 43 %, kemudian Ades 29 %, Vit 20 %, dan Prima 18 %.
Untuk pemilihan AMDK terdapat beberapa alasan yang umumnya muncul dari konsumen faktor kebiasaan merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan oleh konsumen yaitu 39 %, berikutnya adalah karena mereka sudah percaya dengan merek tersebut 21 %, tidak punya alasan tertentu sebanyak 16 %, dan sisanya adalah konsumen yang beralasan bahwa yang tersedia hanya merek tertentu 15 % persen, harga murah 7 %, dan bentuk kemasan menarik 7 %.
Menggunakan analisis cluster 100 responden pengguna AMDK dikelompokkan kedalam tiga kelompok konsumen berdasarkan kedekatannya dalam atribut loyalitas. Kelompok ini dibagi berdasarkan pendapat dari Dowling dan Uncles (1997) yang menyatakan bahwa loyalitas konsumen dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1). Loyal (undivided loyalty), 2). Loyalitas terbagi (Poligamous Loyalty), dan 3). Tidak loyal (brand indifference atau switcher). Berdasarkan analisis menggunakan K - Means Cluster, responden dikelompokkan menjadi tiga.
Kelompok pertama adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap tidak setia (brand indifference atau switcher). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang hanya kadang-kadang melakukan pembelian Aquanya dengan jumlah pembelian sangat sedikit yaitu berkisar antara 0,25 hingga 1 liter. Dalam aktivitas pembeliannya konsumen selalu berganti-ganti merek. Meskipun konsumen dalam kelompok ini menganggap bahwa kualitas adalah sesuatu yang penting, anggapan kualitas mereka tidak setinggi yang dimiliki oleh kelompok loyalitas lainnya atau selalu berubah bentuknya tergantung kondisi lingkungan mereka pada saat itu. Perubahan anggapan kualitas dapat saja dipengaruhi oleh faktor kampanye produk lain yang memberikan klaim kualitas tertentu. Ketidakkonsistenan anggapan kualitas konsumen tersebut dapat dilihat dari seringnya kelompok ini melakukan pergantian merek. Meskipun konsumen ini adalah konsumen yang tidak loyal, sebagian besar dari mereka kadang-kadang merekomendasikan penggunaan Aqua.
Kelompok kedua adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap memiliki kesetiaan terbagi (polygamous loyalty). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang sering membeli Aqua dengan jumlah pembelian yang besar yaitu di atas 9 liter perbulannya. Dalam aktivitas pembeliannya, konsumen kelompok ini selalu menggunakan Aqua dengan diselingi dengan menggunakan merek-merek lain sesekali. Sama seperti kelompok pertama, kelompok ini juga menganggap bahwa mereka akan melakukan penggantian merek jika terdapat merek lain yang menawarkan produk dengan kualitas yang mendekati Aqua tetapi dengan harga yang lebih rendah. Meskipun konsumen menunjukkan bahwa mereka memiliki anggapan kualitas yang baik terhadap Aqua, hal tersebut tidak mereka tunjukkan melalui bentuk loyalitas lainnya yaitu keinginan untuk merekomendasikan merek tersebut ke orang lain.
Kelompok terakhir adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok konsumen yang loyal. Melalui tingkat pembelian yang mereka lakukan ditunjukkan bahwa mereka selalu membeli merek yang sama yaitu Aqua. Jumlah produk yang dibeli dalam satu bulannya lebih dari 9 liter. Konsumen yang menyatakan dirinya tidak pernah membeli merek lain selain Aqua ini menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang rentan terhadap perubahan harga. Melalui pernyataan ini pula dapat diasumsikan bahwa konsumen kelompok loyal ini merupakan orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan merek Aqua sejak lama. Sebagai kelompok yang loyal, konsumen kelompok ini menunjukkan loyalitas mereka dengan seringnya anggota merekomendasikan penggunaan Aqua. Jumlah konsumen dalam kelompok yang merekomendasikan Aqua bervariasi dari yang hanya kadang-kadang merekomendasikan hingga sering melakukannya.
Melalui penyebaran kelompok loyalitas dapat dilihat bahwa kelompok loyal yang sangat diinginkan oleh merek ini hanya merupakan bagian terkecil dari keseluruhan konsumen pengguna Aqua dengan jumlahnya sebesar 19 %. Sebaliknya, lebih dari setengah yaitu sebesar 54 % konsumen Aqua termasuk kedalam kelompok yang tidak loyal dan suka berpindah-pindah merek. Sisanya yaitu sebesar 27 % merupakan konsumen Aqua yang selalu menggunakan merek Aqua, tetapi diselingi dengan penggunaan merek lainnya. Dalam kelompok tidak loyal, konsumen yang puas hanya 57,4 persen, kelompok loyalitas terbagi 77,8 persen, dan kelompok loyal 94,7 persen. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan konsumen semakin besar untuk tiap kelompok loyalitas, atau dapat ditunjukkan bahwa jumlah konsumen yang merasa puas paling banyak berada pada kelompok loyal.
Melalui analisis structural equation modelling (SEM) dapat diketahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen dan kemudian kepuasan konsumen terhadap loyalitasnya. Pengaruh dimensi kualitas terhadap kepuasan adalah 1,29 ; sedangkan besarnya pengaruh yang diberikan oleh kepuasan terhadap loyalitas hanya 0,52. Nilai pengaruh kualitas-kepuasan dua kali lebih besar dibandingkan nilai pengaruh kepuasan-loyalitas. Menggunakan nilai yang ditunjukkan, dapat digambarkan bahwa konsumen merek Aqua memang menunjukkan bahwa mereka merasa puas terhadap kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Banyak dari konsumen yang menyatakan bahwa mereka merasa puas terhadap merek, kemudian juga menggunakan merek lain, atau hanya membeli dalam jumlah sedikit, atau tidak pernah merekomendasikan penggunaan merek Aqua. Hasil analisis ini menggambarkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang seperti diketahui bahwa mereka tidak peduli dengan terjadinya penggantian merek saat transaksi pembelian. Meskipun konsumen ini menyadari bahwa kualitas Aqua lebih memuaskan dibandingkan dengan merek lain, ketika penjual menyodorkan merek lain mereka dapat menerima penggantian merek.
Atribut yang dianggap paling mempengaruhi anggapan terhadap kualitas produk adalah reputasi merek dengan nilai sebesar 1,00 kemudian adalah harga dengan nilai faktor muatannya adalah 0,84. Atribut keamanan produk dengan faktor muatan 0,84 adalah faktor yang berpengaruh selanjutnya, kemudian kemasan 0,49, rasa air sebesar 0,40, nilai kejernihan air sebesar 0,23, dan nilai kontribusi terhadap kesehatan sebesar 0,56 dengan arah negatif. Atribut yang dianggap paling mempengaruhi loyalitas jumlah pembelian dengan nilai 2,11 kemudian adalah variasi merek yang dibeli 1,17, tingkat pembelian, rekomendasi dan terakhir adalah kemungkinan beralih merek. Nilai relatif faktor muatan untuk atribut jumlah pembelian jauh lebih besar dibandingkan atribut lainnya.
Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja kualitas dengan kepuasan konsumen dan kepuasan konsumen dengan loyalitasnya. Model kualitas produk - kepuasan - loyalitas menunjukkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang puas terhadap kualitas produk tetapi hanya sedikit yang menjadi loyal. Konsumen Aqua dapat dibagi kedalam tiga kelompok loyalitas yaitu konsumen yang tidak loyal, konsumen yang loyalitasnya terbagi dan konsumen yang loyal. Atribut penggantian merek dan rekomendasi tidak sepenuhnya memenuhi pola yang seharusnya terbentuk. Pada atribut penggantian merek, konsumen loyal berpendapat bahwa jika terjadi kenaikan harga mereka lebih memilih untuk langsung berganti merek. Atribut loyalitas lain yang tidak menunjukkan pola adalah konsumen dengan loyalitas terbagi yang tidak pernah merekomendasikan. Terakhir, faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas adalah jumlah pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan - loyalitas konsumen AMDK tersebut dapat lebih sempurna.
• PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan -konsumen tersebut dapat lebih sempurna.
Namun sebagai air mineral yang cukup berpengalaman dan berkualitas aqua cukup dapat bisa di akui lebih banyak konsumen yang menyukai produk aqua dari pada produk air mineral lain yang ada. Dan pengaruh harga yang lebih tinggi ketimbang produk air mineral lain , tidak menjadi masalah karena aqua lebih terjamin dari semua segi . seperti mutu.kualitas dan kemurnian yang selalu terjaga
• DAFTAR PUSTAKA
OMY FADHILAH YUSUF. 2007. Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek Aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas. Di bawah bimbingan E. GUMBIRA-SA'ID dan KIRBRANDOKO.
Boyd Dan Walker. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.
Durianto, Darmadi dkk. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cravens, David W. Dan Piercy, Nigel F. 2006. Strategic Marketing. Eighth
Edition.New York: McGrawhill International Edition.
Isdiantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta :BPFE Yogyakarta.
Koentjaraningrat, 1983. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta :Gramedia.
Kotler Dan Armstrong.2001.Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Sembilan, Jilid
Ke-1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kotler, Philip. 2002.Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Jilid Ke-2.
Jakarta Prenhallindo.
Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum
Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang
Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan
Metodologi. Yogyakarta: LP3ES
Rangkuty, Fredy. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Schifman, Leon. G.2004. Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Indeks Gramedia
Group.
Sumarwan, Ujang.2003.Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Sutandang, Kusnadi.2005. Periklanan Manajemen, kiat dan strategi. Jakarta :
Nuansa.
www.Republika.co.id
Yuehong Yuan, Jonathan P. Caulkins and Stpehen Roehrig H.J. 1998.
Advertising Comparative. European Journal of Marketing, Vol. 32 No.
7/8, pp. 677-687, © MCB University Press, 0309-0566
NAMA : ALMAREZA.SAPUTRO
KELAS : 3 EA 11
NPM : 10208095
TUGAS : PERILAKU KONSUMEN
• PENDAHULUAN
Air pegunungan yang sangat segar dengan proses pemurnian air tanpa menghilangkan kandungan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yaitu air Aqua. Saya merasakan kalau air minum di rumah saya agaknya kurang menyegarkan karena berbau amis dan kurang menyehatkan. Ibu saya terkena sakit jantung dan seorang dokter menyarankan untuk mengkonsumsi air minum aqua entah apa alasannya yang pasti karena air aqua mengandung mineral cukup tinggi beda dengan air yang direbus, mieneral yang didalam air hampir hilang dan tidak mengadung vitamin didalamnya. Air minum aqua sangat banyak mengadung air mineral dan berguna bagi tubuh kita dan bisa menjaga dari berbagai penyakit. Diambil dari pegunungan yang masih murni dan belum terjamah oleh limbah kotor yang banyak terjadi dikota kota besar seperti Jakarta, tidak ada lagi air bersih di Jakarta, butuh kedalaman yang cukup untuk mendapatkan air bersih
Maka itu konsumen lebih menyukai aqua
Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat
penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan
pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat
dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya
mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih
efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terusmenerus
oleh setiap perusahaan. Merekmerek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi
terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga
canggih mengolah sisi - sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi
karena ada brand building activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi,
tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.
Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari
janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek akan mempunyai
reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke
waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik,
tentu suatu merek harus terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh di atas merek-merek yang lain. Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut. Sebagai salah satu produsen air minum terbesar dan pertama di Indonesia, tentu Aqua tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen
organisasi agar para pengguna air minum masih tetap setia untuk selalu mengkonsumsi air minum Aqua. Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja diraih, tetapi memerlukan proses panjang untuk
meyakinkan bahwa Aqua merupakan air minum terbaik. Membangun kepercayaan konsumen
telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh PT Tirta Investama untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen. Inovasi tersebut berupa selalu melakukan pengembangan dan diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danome untuk memperkuat pasar.
• PEMBAHASAN
Bisnis air minum dalam kemasan atau yang umum dikenal dengan AMDK semakin berkembang, ditunjukkan dengan semakin besarnya pasar industri AMDK itu sendiri. Merek Aqua dapat menguasai pasar hingga saat ini karena merupakan merek pionir untuk air dalam kemasan di Indonesia. Nilai merek (brand value) dari Aqua berada di posisi pertama sebagai merek yang diakui kualitasnya oleh konsumen.
Posisi merek Aqua sebagai top of mind kategori produk AMDK menyebabkan merek tersebut terjebak menjadi merek yang generik. Kondisi tersebut menyebabkan konsumen mengidentikkan merek Aqua sebagai kategori produk AMDK dan tidak terlalu peduli dengan merek yang mereka terima saat melakukan pembelian. Kepuasan konsumen telah dicapai oleh Aqua, akan tetapi dalam pemasaran tidak berhenti begitu konsumen merasa puas. Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk membuat konsumen setia (consumer loyalty) pada merek yang dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut belum terlihat pada Aqua.
Konsumen Aqua umumnya tidak mempertanyakan brand switching pada aktivitas pembelian mereka, yang berarti loyalitas konsumen sangat rendah. Meskipun konsumen menunjukkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk, sikap yang ditunjukkan konsumen dalam pembelian merek kategori AMDK adalah sebaliknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah loyalitas konsumen dan bagaimana bentuk hubungan antara kepuasan (Consumer Satisfaction) dengan loyalitas konsumen (Consumer Loyalty) serta bagaimana kepuasan dan loyalitas akan saling mempengaruhi. Dengan adanya gambaran mengenai loyalitas konsumen maka dapat dipertimbangkan kemungkinan mereka untuk beralih kemerek lain.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis perilaku (behaviour) loyalitas konsumen merek Aqua sebenarnya dibandingkan dengan sikap (attitude) yang mereka tunjukkan terhadap kinerja kualitas produk, kemudian mengelompokkan loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen AMDK dan terakhir menganalisis pengaruh kinerja kualitas AMDK merek Aqua terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November 2006 yang mengambil lokasi di wilayah kota Bogor. Responden adalah konsumen AMDK, baik pria atau wanita berusia diantara 18 hingga 55 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah mengkonsumsi merek Aqua. Responden yang diambil sebanyak 100 orang yang ditentukan berdasarkan rule of thumb pengambilan sampel structural equation modelling (SEM). Penentuan lokasi penelitian dari setiap wilayah tersebut dilakukan secara simple random. Responden kemudian dipilih dari konsumen yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (judgemental sampling).
Pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan konsumen sebenarnya, analisis cluster untuk mengelompokkan loyalitas konsumen, dan terakhir analisis structural equation modelling (SEM) untuk mengkaji besarnya pengaruh kinerja kualitas terhadap kepuasan dan kepuasan terhadap loyalitas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa profil demografi responden usia konsumen AMDK terbesar berada pada kisaran usia 25 hingga 34 tahun yaitu 39 % dari keseluruhan responden ; Jumlah konsumen wanita 54 % dan pria 46 % ; Tingkat pendidikan adalah sarjana strata 1 (S1) yaitu 50 persen, SMA 20 % dan akademi 15 % ; Pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pegawai swasta 33 %, pelajar / mahasiswa 27 %, dan wiraswasta 14 % ; Pendapatan Rp. 1 - 4 juta 46 % dan yang kurang dari Rp. 1 juta 45 %.
Aktivitas penggunaan (usage) yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku konsumsi konsumen AMDK. Konsumen yang menggunakan Aqua sebagai merek yang terakhir dibeli sebanyak 62 %. Tempat pembelian yang paling banyak dikunjungi oleh konsumen AMDK adalah warung dengan jumlah sebesar 44 %. Umumnya konsumen hanya melakukan pembelian dalam jumlah kecil yaitu 0,25 hingga 1 liter, sebanyak 29 %. Meskipun Aqua merupakan merek terakhir yang terbanyak digunakan oleh konsumen AMDK, ternyata sebagian besar konsumen tidak hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulannya. Konsumen yang hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulan terakhir penggunaan AMDKnya 31 %, dan sisanya 69 % adalah konsumen yang tidak. Merek 2Tang adalah merek lain yang paling banyak digunakan atau dipilih konsumen dengan jumlahnya mencapai 43 %, kemudian Ades 29 %, Vit 20 %, dan Prima 18 %.
Untuk pemilihan AMDK terdapat beberapa alasan yang umumnya muncul dari konsumen faktor kebiasaan merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan oleh konsumen yaitu 39 %, berikutnya adalah karena mereka sudah percaya dengan merek tersebut 21 %, tidak punya alasan tertentu sebanyak 16 %, dan sisanya adalah konsumen yang beralasan bahwa yang tersedia hanya merek tertentu 15 % persen, harga murah 7 %, dan bentuk kemasan menarik 7 %.
Menggunakan analisis cluster 100 responden pengguna AMDK dikelompokkan kedalam tiga kelompok konsumen berdasarkan kedekatannya dalam atribut loyalitas. Kelompok ini dibagi berdasarkan pendapat dari Dowling dan Uncles (1997) yang menyatakan bahwa loyalitas konsumen dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1). Loyal (undivided loyalty), 2). Loyalitas terbagi (Poligamous Loyalty), dan 3). Tidak loyal (brand indifference atau switcher). Berdasarkan analisis menggunakan K - Means Cluster, responden dikelompokkan menjadi tiga.
Kelompok pertama adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap tidak setia (brand indifference atau switcher). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang hanya kadang-kadang melakukan pembelian Aquanya dengan jumlah pembelian sangat sedikit yaitu berkisar antara 0,25 hingga 1 liter. Dalam aktivitas pembeliannya konsumen selalu berganti-ganti merek. Meskipun konsumen dalam kelompok ini menganggap bahwa kualitas adalah sesuatu yang penting, anggapan kualitas mereka tidak setinggi yang dimiliki oleh kelompok loyalitas lainnya atau selalu berubah bentuknya tergantung kondisi lingkungan mereka pada saat itu. Perubahan anggapan kualitas dapat saja dipengaruhi oleh faktor kampanye produk lain yang memberikan klaim kualitas tertentu. Ketidakkonsistenan anggapan kualitas konsumen tersebut dapat dilihat dari seringnya kelompok ini melakukan pergantian merek. Meskipun konsumen ini adalah konsumen yang tidak loyal, sebagian besar dari mereka kadang-kadang merekomendasikan penggunaan Aqua.
Kelompok kedua adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap memiliki kesetiaan terbagi (polygamous loyalty). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang sering membeli Aqua dengan jumlah pembelian yang besar yaitu di atas 9 liter perbulannya. Dalam aktivitas pembeliannya, konsumen kelompok ini selalu menggunakan Aqua dengan diselingi dengan menggunakan merek-merek lain sesekali. Sama seperti kelompok pertama, kelompok ini juga menganggap bahwa mereka akan melakukan penggantian merek jika terdapat merek lain yang menawarkan produk dengan kualitas yang mendekati Aqua tetapi dengan harga yang lebih rendah. Meskipun konsumen menunjukkan bahwa mereka memiliki anggapan kualitas yang baik terhadap Aqua, hal tersebut tidak mereka tunjukkan melalui bentuk loyalitas lainnya yaitu keinginan untuk merekomendasikan merek tersebut ke orang lain.
Kelompok terakhir adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok konsumen yang loyal. Melalui tingkat pembelian yang mereka lakukan ditunjukkan bahwa mereka selalu membeli merek yang sama yaitu Aqua. Jumlah produk yang dibeli dalam satu bulannya lebih dari 9 liter. Konsumen yang menyatakan dirinya tidak pernah membeli merek lain selain Aqua ini menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang rentan terhadap perubahan harga. Melalui pernyataan ini pula dapat diasumsikan bahwa konsumen kelompok loyal ini merupakan orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan merek Aqua sejak lama. Sebagai kelompok yang loyal, konsumen kelompok ini menunjukkan loyalitas mereka dengan seringnya anggota merekomendasikan penggunaan Aqua. Jumlah konsumen dalam kelompok yang merekomendasikan Aqua bervariasi dari yang hanya kadang-kadang merekomendasikan hingga sering melakukannya.
Melalui penyebaran kelompok loyalitas dapat dilihat bahwa kelompok loyal yang sangat diinginkan oleh merek ini hanya merupakan bagian terkecil dari keseluruhan konsumen pengguna Aqua dengan jumlahnya sebesar 19 %. Sebaliknya, lebih dari setengah yaitu sebesar 54 % konsumen Aqua termasuk kedalam kelompok yang tidak loyal dan suka berpindah-pindah merek. Sisanya yaitu sebesar 27 % merupakan konsumen Aqua yang selalu menggunakan merek Aqua, tetapi diselingi dengan penggunaan merek lainnya. Dalam kelompok tidak loyal, konsumen yang puas hanya 57,4 persen, kelompok loyalitas terbagi 77,8 persen, dan kelompok loyal 94,7 persen. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan konsumen semakin besar untuk tiap kelompok loyalitas, atau dapat ditunjukkan bahwa jumlah konsumen yang merasa puas paling banyak berada pada kelompok loyal.
Melalui analisis structural equation modelling (SEM) dapat diketahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen dan kemudian kepuasan konsumen terhadap loyalitasnya. Pengaruh dimensi kualitas terhadap kepuasan adalah 1,29 ; sedangkan besarnya pengaruh yang diberikan oleh kepuasan terhadap loyalitas hanya 0,52. Nilai pengaruh kualitas-kepuasan dua kali lebih besar dibandingkan nilai pengaruh kepuasan-loyalitas. Menggunakan nilai yang ditunjukkan, dapat digambarkan bahwa konsumen merek Aqua memang menunjukkan bahwa mereka merasa puas terhadap kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Banyak dari konsumen yang menyatakan bahwa mereka merasa puas terhadap merek, kemudian juga menggunakan merek lain, atau hanya membeli dalam jumlah sedikit, atau tidak pernah merekomendasikan penggunaan merek Aqua. Hasil analisis ini menggambarkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang seperti diketahui bahwa mereka tidak peduli dengan terjadinya penggantian merek saat transaksi pembelian. Meskipun konsumen ini menyadari bahwa kualitas Aqua lebih memuaskan dibandingkan dengan merek lain, ketika penjual menyodorkan merek lain mereka dapat menerima penggantian merek.
Atribut yang dianggap paling mempengaruhi anggapan terhadap kualitas produk adalah reputasi merek dengan nilai sebesar 1,00 kemudian adalah harga dengan nilai faktor muatannya adalah 0,84. Atribut keamanan produk dengan faktor muatan 0,84 adalah faktor yang berpengaruh selanjutnya, kemudian kemasan 0,49, rasa air sebesar 0,40, nilai kejernihan air sebesar 0,23, dan nilai kontribusi terhadap kesehatan sebesar 0,56 dengan arah negatif. Atribut yang dianggap paling mempengaruhi loyalitas jumlah pembelian dengan nilai 2,11 kemudian adalah variasi merek yang dibeli 1,17, tingkat pembelian, rekomendasi dan terakhir adalah kemungkinan beralih merek. Nilai relatif faktor muatan untuk atribut jumlah pembelian jauh lebih besar dibandingkan atribut lainnya.
Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja kualitas dengan kepuasan konsumen dan kepuasan konsumen dengan loyalitasnya. Model kualitas produk - kepuasan - loyalitas menunjukkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang puas terhadap kualitas produk tetapi hanya sedikit yang menjadi loyal. Konsumen Aqua dapat dibagi kedalam tiga kelompok loyalitas yaitu konsumen yang tidak loyal, konsumen yang loyalitasnya terbagi dan konsumen yang loyal. Atribut penggantian merek dan rekomendasi tidak sepenuhnya memenuhi pola yang seharusnya terbentuk. Pada atribut penggantian merek, konsumen loyal berpendapat bahwa jika terjadi kenaikan harga mereka lebih memilih untuk langsung berganti merek. Atribut loyalitas lain yang tidak menunjukkan pola adalah konsumen dengan loyalitas terbagi yang tidak pernah merekomendasikan. Terakhir, faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas adalah jumlah pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan - loyalitas konsumen AMDK tersebut dapat lebih sempurna.
• PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan -konsumen tersebut dapat lebih sempurna.
Namun sebagai air mineral yang cukup berpengalaman dan berkualitas aqua cukup dapat bisa di akui lebih banyak konsumen yang menyukai produk aqua dari pada produk air mineral lain yang ada. Dan pengaruh harga yang lebih tinggi ketimbang produk air mineral lain , tidak menjadi masalah karena aqua lebih terjamin dari semua segi . seperti mutu.kualitas dan kemurnian yang selalu terjaga
• DAFTAR PUSTAKA
OMY FADHILAH YUSUF. 2007. Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek Aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas. Di bawah bimbingan E. GUMBIRA-SA'ID dan KIRBRANDOKO.
Boyd Dan Walker. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.
Durianto, Darmadi dkk. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cravens, David W. Dan Piercy, Nigel F. 2006. Strategic Marketing. Eighth
Edition.New York: McGrawhill International Edition.
Isdiantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta :BPFE Yogyakarta.
Koentjaraningrat, 1983. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta :Gramedia.
Kotler Dan Armstrong.2001.Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Sembilan, Jilid
Ke-1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kotler, Philip. 2002.Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Jilid Ke-2.
Jakarta Prenhallindo.
Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum
Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang
Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan
Metodologi. Yogyakarta: LP3ES
Rangkuty, Fredy. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Schifman, Leon. G.2004. Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Indeks Gramedia
Group.
Sumarwan, Ujang.2003.Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Sutandang, Kusnadi.2005. Periklanan Manajemen, kiat dan strategi. Jakarta :
Nuansa.
www.Republika.co.id
Yuehong Yuan, Jonathan P. Caulkins and Stpehen Roehrig H.J. 1998.
Advertising Comparative. European Journal of Marketing, Vol. 32 No.
7/8, pp. 677-687, © MCB University Press, 0309-0566
KONSUMEN LEBIN MENYUKAI PRODUK AIR MINERAL AQUA
NAMA : ALMAREZA.SAPUTRO
KELAS : 3 EA 11
NPM : 10208095
TUGAS : PERILAKU KONSUMEN
• PENDAHULUAN
Air pegunungan yang sangat segar dengan proses pemurnian air tanpa menghilangkan kandungan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yaitu air Aqua. Saya merasakan kalau air minum di rumah saya agaknya kurang menyegarkan karena berbau amis dan kurang menyehatkan. Ibu saya terkena sakit jantung dan seorang dokter menyarankan untuk mengkonsumsi air minum aqua entah apa alasannya yang pasti karena air aqua mengandung mineral cukup tinggi beda dengan air yang direbus, mieneral yang didalam air hampir hilang dan tidak mengadung vitamin didalamnya. Air minum aqua sangat banyak mengadung air mineral dan berguna bagi tubuh kita dan bisa menjaga dari berbagai penyakit. Diambil dari pegunungan yang masih murni dan belum terjamah oleh limbah kotor yang banyak terjadi dikota kota besar seperti Jakarta, tidak ada lagi air bersih di Jakarta, butuh kedalaman yang cukup untuk mendapatkan air bersih
Maka itu konsumen lebih menyukai aqua
Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat
penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan
pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat
dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya
mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih
efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terusmenerus
oleh setiap perusahaan. Merekmerek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi
terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga
canggih mengolah sisi - sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi
karena ada brand building activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi,
tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.
Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari
janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek akan mempunyai
reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke
waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik,
tentu suatu merek harus terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh di atas merek-merek yang lain. Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut. Sebagai salah satu produsen air minum terbesar dan pertama di Indonesia, tentu Aqua tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen
organisasi agar para pengguna air minum masih tetap setia untuk selalu mengkonsumsi air minum Aqua. Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja diraih, tetapi memerlukan proses panjang untuk
meyakinkan bahwa Aqua merupakan air minum terbaik. Membangun kepercayaan konsumen
telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh PT Tirta Investama untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen. Inovasi tersebut berupa selalu melakukan pengembangan dan diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danome untuk memperkuat pasar.
• PEMBAHASAN
Bisnis air minum dalam kemasan atau yang umum dikenal dengan AMDK semakin berkembang, ditunjukkan dengan semakin besarnya pasar industri AMDK itu sendiri. Merek Aqua dapat menguasai pasar hingga saat ini karena merupakan merek pionir untuk air dalam kemasan di Indonesia. Nilai merek (brand value) dari Aqua berada di posisi pertama sebagai merek yang diakui kualitasnya oleh konsumen.
Posisi merek Aqua sebagai top of mind kategori produk AMDK menyebabkan merek tersebut terjebak menjadi merek yang generik. Kondisi tersebut menyebabkan konsumen mengidentikkan merek Aqua sebagai kategori produk AMDK dan tidak terlalu peduli dengan merek yang mereka terima saat melakukan pembelian. Kepuasan konsumen telah dicapai oleh Aqua, akan tetapi dalam pemasaran tidak berhenti begitu konsumen merasa puas. Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk membuat konsumen setia (consumer loyalty) pada merek yang dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut belum terlihat pada Aqua.
Konsumen Aqua umumnya tidak mempertanyakan brand switching pada aktivitas pembelian mereka, yang berarti loyalitas konsumen sangat rendah. Meskipun konsumen menunjukkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk, sikap yang ditunjukkan konsumen dalam pembelian merek kategori AMDK adalah sebaliknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah loyalitas konsumen dan bagaimana bentuk hubungan antara kepuasan (Consumer Satisfaction) dengan loyalitas konsumen (Consumer Loyalty) serta bagaimana kepuasan dan loyalitas akan saling mempengaruhi. Dengan adanya gambaran mengenai loyalitas konsumen maka dapat dipertimbangkan kemungkinan mereka untuk beralih kemerek lain.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis perilaku (behaviour) loyalitas konsumen merek Aqua sebenarnya dibandingkan dengan sikap (attitude) yang mereka tunjukkan terhadap kinerja kualitas produk, kemudian mengelompokkan loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen AMDK dan terakhir menganalisis pengaruh kinerja kualitas AMDK merek Aqua terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November 2006 yang mengambil lokasi di wilayah kota Bogor. Responden adalah konsumen AMDK, baik pria atau wanita berusia diantara 18 hingga 55 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah mengkonsumsi merek Aqua. Responden yang diambil sebanyak 100 orang yang ditentukan berdasarkan rule of thumb pengambilan sampel structural equation modelling (SEM). Penentuan lokasi penelitian dari setiap wilayah tersebut dilakukan secara simple random. Responden kemudian dipilih dari konsumen yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (judgemental sampling).
Pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan konsumen sebenarnya, analisis cluster untuk mengelompokkan loyalitas konsumen, dan terakhir analisis structural equation modelling (SEM) untuk mengkaji besarnya pengaruh kinerja kualitas terhadap kepuasan dan kepuasan terhadap loyalitas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa profil demografi responden usia konsumen AMDK terbesar berada pada kisaran usia 25 hingga 34 tahun yaitu 39 % dari keseluruhan responden ; Jumlah konsumen wanita 54 % dan pria 46 % ; Tingkat pendidikan adalah sarjana strata 1 (S1) yaitu 50 persen, SMA 20 % dan akademi 15 % ; Pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pegawai swasta 33 %, pelajar / mahasiswa 27 %, dan wiraswasta 14 % ; Pendapatan Rp. 1 - 4 juta 46 % dan yang kurang dari Rp. 1 juta 45 %.
Aktivitas penggunaan (usage) yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku konsumsi konsumen AMDK. Konsumen yang menggunakan Aqua sebagai merek yang terakhir dibeli sebanyak 62 %. Tempat pembelian yang paling banyak dikunjungi oleh konsumen AMDK adalah warung dengan jumlah sebesar 44 %. Umumnya konsumen hanya melakukan pembelian dalam jumlah kecil yaitu 0,25 hingga 1 liter, sebanyak 29 %. Meskipun Aqua merupakan merek terakhir yang terbanyak digunakan oleh konsumen AMDK, ternyata sebagian besar konsumen tidak hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulannya. Konsumen yang hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulan terakhir penggunaan AMDKnya 31 %, dan sisanya 69 % adalah konsumen yang tidak. Merek 2Tang adalah merek lain yang paling banyak digunakan atau dipilih konsumen dengan jumlahnya mencapai 43 %, kemudian Ades 29 %, Vit 20 %, dan Prima 18 %.
Untuk pemilihan AMDK terdapat beberapa alasan yang umumnya muncul dari konsumen faktor kebiasaan merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan oleh konsumen yaitu 39 %, berikutnya adalah karena mereka sudah percaya dengan merek tersebut 21 %, tidak punya alasan tertentu sebanyak 16 %, dan sisanya adalah konsumen yang beralasan bahwa yang tersedia hanya merek tertentu 15 % persen, harga murah 7 %, dan bentuk kemasan menarik 7 %.
Menggunakan analisis cluster 100 responden pengguna AMDK dikelompokkan kedalam tiga kelompok konsumen berdasarkan kedekatannya dalam atribut loyalitas. Kelompok ini dibagi berdasarkan pendapat dari Dowling dan Uncles (1997) yang menyatakan bahwa loyalitas konsumen dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1). Loyal (undivided loyalty), 2). Loyalitas terbagi (Poligamous Loyalty), dan 3). Tidak loyal (brand indifference atau switcher). Berdasarkan analisis menggunakan K - Means Cluster, responden dikelompokkan menjadi tiga.
Kelompok pertama adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap tidak setia (brand indifference atau switcher). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang hanya kadang-kadang melakukan pembelian Aquanya dengan jumlah pembelian sangat sedikit yaitu berkisar antara 0,25 hingga 1 liter. Dalam aktivitas pembeliannya konsumen selalu berganti-ganti merek. Meskipun konsumen dalam kelompok ini menganggap bahwa kualitas adalah sesuatu yang penting, anggapan kualitas mereka tidak setinggi yang dimiliki oleh kelompok loyalitas lainnya atau selalu berubah bentuknya tergantung kondisi lingkungan mereka pada saat itu. Perubahan anggapan kualitas dapat saja dipengaruhi oleh faktor kampanye produk lain yang memberikan klaim kualitas tertentu. Ketidakkonsistenan anggapan kualitas konsumen tersebut dapat dilihat dari seringnya kelompok ini melakukan pergantian merek. Meskipun konsumen ini adalah konsumen yang tidak loyal, sebagian besar dari mereka kadang-kadang merekomendasikan penggunaan Aqua.
Kelompok kedua adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap memiliki kesetiaan terbagi (polygamous loyalty). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang sering membeli Aqua dengan jumlah pembelian yang besar yaitu di atas 9 liter perbulannya. Dalam aktivitas pembeliannya, konsumen kelompok ini selalu menggunakan Aqua dengan diselingi dengan menggunakan merek-merek lain sesekali. Sama seperti kelompok pertama, kelompok ini juga menganggap bahwa mereka akan melakukan penggantian merek jika terdapat merek lain yang menawarkan produk dengan kualitas yang mendekati Aqua tetapi dengan harga yang lebih rendah. Meskipun konsumen menunjukkan bahwa mereka memiliki anggapan kualitas yang baik terhadap Aqua, hal tersebut tidak mereka tunjukkan melalui bentuk loyalitas lainnya yaitu keinginan untuk merekomendasikan merek tersebut ke orang lain.
Kelompok terakhir adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok konsumen yang loyal. Melalui tingkat pembelian yang mereka lakukan ditunjukkan bahwa mereka selalu membeli merek yang sama yaitu Aqua. Jumlah produk yang dibeli dalam satu bulannya lebih dari 9 liter. Konsumen yang menyatakan dirinya tidak pernah membeli merek lain selain Aqua ini menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang rentan terhadap perubahan harga. Melalui pernyataan ini pula dapat diasumsikan bahwa konsumen kelompok loyal ini merupakan orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan merek Aqua sejak lama. Sebagai kelompok yang loyal, konsumen kelompok ini menunjukkan loyalitas mereka dengan seringnya anggota merekomendasikan penggunaan Aqua. Jumlah konsumen dalam kelompok yang merekomendasikan Aqua bervariasi dari yang hanya kadang-kadang merekomendasikan hingga sering melakukannya.
Melalui penyebaran kelompok loyalitas dapat dilihat bahwa kelompok loyal yang sangat diinginkan oleh merek ini hanya merupakan bagian terkecil dari keseluruhan konsumen pengguna Aqua dengan jumlahnya sebesar 19 %. Sebaliknya, lebih dari setengah yaitu sebesar 54 % konsumen Aqua termasuk kedalam kelompok yang tidak loyal dan suka berpindah-pindah merek. Sisanya yaitu sebesar 27 % merupakan konsumen Aqua yang selalu menggunakan merek Aqua, tetapi diselingi dengan penggunaan merek lainnya. Dalam kelompok tidak loyal, konsumen yang puas hanya 57,4 persen, kelompok loyalitas terbagi 77,8 persen, dan kelompok loyal 94,7 persen. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan konsumen semakin besar untuk tiap kelompok loyalitas, atau dapat ditunjukkan bahwa jumlah konsumen yang merasa puas paling banyak berada pada kelompok loyal.
Melalui analisis structural equation modelling (SEM) dapat diketahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen dan kemudian kepuasan konsumen terhadap loyalitasnya. Pengaruh dimensi kualitas terhadap kepuasan adalah 1,29 ; sedangkan besarnya pengaruh yang diberikan oleh kepuasan terhadap loyalitas hanya 0,52. Nilai pengaruh kualitas-kepuasan dua kali lebih besar dibandingkan nilai pengaruh kepuasan-loyalitas. Menggunakan nilai yang ditunjukkan, dapat digambarkan bahwa konsumen merek Aqua memang menunjukkan bahwa mereka merasa puas terhadap kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Banyak dari konsumen yang menyatakan bahwa mereka merasa puas terhadap merek, kemudian juga menggunakan merek lain, atau hanya membeli dalam jumlah sedikit, atau tidak pernah merekomendasikan penggunaan merek Aqua. Hasil analisis ini menggambarkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang seperti diketahui bahwa mereka tidak peduli dengan terjadinya penggantian merek saat transaksi pembelian. Meskipun konsumen ini menyadari bahwa kualitas Aqua lebih memuaskan dibandingkan dengan merek lain, ketika penjual menyodorkan merek lain mereka dapat menerima penggantian merek.
Atribut yang dianggap paling mempengaruhi anggapan terhadap kualitas produk adalah reputasi merek dengan nilai sebesar 1,00 kemudian adalah harga dengan nilai faktor muatannya adalah 0,84. Atribut keamanan produk dengan faktor muatan 0,84 adalah faktor yang berpengaruh selanjutnya, kemudian kemasan 0,49, rasa air sebesar 0,40, nilai kejernihan air sebesar 0,23, dan nilai kontribusi terhadap kesehatan sebesar 0,56 dengan arah negatif. Atribut yang dianggap paling mempengaruhi loyalitas jumlah pembelian dengan nilai 2,11 kemudian adalah variasi merek yang dibeli 1,17, tingkat pembelian, rekomendasi dan terakhir adalah kemungkinan beralih merek. Nilai relatif faktor muatan untuk atribut jumlah pembelian jauh lebih besar dibandingkan atribut lainnya.
Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja kualitas dengan kepuasan konsumen dan kepuasan konsumen dengan loyalitasnya. Model kualitas produk - kepuasan - loyalitas menunjukkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang puas terhadap kualitas produk tetapi hanya sedikit yang menjadi loyal. Konsumen Aqua dapat dibagi kedalam tiga kelompok loyalitas yaitu konsumen yang tidak loyal, konsumen yang loyalitasnya terbagi dan konsumen yang loyal. Atribut penggantian merek dan rekomendasi tidak sepenuhnya memenuhi pola yang seharusnya terbentuk. Pada atribut penggantian merek, konsumen loyal berpendapat bahwa jika terjadi kenaikan harga mereka lebih memilih untuk langsung berganti merek. Atribut loyalitas lain yang tidak menunjukkan pola adalah konsumen dengan loyalitas terbagi yang tidak pernah merekomendasikan. Terakhir, faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas adalah jumlah pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan - loyalitas konsumen AMDK tersebut dapat lebih sempurna.
• PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan -konsumen tersebut dapat lebih sempurna.
Namun sebagai air mineral yang cukup berpengalaman dan berkualitas aqua cukup dapat bisa di akui lebih banyak konsumen yang menyukai produk aqua dari pada produk air mineral lain yang ada. Dan pengaruh harga yang lebih tinggi ketimbang produk air mineral lain , tidak menjadi masalah karena aqua lebih terjamin dari semua segi . seperti mutu.kualitas dan kemurnian yang selalu terjaga
• DAFTAR PUSTAKA
OMY FADHILAH YUSUF. 2007. Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek Aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas. Di bawah bimbingan E. GUMBIRA-SA'ID dan KIRBRANDOKO.
Boyd Dan Walker. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.
Durianto, Darmadi dkk. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cravens, David W. Dan Piercy, Nigel F. 2006. Strategic Marketing. Eighth
Edition.New York: McGrawhill International Edition.
Isdiantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta :BPFE Yogyakarta.
Koentjaraningrat, 1983. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta :Gramedia.
Kotler Dan Armstrong.2001.Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Sembilan, Jilid
Ke-1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kotler, Philip. 2002.Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Jilid Ke-2.
Jakarta Prenhallindo.
Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum
Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang
Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan
Metodologi. Yogyakarta: LP3ES
Rangkuty, Fredy. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Schifman, Leon. G.2004. Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Indeks Gramedia
Group.
Sumarwan, Ujang.2003.Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Sutandang, Kusnadi.2005. Periklanan Manajemen, kiat dan strategi. Jakarta :
Nuansa.
www.Republika.co.id
Yuehong Yuan, Jonathan P. Caulkins and Stpehen Roehrig H.J. 1998.
Advertising Comparative. European Journal of Marketing, Vol. 32 No.
7/8, pp. 677-687, © MCB University Press, 0309-0566
NAMA : ALMAREZA.SAPUTRO
KELAS : 3 EA 11
NPM : 10208095
TUGAS : PERILAKU KONSUMEN
• PENDAHULUAN
Air pegunungan yang sangat segar dengan proses pemurnian air tanpa menghilangkan kandungan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yaitu air Aqua. Saya merasakan kalau air minum di rumah saya agaknya kurang menyegarkan karena berbau amis dan kurang menyehatkan. Ibu saya terkena sakit jantung dan seorang dokter menyarankan untuk mengkonsumsi air minum aqua entah apa alasannya yang pasti karena air aqua mengandung mineral cukup tinggi beda dengan air yang direbus, mieneral yang didalam air hampir hilang dan tidak mengadung vitamin didalamnya. Air minum aqua sangat banyak mengadung air mineral dan berguna bagi tubuh kita dan bisa menjaga dari berbagai penyakit. Diambil dari pegunungan yang masih murni dan belum terjamah oleh limbah kotor yang banyak terjadi dikota kota besar seperti Jakarta, tidak ada lagi air bersih di Jakarta, butuh kedalaman yang cukup untuk mendapatkan air bersih
Maka itu konsumen lebih menyukai aqua
Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat
penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan
pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat
dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya
mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih
efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terusmenerus
oleh setiap perusahaan. Merekmerek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi
terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga
canggih mengolah sisi - sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi
karena ada brand building activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi,
tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.
Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari
janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek akan mempunyai
reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke
waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik,
tentu suatu merek harus terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh di atas merek-merek yang lain. Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut. Sebagai salah satu produsen air minum terbesar dan pertama di Indonesia, tentu Aqua tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen
organisasi agar para pengguna air minum masih tetap setia untuk selalu mengkonsumsi air minum Aqua. Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja diraih, tetapi memerlukan proses panjang untuk
meyakinkan bahwa Aqua merupakan air minum terbaik. Membangun kepercayaan konsumen
telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh PT Tirta Investama untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen. Inovasi tersebut berupa selalu melakukan pengembangan dan diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danome untuk memperkuat pasar.
• PEMBAHASAN
Bisnis air minum dalam kemasan atau yang umum dikenal dengan AMDK semakin berkembang, ditunjukkan dengan semakin besarnya pasar industri AMDK itu sendiri. Merek Aqua dapat menguasai pasar hingga saat ini karena merupakan merek pionir untuk air dalam kemasan di Indonesia. Nilai merek (brand value) dari Aqua berada di posisi pertama sebagai merek yang diakui kualitasnya oleh konsumen.
Posisi merek Aqua sebagai top of mind kategori produk AMDK menyebabkan merek tersebut terjebak menjadi merek yang generik. Kondisi tersebut menyebabkan konsumen mengidentikkan merek Aqua sebagai kategori produk AMDK dan tidak terlalu peduli dengan merek yang mereka terima saat melakukan pembelian. Kepuasan konsumen telah dicapai oleh Aqua, akan tetapi dalam pemasaran tidak berhenti begitu konsumen merasa puas. Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk membuat konsumen setia (consumer loyalty) pada merek yang dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut belum terlihat pada Aqua.
Konsumen Aqua umumnya tidak mempertanyakan brand switching pada aktivitas pembelian mereka, yang berarti loyalitas konsumen sangat rendah. Meskipun konsumen menunjukkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk, sikap yang ditunjukkan konsumen dalam pembelian merek kategori AMDK adalah sebaliknya.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah loyalitas konsumen dan bagaimana bentuk hubungan antara kepuasan (Consumer Satisfaction) dengan loyalitas konsumen (Consumer Loyalty) serta bagaimana kepuasan dan loyalitas akan saling mempengaruhi. Dengan adanya gambaran mengenai loyalitas konsumen maka dapat dipertimbangkan kemungkinan mereka untuk beralih kemerek lain.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis perilaku (behaviour) loyalitas konsumen merek Aqua sebenarnya dibandingkan dengan sikap (attitude) yang mereka tunjukkan terhadap kinerja kualitas produk, kemudian mengelompokkan loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen AMDK dan terakhir menganalisis pengaruh kinerja kualitas AMDK merek Aqua terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.
Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November 2006 yang mengambil lokasi di wilayah kota Bogor. Responden adalah konsumen AMDK, baik pria atau wanita berusia diantara 18 hingga 55 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah mengkonsumsi merek Aqua. Responden yang diambil sebanyak 100 orang yang ditentukan berdasarkan rule of thumb pengambilan sampel structural equation modelling (SEM). Penentuan lokasi penelitian dari setiap wilayah tersebut dilakukan secara simple random. Responden kemudian dipilih dari konsumen yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (judgemental sampling).
Pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan konsumen sebenarnya, analisis cluster untuk mengelompokkan loyalitas konsumen, dan terakhir analisis structural equation modelling (SEM) untuk mengkaji besarnya pengaruh kinerja kualitas terhadap kepuasan dan kepuasan terhadap loyalitas.
Hasil analisis menunjukkan bahwa profil demografi responden usia konsumen AMDK terbesar berada pada kisaran usia 25 hingga 34 tahun yaitu 39 % dari keseluruhan responden ; Jumlah konsumen wanita 54 % dan pria 46 % ; Tingkat pendidikan adalah sarjana strata 1 (S1) yaitu 50 persen, SMA 20 % dan akademi 15 % ; Pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pegawai swasta 33 %, pelajar / mahasiswa 27 %, dan wiraswasta 14 % ; Pendapatan Rp. 1 - 4 juta 46 % dan yang kurang dari Rp. 1 juta 45 %.
Aktivitas penggunaan (usage) yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku konsumsi konsumen AMDK. Konsumen yang menggunakan Aqua sebagai merek yang terakhir dibeli sebanyak 62 %. Tempat pembelian yang paling banyak dikunjungi oleh konsumen AMDK adalah warung dengan jumlah sebesar 44 %. Umumnya konsumen hanya melakukan pembelian dalam jumlah kecil yaitu 0,25 hingga 1 liter, sebanyak 29 %. Meskipun Aqua merupakan merek terakhir yang terbanyak digunakan oleh konsumen AMDK, ternyata sebagian besar konsumen tidak hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulannya. Konsumen yang hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulan terakhir penggunaan AMDKnya 31 %, dan sisanya 69 % adalah konsumen yang tidak. Merek 2Tang adalah merek lain yang paling banyak digunakan atau dipilih konsumen dengan jumlahnya mencapai 43 %, kemudian Ades 29 %, Vit 20 %, dan Prima 18 %.
Untuk pemilihan AMDK terdapat beberapa alasan yang umumnya muncul dari konsumen faktor kebiasaan merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan oleh konsumen yaitu 39 %, berikutnya adalah karena mereka sudah percaya dengan merek tersebut 21 %, tidak punya alasan tertentu sebanyak 16 %, dan sisanya adalah konsumen yang beralasan bahwa yang tersedia hanya merek tertentu 15 % persen, harga murah 7 %, dan bentuk kemasan menarik 7 %.
Menggunakan analisis cluster 100 responden pengguna AMDK dikelompokkan kedalam tiga kelompok konsumen berdasarkan kedekatannya dalam atribut loyalitas. Kelompok ini dibagi berdasarkan pendapat dari Dowling dan Uncles (1997) yang menyatakan bahwa loyalitas konsumen dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1). Loyal (undivided loyalty), 2). Loyalitas terbagi (Poligamous Loyalty), dan 3). Tidak loyal (brand indifference atau switcher). Berdasarkan analisis menggunakan K - Means Cluster, responden dikelompokkan menjadi tiga.
Kelompok pertama adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap tidak setia (brand indifference atau switcher). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang hanya kadang-kadang melakukan pembelian Aquanya dengan jumlah pembelian sangat sedikit yaitu berkisar antara 0,25 hingga 1 liter. Dalam aktivitas pembeliannya konsumen selalu berganti-ganti merek. Meskipun konsumen dalam kelompok ini menganggap bahwa kualitas adalah sesuatu yang penting, anggapan kualitas mereka tidak setinggi yang dimiliki oleh kelompok loyalitas lainnya atau selalu berubah bentuknya tergantung kondisi lingkungan mereka pada saat itu. Perubahan anggapan kualitas dapat saja dipengaruhi oleh faktor kampanye produk lain yang memberikan klaim kualitas tertentu. Ketidakkonsistenan anggapan kualitas konsumen tersebut dapat dilihat dari seringnya kelompok ini melakukan pergantian merek. Meskipun konsumen ini adalah konsumen yang tidak loyal, sebagian besar dari mereka kadang-kadang merekomendasikan penggunaan Aqua.
Kelompok kedua adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap memiliki kesetiaan terbagi (polygamous loyalty). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang sering membeli Aqua dengan jumlah pembelian yang besar yaitu di atas 9 liter perbulannya. Dalam aktivitas pembeliannya, konsumen kelompok ini selalu menggunakan Aqua dengan diselingi dengan menggunakan merek-merek lain sesekali. Sama seperti kelompok pertama, kelompok ini juga menganggap bahwa mereka akan melakukan penggantian merek jika terdapat merek lain yang menawarkan produk dengan kualitas yang mendekati Aqua tetapi dengan harga yang lebih rendah. Meskipun konsumen menunjukkan bahwa mereka memiliki anggapan kualitas yang baik terhadap Aqua, hal tersebut tidak mereka tunjukkan melalui bentuk loyalitas lainnya yaitu keinginan untuk merekomendasikan merek tersebut ke orang lain.
Kelompok terakhir adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok konsumen yang loyal. Melalui tingkat pembelian yang mereka lakukan ditunjukkan bahwa mereka selalu membeli merek yang sama yaitu Aqua. Jumlah produk yang dibeli dalam satu bulannya lebih dari 9 liter. Konsumen yang menyatakan dirinya tidak pernah membeli merek lain selain Aqua ini menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang rentan terhadap perubahan harga. Melalui pernyataan ini pula dapat diasumsikan bahwa konsumen kelompok loyal ini merupakan orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan merek Aqua sejak lama. Sebagai kelompok yang loyal, konsumen kelompok ini menunjukkan loyalitas mereka dengan seringnya anggota merekomendasikan penggunaan Aqua. Jumlah konsumen dalam kelompok yang merekomendasikan Aqua bervariasi dari yang hanya kadang-kadang merekomendasikan hingga sering melakukannya.
Melalui penyebaran kelompok loyalitas dapat dilihat bahwa kelompok loyal yang sangat diinginkan oleh merek ini hanya merupakan bagian terkecil dari keseluruhan konsumen pengguna Aqua dengan jumlahnya sebesar 19 %. Sebaliknya, lebih dari setengah yaitu sebesar 54 % konsumen Aqua termasuk kedalam kelompok yang tidak loyal dan suka berpindah-pindah merek. Sisanya yaitu sebesar 27 % merupakan konsumen Aqua yang selalu menggunakan merek Aqua, tetapi diselingi dengan penggunaan merek lainnya. Dalam kelompok tidak loyal, konsumen yang puas hanya 57,4 persen, kelompok loyalitas terbagi 77,8 persen, dan kelompok loyal 94,7 persen. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan konsumen semakin besar untuk tiap kelompok loyalitas, atau dapat ditunjukkan bahwa jumlah konsumen yang merasa puas paling banyak berada pada kelompok loyal.
Melalui analisis structural equation modelling (SEM) dapat diketahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen dan kemudian kepuasan konsumen terhadap loyalitasnya. Pengaruh dimensi kualitas terhadap kepuasan adalah 1,29 ; sedangkan besarnya pengaruh yang diberikan oleh kepuasan terhadap loyalitas hanya 0,52. Nilai pengaruh kualitas-kepuasan dua kali lebih besar dibandingkan nilai pengaruh kepuasan-loyalitas. Menggunakan nilai yang ditunjukkan, dapat digambarkan bahwa konsumen merek Aqua memang menunjukkan bahwa mereka merasa puas terhadap kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Banyak dari konsumen yang menyatakan bahwa mereka merasa puas terhadap merek, kemudian juga menggunakan merek lain, atau hanya membeli dalam jumlah sedikit, atau tidak pernah merekomendasikan penggunaan merek Aqua. Hasil analisis ini menggambarkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang seperti diketahui bahwa mereka tidak peduli dengan terjadinya penggantian merek saat transaksi pembelian. Meskipun konsumen ini menyadari bahwa kualitas Aqua lebih memuaskan dibandingkan dengan merek lain, ketika penjual menyodorkan merek lain mereka dapat menerima penggantian merek.
Atribut yang dianggap paling mempengaruhi anggapan terhadap kualitas produk adalah reputasi merek dengan nilai sebesar 1,00 kemudian adalah harga dengan nilai faktor muatannya adalah 0,84. Atribut keamanan produk dengan faktor muatan 0,84 adalah faktor yang berpengaruh selanjutnya, kemudian kemasan 0,49, rasa air sebesar 0,40, nilai kejernihan air sebesar 0,23, dan nilai kontribusi terhadap kesehatan sebesar 0,56 dengan arah negatif. Atribut yang dianggap paling mempengaruhi loyalitas jumlah pembelian dengan nilai 2,11 kemudian adalah variasi merek yang dibeli 1,17, tingkat pembelian, rekomendasi dan terakhir adalah kemungkinan beralih merek. Nilai relatif faktor muatan untuk atribut jumlah pembelian jauh lebih besar dibandingkan atribut lainnya.
Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja kualitas dengan kepuasan konsumen dan kepuasan konsumen dengan loyalitasnya. Model kualitas produk - kepuasan - loyalitas menunjukkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang puas terhadap kualitas produk tetapi hanya sedikit yang menjadi loyal. Konsumen Aqua dapat dibagi kedalam tiga kelompok loyalitas yaitu konsumen yang tidak loyal, konsumen yang loyalitasnya terbagi dan konsumen yang loyal. Atribut penggantian merek dan rekomendasi tidak sepenuhnya memenuhi pola yang seharusnya terbentuk. Pada atribut penggantian merek, konsumen loyal berpendapat bahwa jika terjadi kenaikan harga mereka lebih memilih untuk langsung berganti merek. Atribut loyalitas lain yang tidak menunjukkan pola adalah konsumen dengan loyalitas terbagi yang tidak pernah merekomendasikan. Terakhir, faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas adalah jumlah pembelian.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan - loyalitas konsumen AMDK tersebut dapat lebih sempurna.
• PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan -konsumen tersebut dapat lebih sempurna.
Namun sebagai air mineral yang cukup berpengalaman dan berkualitas aqua cukup dapat bisa di akui lebih banyak konsumen yang menyukai produk aqua dari pada produk air mineral lain yang ada. Dan pengaruh harga yang lebih tinggi ketimbang produk air mineral lain , tidak menjadi masalah karena aqua lebih terjamin dari semua segi . seperti mutu.kualitas dan kemurnian yang selalu terjaga
• DAFTAR PUSTAKA
OMY FADHILAH YUSUF. 2007. Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek Aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas. Di bawah bimbingan E. GUMBIRA-SA'ID dan KIRBRANDOKO.
Boyd Dan Walker. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.
Durianto, Darmadi dkk. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Cravens, David W. Dan Piercy, Nigel F. 2006. Strategic Marketing. Eighth
Edition.New York: McGrawhill International Edition.
Isdiantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta :BPFE Yogyakarta.
Koentjaraningrat, 1983. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta :Gramedia.
Kotler Dan Armstrong.2001.Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Sembilan, Jilid
Ke-1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kotler, Philip. 2002.Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Jilid Ke-2.
Jakarta Prenhallindo.
Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum
Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang
Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan
Metodologi. Yogyakarta: LP3ES
Rangkuty, Fredy. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama
Schifman, Leon. G.2004. Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Indeks Gramedia
Group.
Sumarwan, Ujang.2003.Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.
Sutandang, Kusnadi.2005. Periklanan Manajemen, kiat dan strategi. Jakarta :
Nuansa.
www.Republika.co.id
Yuehong Yuan, Jonathan P. Caulkins and Stpehen Roehrig H.J. 1998.
Advertising Comparative. European Journal of Marketing, Vol. 32 No.
7/8, pp. 677-687, © MCB University Press, 0309-0566
Jumat, 15 Oktober 2010
konsumen lebih menyukai produk yamaha
TUGAS SOFTSKILL
PERILAKU KONSUMEN
NAMA : ALMAREZA.SAPUTRO
KELAS : 3 EA 11
NPM : 10208095
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumennya, menangani pesaing, dan mengeluarkan produk. Persaingan yang ketat menuntut perusahaan untuk semakin inovatif dalam mengeluarkan produk yang sekiranya disukai konsumen. Tanpa inovasi, produk suatu perusahaan bisa tenggelam dalam persaingan dengan produk-produk lain yang semakin memenuhi pasar. Di lain pihak konsumen juga semakin kritis terhadap apa yang mereka terima dan harapkan dari sebuah produk. Jika ternyata tidak sesuai dengan harapan pelanggan, perusahaan tidak hanya akan kehilangan kepercayaan pelanggan tetapi juga berpotensi akan kehilangan pelanggan potensial. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian; pelanggan yang tidak puas akan menghentikan pembelian produk bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada orang lain (Setiadi, 2003, p.16). Untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar maka perusahaan juga harus mempelajari perilaku konsumennya.
Seperti kita ketahui,akibat krisis global memang berdampak cukup dahsyat. Banyak perusahaan besar otomotif mengalami kepailitan.tak sedikit pula yang bisnisnya menurun seperti diantaranya diakui oleh Honda Motors. Produsen terbesar di dunia itu mengaku penjualannya akan menurun 15 persen tahun ini..
Memahami konsumen adalah elemen penting dalam pengembangan strategi pemasaran (Peter et al, 1999, p.10). American Marketing Association mendefinisikanperilaku konsumen sebagai ³interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka´. Perilaku konsumen memberikan informasi mengenai berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (Setiadi, 2003, p.8), misalnya dalam membeli suatu produk para konsumen memiliki berbagai sikap yang berbeda-beda dalam memandang berbagai atribut yang dianggap relevan dan penting (Kotler, 2005, p.226) . Mereka akan memberikan perhatian lebih besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Atribut-atribut ini kemudian akan berperan dalam evaluasi keputusan pembelian. Atribut produk juga memberikan positioning yang jelas terhadap suatu produk. Chandra (1999, p.123) meneliti apakah atribut produk berpengaruh terhadap strategi positioning pemasaran real estate di Surabaya, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa atribut produk merupakan salah satu faktor utama dalam strategi positioning produk.
Proses pengambilan keputusan dibagi kedalam tiga jenis yaitu pengambilan keputusan yang luas, pengambilan keputusan yang terbatas, dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan. Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan tingkat keterlibatan yang tinggi, misalnya pembelian produk-produk mahal, mengandung nilai prestis, dan dipergunakan untuk waktu yang lama (Fandi Tjiptono, 1997, p 21), salah satunya adalah keputusan pembelian motor.
Industri sepeda motor merupakan industri yang sedang tumbuh pesat di Indonesia belakangan ini. Besarnya minat masyarakat Indonesia untuk memiliki kendaraan roda dua dipengaruhi banyak faktor. Menurut Ketua AISI, Ridwan Gunawan, semua itu dipicu oleh kebutuhan akan alat transportasi pribadi yang cukup tinggi. Ini sebagai dampak masih belum memadainya sarana transportasi umum di Indonesia. Selain itu, sepeda motor adalah kendaraan yang sesuai dengan karakteristik masyarakat. Dilihat dari harganya, sepeda motor jauh lebih murah dan terjangkau masyarakat Indonesia dibandingkan kendaraan roda empat, harganya relatif tidak beranjak naik. Komponen sepeda motor yang lebih dari 90% dibuat lokal, membuatnya sangat fleksibel terhadap perubahan harga. Kenaikan harga minyak bumi juga tidak mempengaruhi penjualan motor karena membuat masyarakat mencari sarana transportasi yang berharga terjangkau dan efisien bahan bakar (Media Motor, 2008). Kondisi ini ditunjang dengan cara kepemilikan sepeda motor yang semakin mudah. Dengan uang muka di bawah Rp 1.000.000, masyarakat pun sudah bisa memiliki sepeda motor. Kemudian cicilan yang bisa diangsur sampai 48 bulan membuat kepemilikan sepeda motor semakin tinggi di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, Bagaimanakah Pengaruh Marketing Mix terhadap keputusan pembelian Produk Herbal Mengkudu pada CV. Morinda House Bogor. Dari berbagai macam produk yang dikeluarkan, Yamaha MIo merupakan produk andalan Yamaha Motor. Untuk tahun 2009 12,4% dari seluruh tipe yang terjual ditopang oleh penjualan Yamaha Mio. Karena dominannya penjualan Yamaha Mio maka penelitian ini memfokuskan pada keputusan pembelian Yamaha Mio.
Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, terutama keputusan pembelian motor Yamaha Mio.
• PEMBAHASAN
Pada tahun 1960-an, motor buatan Jepang masuk ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Honda adalah motor pertama yang masuk ke Indonesia, yaitu pada tahun 1961 melalui dealer Setia Budi Motor. Sejak pertama kali masuk, Honda selalu merajai pasar sepeda motor nasional dengan pangsa pasar di atas 50%. Honda disukai oleh konsumen karena bahan bakarnya yang irit dan nilai jual kembalinya yang tinggi. Selama ini motor buatan Honda yang laris di pasaran adalah jenis bebek dan motor laki.
Di antara beragam alat transportasi, sepeda motor memang menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat. Untuk menunjang pembangunan dan memenuhi kebutuhan pasar, maka pada tanggal 6 Juli 1974 Yamaha memutuskan untuk beroperasi di Indonesia.
Riset menunjukkan pasar di Indonesia telah lama diperhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar di dunia. Hingga tahun 2007, Indonesia merupakan pasar nomor tiga terbesar setelah China dan India. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan Sertifikat ISO 9001 pada bulan Agustus 2001, ICSA Award tahun 2004-2006, Marketing Award 2006 dan TV Ad Monitor 2006. Menapak usia 30 tahun, Yamaha Indonesia bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada setiap dealer dan konsumen agar menjadi “Selalu Terdepan”.
Selama ini Yamaha selalu hanya dapat menempati posisi dua dan tiga pasar sepeda motor nasional, bersaing ketat dengan Suzuki. Di sektor penjualan produk, tim pemasar berikut jaringan penjualan Yamaha hanya berhasil mencapai market share 21% pada tahun 2005 dan 35% pada tahun 2006.
Namun untuk pertama kalinya dalam sejarah penjualan sepeda motor nasional, Yamaha menjadi yang terdepan di periode penjualan bulan Maret 2007, dengan perbedaan 7.961 unit motor lebih banyak dibanding Honda. Inilah pertama kalinya dalam sejarah industri sepeda motor nasional, Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) produsen sepeda motor merek Yamaha menjadi market leader (pemimpin pasar) sepeda motor nasional.
Penjualan terbesar Yamaha berasal dari tipe bebek New Vega R dan Mio sebagai pelopor skuter matik. Pada bulan Maret 2007, keduanya menyumbangkan angka penjualan masing-masing 47.054 unit dan 40.854 unit.
Meskipun demikian, pada periode Januari-Maret 2007, Honda masih memimpin. Total penjualan motor nasional sepanjang Januari-Maret 2007 mencapai 1.055.000 unit. Dari jumlah tersebut, posisi teratas masih ditempati Honda dengan total penjualan 455.859 unit, dibayang-bayangi Yamaha dengan total penjualan sebesar 435.595 unit. Posisi berikutnya ditempati Suzuki, dengan total penjualan sebesar 145.607 unit dan Kawasaki meraih 10.559 unit. Namun, hasil pada bulan Maret 2007 tetap menjadi peringatan bagi Honda, bahwa Yamaha kini tak bisa dipandang sebelah mata.
Arah perekonomian Indonesia yang tidak menentu membuat perkembangan banyak industri di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Berbeda dengan industri pada umumnya, industri sepeda motor tetap menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Dengan memanfaatkan situasi perekonomian, industri sepeda motor mampu menggali celah dan kesempatan untuk bertahan.
Melihat kondisi yang terjadi di Indonesia, ada beberapa faktor yang membuat industri sepeda motor Indonesia berkembang pesat. Beberapa faktor yang dominan adalah:
• Kondisi krisis perekonomian di Indonesia, sehingga sepeda motor menjadi alternatif transportasi yang mudah didapat dengan harga terjangkau dan irit BBM.
• Kemudahan untuk memperoleh sepeda motor melalui dealer yang tersebar dan fasilitas kredit yang menarik.
• Maraknya lembaga keuangan nonbank yang menawarkan kredit sepeda motor dengan suku bunga yang makin murah.
Daya tarik dalam industri sepeda motor juga didukung oleh kondisi pasar yang hanya terdapat beberapa penjual untuk melayani konsumen akhir. Hal ini berarti profitabilitlitas yang ditawarkan oleh industri sepeda motor hanya diperebutkan oleh beberapa pemain pasar yang dominan seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki. Lebih lanjut, Porter’s Five Forces Model of Industry dapat digunakan untuk menganalisa tingkat profitabilitas yang diharapkan dari industri sepeda motor. Dari lima komponen, hanya tiga komponen yang mempengaruhi industri sepeda motor di Indonesia, yaitu :
Intensitas kompetisi
Persaingan dalam industri dibentuk oleh pemain yang ada dan intensitasnya ditentukan oleh banyaknya jumlah pemain. Sejak masuknya industri sepeda motor di Indonesia pada tahun 1960-an, jumlah pemain dalam industri masih didominasi oleh Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki. Sedangkan beberapa pemain lain hanya memiliki pangsa pasar kurang dari 5%. Dengan komposisi tersebut, intensitas persaingan secara langsung terjadi pada pemain dominan dimana masing-masing berupaya untuk meraih posisi market leader.
Gambaran kondisi persaingan pada kondisi nyata, antara lain produk yang ditawar, metode pemasaran, pelayanan purna jual yang hampir sama. Inovasi yang diluncurkan perusahaan satu akan diikuti oleh pesaing. Yamaha Mio diikuti oleh Honda Vario, pelayanan purna jual Honda diikuti oleh Yamaha, penayangan iklan di stasiun TV sama gencarnya antara Honda dengan Yamaha.
Kekuatan Pembeli
Kekuatan pembeli dalam suatu industri dipengaruhi oleh banyaknya pembeli dan besarnya pembelian individu, standarisasi produk dan kemampuan pembeli untuk memproduksi sendiri. Pada industri sepeda motor, kekuatan pembeli secara individual tidak cukup besar untuk mempengaruhi industri, namun pembeli secara bersama-sama menentukan trend produk dan kualitas layanan yang harus dipenuhi oleh produsen sepeda motor.
Konsumen sepeda motor di Indonesia umumnya lebih menyukai sepeda motor yang berkualitas dengan tampilan trendi, pembelian melalui kredit, servis dan spare part mudah dan harga jual kembali tinggi. Yamaha lebih jeli mengamati kebutuhan konsumen perubahan minatnya sehingga bisa merebut pangsa pasar Honda dalam jumlah signifikan.
Potential Entrants
Dalam industri sepeda motor di Indonesia, hanya terdapat beberapa pemain dominan yaitu Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki yang melayani konsumen individual dalam jumlah yang sangat besar. Jumlah pemakai sepeda motor menunjukkan trend yang terus berkembang menambah daya tarik industri. Hal ini direspons dengan masuknya pemain
baru seperti motor dari China pada awal tahun 2000an dan yang terakhir adalah Bajaj dan TVS dari India.Interaksi antar perusahaan dalam industri sepeda motor di Indonesia merupakan persaingan yang tiada henti dan dapat dilihat melalui pendekatan Game Theory. Fokus utama pendekatan Game Theory adalah untuk menganalisa interaksi Honda dan Yamaha.
Struktur gerakan interaksi Honda dan Yamaha terjadi secara berurutan (sequentially) sebagai bentuk respon satu sama lain, tetapi respon dilakukan dengan cepat sehingga tampak seperti hampir bersamaan (simultaneously). Dilihat dari pendekatan Game Tree, strategi Yamaha yang sukses masuk ke pasar skutik (skuter matik) dengan target konsumen wanita melalui Yamaha Mio direspons Honda dengan meluncurkan Honda Vario. Melihat ancaman ini, Yamaha merespons dengan meluncurkan Mio Sporty yang lebih trendy sportif sehingga pasar Mio yang semulai menjangkau wanita, kini juga menjangkau pria.
Dengan Payoff Matrix (angka adalah simulasi yang menunjukkan pangsa pasar Honda dan Yamaha), dapat dilihat efektivitas strategi niche market dengan memasuki pasar skuter matik. Yamaha berhasil mencuri kue pasar penjualan sepeda motor Honda dan menciptakan varian baru dalam pasar sepeda motor. Melihat kondisi ini, mau tidak mau Honda harus merespon dengan mengeluarkan Honda Vario atau kehilangan pasar lebih banyak lagi. Kondisi yang terjadi sekarang ini dalam pasar skuter matik adalah Yamaha tetap memimpin pasar karena Honda memasarkan Vario dengan harga lebih mahal tanpa memberikan nilai tambah yang berarti untuk dinikmati oleh pengguna motor selain merek lebih unggul di pasar.
Sejak memasuki pasar sepeda motor Indonesia, Honda menguasai pasar hampir 50%. Kondisi perlahan-lahan berubah sampai dengan tahun 2006 Yamaha mulai menyusul Honda dan menyamakan kedudukan pada tahun 2007.
Persaingan Honda dan Yamaha akan terus berlanjut karena masing-masing akan berusaha mempertahankan pangsa pasarnya. Honda tidak akan tinggal diam dengan kekalahan penjualannya pada bulan Maret 2007. Demikian pula Yamaha akan termotivasi dengan keberhasilannya untuk mempertahankan posisi pasarnya. Optimisme akan cerahnya pasar di Indonesia akan menambah gencar persaingan Honda dan Yamaha untuk menempati posisi teratas.
Analisa Strategi Yamaha Untuk Mengungguli Honda
Seni Perang Yamaha Melawan Honda adalah dengan memanfaatkan kelengahan. Yamaha memutuskan untuk tidak bersaing secara frontal dengan Honda yang menguasai pasar, tapi dengan mempelajari kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan pesaing, melakukan inovasi dan menyerang celah pasar yang tidak dijaga. Kombinasi dua strategi dasar yang paling ampuh, yaitu rekonfigurasi rantai nilai dan membangun ceruk pasar:
Membangun Ceruk Pasar
Pasar sepeda motor domestik selama ini dikuasai oleh Honda, sebagai satu-satunya pemain dengan pangsa pasar lebih dari 50% sehingga menciptakan pasar oligopoli yang dominan. Honda bermain banyak pada segmen motor bebek dan motor laki dengan mengusung 125cc. Yamaha yang selama ini pangsa pasarnya kecil hanya sekitar 20% mulai mengatur strategi.
Strategi yang digunakan Yamaha adalah niche penetration strategy, di mana Yamaha menghindari konfrontasi langsung dengan Honda selaku pesaing yang lebih besar. Yamaha fokus pada segmen pasar tunggal dengan mencari ceruk pasar yang tidak dimainkan oleh Honda. Yamaha melihat bahwa pasar skuter matik yang dipelopori oleh Kymco memiliki peluang emas. Sayangnya Kymco sebagai pelopor tidak gigih dalam melakukan promosi dan Kymco tidak mendefinisikan dengan jelas target pemakai skuter matik tersebut. Kemudian Yamaha maju dengan produk skuter matik berdesain ramping dan fleksibel yang diberi nama Mio. Target segmentasi Mio adalah wanita, yang ternyata juga mencuri perhatian kaum pria. Hal ini tampak dari dominasi pembeli Mio adalah pria sebanyak 60%. Sehingga kemudian Yamaha mengeluarkan Mio Sporty yang ditargetkan untuk pemakai pria.
Selain itu, Yamaha juga bermain pada pasar 100-110cc dengan mengusung Vega R. Di mana sebelumnya Honda tidak terlalu fokus pada pasar ini. Padahal pasar ini cukup menjanjikan, sebab kelasnya gemuk dan murah, sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil.
Rekonfigurasi rantai nilai
Aktivitas utama pada rantai nilai Yamaha adalah inbound logistics, lalu operation mulai dari tahapan engine assembly, perakitan rangka, pengelasan secara robotik, pengontrolan kualitas, pengemasan dan pengiriman. Aktivitas operasi Yamaha sangat baik, hal ini tampak dari penghargaan yang dianugerahkan bagi Yamaha yaitu ISO 9001:2000, di mana untuk memenuhi persyaratan ISO 9001:2000 ini setiap proses manufaktur harus mengikuti pedoman mutu yang sudah dibakukan. Pedoman ini mengatur semua aspek prosedur, perencanaan, dan instruksi kerja yang mutlak harus dilaksanakan dengan tepat, sehingga mutu setiap produksi tetap terpelihara.
Kemudian outbound logistics memelihara jaringan penjualan domestik. Untuk menjangkau 13.000 pulau yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, Yamaha menunjuk pihak-pihak yang profesional yang dapat diandalkan sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 dealer resmi, Yamaha menyediakan dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku cadang.
Marketing research yang diterapkan Yamaha untuk membentuk kombninasi 4P (price, product, place, promotion) sukses mengalahkan Honda. Pertama price, Yamaha dengan berbagai macam produk harga yang dikeluarkan lebih murah dari Honda. Beberapa contoh :
• Vario Vs Mio, Vario di jual dengan harga Rp. 13.15 juta sedangkan Mio Rp. 10.8 juta .
• Vario CW vs Mio sporty, Vario CW di jual dengan Rp. 14.15 juta sedangkan Mio Sporty Rp. 11.58 juta.
• Honda Tiger vs Yamaha Scorpio, Honda Tiger dengan harga Rp. 20.4 juta sedangkan Yamaha Rp. 19.38.
• Supra Fit vs Vega R, Supra Fit dengan harga Rp. 11.4 juta sedangkan Vega R Rp. 11.2 juta.
• Supra X 125R vs Jupiter Z, Supra X 125R dengan Rp. 15.4 juta sedangkan Jupiter Z Rp. 13.8 juta.
Selain itu, akibat penjualan sepeda motor selama triwulan I 2006 turun tajam, menyebabkan para pemain dalam industri sepeda motor melakukan perang harga atau diskon. Pada saat itu, Honda juga ikut berperang dengan memberikan insentif atau bonus uang muka dan suku bunga yang sangat ringan. Sebaliknya Yamaha bergeming dengan tidak memberikan diskon harga dan uang muka yang berlebihan.
Kompetisi memang merupakan suatu keharusan, tetapi melakukan perang diskon antara merek-merek yang sudah kuat hanya akan merugikan perusahaan yang bersangkutan. Yamaha memutuskan untuk tidak terjebak pada perang diskon. Yamaha lebih fokus dalam hal kualitas dan produk yang bagus demi kepuasan pelanggan. Karena dengan memberikan harga murah dengan dalih diskon pasti akan mengorbankan kualitas. Dengan menjaga harga, terbukti nilai jual kembali Yamaha menjadi lebih tinggi daripada merek lainnya.
Kedua, dalam hal product Yamaha lebih unggul dengan menguasai segmentasi. Yamaha meluncurkan banyak model dan menjadi inovator pabrikan Jepang pertama yang mengeluarkan skubek otomatis pertama di tanah air, bahkan Yamaha berani mengeluarkan Mio yang pada awalnya untuk wanita ternyata juga disukai oleh pria, hasilnya luar biasa Yamaha menjadi nomor 1 untuk pangsa pasar skubek. Tidak berhenti disitu Yamaha juga mengeluarkan Jupiter-MX yang merupakan bebek dengan spesifikasi paling baik di kelasnya dan model paling sporty, serta baru-baru ini mengeluarkan Vixion untuk kelas motor sportnya.
Ketiga place, Yamaha juga terus berbenah mengejar ketertinggalan dari sisi after sales service serta distribusinya dan Yamaha berhasil mewujudkannya, saat ini bengkel Yamaha sudah tersebar luas, begitu juga dengan jaringan spare partsnya yang kini sangat mudah didapatkan.
Di mana untuk memudahkan customer dalam hal perbaikan sepeda motor atau penjualan spare part, para agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor menggalang kerja sama dengan pihak swasta untuk membuka bengkel perbaikan resmi. Selama ini, bengkel resmi yang cukup terkenal dan jumlahnya mencapai ribuan adalah bengkel resmi Honda yang bernama AHASS (Astra Honda Authorized Service Station).
Jumlah AHASS sampai dengan akhir Februari 2003 adalah 1933 bengkel. Selain jumlahnya yang cukup banyak, letaknya juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia yang dipilih sesuai dengan jumlah penyebaran sepeda motor Honda dan kebutuhan akan perlunya layanan purna jual yang baik dan ketersediaan suku cadang. Yamaha kemudian menjawab tantangan AHASS, dengan menambah jumlah bengkel resmi Yamaha yaitu YSS (Yamaha Service Shop) yang pada tahun 2003 hanya terdiri dari 1200 buah. Seluruh bengkel tersebut memiliki dan mengikuti pola pelayanan yang standar atau seragam. Saat ini, YSS sudah tersebar luas, begitu pula dengan jaringan spare part-nya yang kini sangat mudah didapatkan.
Keempat promotion. Yamaha mengoptimalkan brand awareness melalui iklan televisi dan kegiatan berskala nasional, seperti menggelar Yamaha Religi dan beberapa event balap motor.
Penjualan Yamaha terus naik semenjak pembalap motoGP Valentino Rossi pindah dari Honda ke Yamaha dan langsung mempersembahkan gelar juara motoGP di musim perdananya bersama Yamaha. Yamaha sangat jeli dan memanfaatkan momentum ini untuk menaikan imej mereka akan sepeda motor yang cepat dan berkualitas sama dengan merk yang digunakan oleh juara motoGP. Bahkan juga sempat dibuat iklan Yamaha dengan Valentino Rossi sebagai endorsernya. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Honda sebelumnya.
Terlihat juga dari iklan-iklan Yamaha akhir-akhir ini, untuk produk andalan Yamaha (Jupiter, Vega R dan Mio), iklan Yamaha sangat berkaitan antara satu iklan dengan iklan lain seakan menjadi sebuah cerita, didukung juga dengan menggunakan endorser yang cukup kuat (Dedi Mizwar dan Didi Petet serta Komeng) dengan ruang lingkup kejadian di desa rekaan mereka desa Cibebek. Kalau diperhatikan Honda dulu juga mempunyai iklan yang bertema seperti itu yang dibintangi oleh pemain sinetron Doel (Rano Karno, Basuki dan Mandra) juga sempat di ulangi dengan para pemain dari Bajaj Bajuri, sayangnya pada akhirnya tidak bertahan lama.
Bahkan Yamaha kini juga telah mempunyai jingle iklan mereka sendiri (bukan lagu yang dijadikan jingle) yang sangat bagus dan dibuat oleh band ternama, dengan tema “Selalu Terdepan”. Jingle ini biasanya dijadikan jingle untuk produk Yamaha secara keseluruhan seperti di iklan terbaru mereka yang menggambarkan kebersamaan para pengendara Yamaha dan klub-klub motornya.
Kemudian pada aktivitas nilai pendukung pada rantai nilai terdapat tahapan pengembangan teknologi. Di mana Yamaha mulai memperkenalkan bebek 135cc yang memakai sistem pendingin radiator, teknologi piston alumunium termaju, juga DiASil Cyclinder berupa silinder mesin motor yang 30% lebih ringan dan 60% lebih efisien dalam hal pendinginan dibandingkan dengan blok silinder biasa. Untuk produk Mio, Yamaha juga memakai teknologi AIS (Air Induction System) yang sesuai dengan standar pemerintah tentang emisi gas buang.
• PENUTUP
Aktivitas nilai pendukung yang berikutnya adalah procurement, di mana Yamaha berkomitmen agar produk-produknya selalu ready di pasar atau tersedia di dealer, sehingga pelanggan tidak kesusahan mendapatkan produk Yamaha dan tidak perlu menunggu lama.
Berdasarkan penjabaran di atas, terlihat jelas bahwa Yamaha telah berhasil mengkombinasikan dua strategi dasar dalam rangka mencuri pangsa pasar Honda.
Konsep pemasaran, pengembangan teknologi dan usaha Yamaha menyamai after sales service Honda yang dikombinasikan dengan usaha Yamaha membangun ceruk pasar, telah diterjemahkan Yamaha dengan sangat baik.
Aktivitas nilai utama dan aktivitas nilai pendukung Yamaha juga telah sama-sama berkontribusi dalam menghasilkan margin, meningkatkan market share dan membawa Yamaha menjadi “selalu terdepan”.
• DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan. 2002. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Edisi
ketujuh. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran, edisi milenium. Jakarta Prenhallindo.
Lamb Jr, Charles, Hair Jr, Jhoseph F, and McDaniel, Carl. 2001Pemasaran. Buku 1.
Diterjemahkan oleh David Oktarevia. Jakarta. Salemba Empat.
Parasuraman. 1991. Marketing Research, 2nd . New York. Addison-Westley
Publishing Company.
Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar : dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta
LP3ES.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Banding. Alfabeta.
Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta
www.sinarharapan.co.id
Jawa Post
PERILAKU KONSUMEN
NAMA : ALMAREZA.SAPUTRO
KELAS : 3 EA 11
NPM : 10208095
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia usaha yang dinamis dan penuh persaingan menuntut perusahaan untuk melakukan perubahan orientasi terhadap cara mereka melayani konsumennya, menangani pesaing, dan mengeluarkan produk. Persaingan yang ketat menuntut perusahaan untuk semakin inovatif dalam mengeluarkan produk yang sekiranya disukai konsumen. Tanpa inovasi, produk suatu perusahaan bisa tenggelam dalam persaingan dengan produk-produk lain yang semakin memenuhi pasar. Di lain pihak konsumen juga semakin kritis terhadap apa yang mereka terima dan harapkan dari sebuah produk. Jika ternyata tidak sesuai dengan harapan pelanggan, perusahaan tidak hanya akan kehilangan kepercayaan pelanggan tetapi juga berpotensi akan kehilangan pelanggan potensial. Pelanggan yang puas akan terus melakukan pembelian; pelanggan yang tidak puas akan menghentikan pembelian produk bersangkutan dan kemungkinan akan menyebarkan berita tersebut pada orang lain (Setiadi, 2003, p.16). Untuk memenuhi kebutuhan, keinginan, dan permintaan pasar maka perusahaan juga harus mempelajari perilaku konsumennya.
Seperti kita ketahui,akibat krisis global memang berdampak cukup dahsyat. Banyak perusahaan besar otomotif mengalami kepailitan.tak sedikit pula yang bisnisnya menurun seperti diantaranya diakui oleh Honda Motors. Produsen terbesar di dunia itu mengaku penjualannya akan menurun 15 persen tahun ini..
Memahami konsumen adalah elemen penting dalam pengembangan strategi pemasaran (Peter et al, 1999, p.10). American Marketing Association mendefinisikanperilaku konsumen sebagai ³interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku, dan kejadian di sekitar kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka´. Perilaku konsumen memberikan informasi mengenai berbagai fakta tentang perilaku berbelanja (Setiadi, 2003, p.8), misalnya dalam membeli suatu produk para konsumen memiliki berbagai sikap yang berbeda-beda dalam memandang berbagai atribut yang dianggap relevan dan penting (Kotler, 2005, p.226) . Mereka akan memberikan perhatian lebih besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Atribut-atribut ini kemudian akan berperan dalam evaluasi keputusan pembelian. Atribut produk juga memberikan positioning yang jelas terhadap suatu produk. Chandra (1999, p.123) meneliti apakah atribut produk berpengaruh terhadap strategi positioning pemasaran real estate di Surabaya, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa atribut produk merupakan salah satu faktor utama dalam strategi positioning produk.
Proses pengambilan keputusan dibagi kedalam tiga jenis yaitu pengambilan keputusan yang luas, pengambilan keputusan yang terbatas, dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan. Proses pengambilan keputusan yang luas terjadi untuk kepentingan khusus bagi konsumen atau untuk pengambilan keputusan yang membutuhkan tingkat keterlibatan yang tinggi, misalnya pembelian produk-produk mahal, mengandung nilai prestis, dan dipergunakan untuk waktu yang lama (Fandi Tjiptono, 1997, p 21), salah satunya adalah keputusan pembelian motor.
Industri sepeda motor merupakan industri yang sedang tumbuh pesat di Indonesia belakangan ini. Besarnya minat masyarakat Indonesia untuk memiliki kendaraan roda dua dipengaruhi banyak faktor. Menurut Ketua AISI, Ridwan Gunawan, semua itu dipicu oleh kebutuhan akan alat transportasi pribadi yang cukup tinggi. Ini sebagai dampak masih belum memadainya sarana transportasi umum di Indonesia. Selain itu, sepeda motor adalah kendaraan yang sesuai dengan karakteristik masyarakat. Dilihat dari harganya, sepeda motor jauh lebih murah dan terjangkau masyarakat Indonesia dibandingkan kendaraan roda empat, harganya relatif tidak beranjak naik. Komponen sepeda motor yang lebih dari 90% dibuat lokal, membuatnya sangat fleksibel terhadap perubahan harga. Kenaikan harga minyak bumi juga tidak mempengaruhi penjualan motor karena membuat masyarakat mencari sarana transportasi yang berharga terjangkau dan efisien bahan bakar (Media Motor, 2008). Kondisi ini ditunjang dengan cara kepemilikan sepeda motor yang semakin mudah. Dengan uang muka di bawah Rp 1.000.000, masyarakat pun sudah bisa memiliki sepeda motor. Kemudian cicilan yang bisa diangsur sampai 48 bulan membuat kepemilikan sepeda motor semakin tinggi di Indonesia.
Berdasarkan latar belakang di atas, Bagaimanakah Pengaruh Marketing Mix terhadap keputusan pembelian Produk Herbal Mengkudu pada CV. Morinda House Bogor. Dari berbagai macam produk yang dikeluarkan, Yamaha MIo merupakan produk andalan Yamaha Motor. Untuk tahun 2009 12,4% dari seluruh tipe yang terjual ditopang oleh penjualan Yamaha Mio. Karena dominannya penjualan Yamaha Mio maka penelitian ini memfokuskan pada keputusan pembelian Yamaha Mio.
Penelitian ini akan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian, terutama keputusan pembelian motor Yamaha Mio.
• PEMBAHASAN
Pada tahun 1960-an, motor buatan Jepang masuk ke berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Honda adalah motor pertama yang masuk ke Indonesia, yaitu pada tahun 1961 melalui dealer Setia Budi Motor. Sejak pertama kali masuk, Honda selalu merajai pasar sepeda motor nasional dengan pangsa pasar di atas 50%. Honda disukai oleh konsumen karena bahan bakarnya yang irit dan nilai jual kembalinya yang tinggi. Selama ini motor buatan Honda yang laris di pasaran adalah jenis bebek dan motor laki.
Di antara beragam alat transportasi, sepeda motor memang menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat. Untuk menunjang pembangunan dan memenuhi kebutuhan pasar, maka pada tanggal 6 Juli 1974 Yamaha memutuskan untuk beroperasi di Indonesia.
Riset menunjukkan pasar di Indonesia telah lama diperhitungkan sebagai salah satu pasar terbesar di dunia. Hingga tahun 2007, Indonesia merupakan pasar nomor tiga terbesar setelah China dan India. Peluang Yamaha untuk mendominasi pasar di masa depan terbentang luas, karena Yamaha mengutamakan kualitas, kesempurnaan produk, inovasi tanpa henti, termasuk aspek pelayanan pada konsumen. Hal ini dibuktikan dengan penganugerahan Sertifikat ISO 9001 pada bulan Agustus 2001, ICSA Award tahun 2004-2006, Marketing Award 2006 dan TV Ad Monitor 2006. Menapak usia 30 tahun, Yamaha Indonesia bertekad untuk memberikan yang terbaik kepada setiap dealer dan konsumen agar menjadi “Selalu Terdepan”.
Selama ini Yamaha selalu hanya dapat menempati posisi dua dan tiga pasar sepeda motor nasional, bersaing ketat dengan Suzuki. Di sektor penjualan produk, tim pemasar berikut jaringan penjualan Yamaha hanya berhasil mencapai market share 21% pada tahun 2005 dan 35% pada tahun 2006.
Namun untuk pertama kalinya dalam sejarah penjualan sepeda motor nasional, Yamaha menjadi yang terdepan di periode penjualan bulan Maret 2007, dengan perbedaan 7.961 unit motor lebih banyak dibanding Honda. Inilah pertama kalinya dalam sejarah industri sepeda motor nasional, Yamaha Motor Kencana Indonesia (YMKI) produsen sepeda motor merek Yamaha menjadi market leader (pemimpin pasar) sepeda motor nasional.
Penjualan terbesar Yamaha berasal dari tipe bebek New Vega R dan Mio sebagai pelopor skuter matik. Pada bulan Maret 2007, keduanya menyumbangkan angka penjualan masing-masing 47.054 unit dan 40.854 unit.
Meskipun demikian, pada periode Januari-Maret 2007, Honda masih memimpin. Total penjualan motor nasional sepanjang Januari-Maret 2007 mencapai 1.055.000 unit. Dari jumlah tersebut, posisi teratas masih ditempati Honda dengan total penjualan 455.859 unit, dibayang-bayangi Yamaha dengan total penjualan sebesar 435.595 unit. Posisi berikutnya ditempati Suzuki, dengan total penjualan sebesar 145.607 unit dan Kawasaki meraih 10.559 unit. Namun, hasil pada bulan Maret 2007 tetap menjadi peringatan bagi Honda, bahwa Yamaha kini tak bisa dipandang sebelah mata.
Arah perekonomian Indonesia yang tidak menentu membuat perkembangan banyak industri di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Berbeda dengan industri pada umumnya, industri sepeda motor tetap menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan. Dengan memanfaatkan situasi perekonomian, industri sepeda motor mampu menggali celah dan kesempatan untuk bertahan.
Melihat kondisi yang terjadi di Indonesia, ada beberapa faktor yang membuat industri sepeda motor Indonesia berkembang pesat. Beberapa faktor yang dominan adalah:
• Kondisi krisis perekonomian di Indonesia, sehingga sepeda motor menjadi alternatif transportasi yang mudah didapat dengan harga terjangkau dan irit BBM.
• Kemudahan untuk memperoleh sepeda motor melalui dealer yang tersebar dan fasilitas kredit yang menarik.
• Maraknya lembaga keuangan nonbank yang menawarkan kredit sepeda motor dengan suku bunga yang makin murah.
Daya tarik dalam industri sepeda motor juga didukung oleh kondisi pasar yang hanya terdapat beberapa penjual untuk melayani konsumen akhir. Hal ini berarti profitabilitlitas yang ditawarkan oleh industri sepeda motor hanya diperebutkan oleh beberapa pemain pasar yang dominan seperti Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki. Lebih lanjut, Porter’s Five Forces Model of Industry dapat digunakan untuk menganalisa tingkat profitabilitas yang diharapkan dari industri sepeda motor. Dari lima komponen, hanya tiga komponen yang mempengaruhi industri sepeda motor di Indonesia, yaitu :
Intensitas kompetisi
Persaingan dalam industri dibentuk oleh pemain yang ada dan intensitasnya ditentukan oleh banyaknya jumlah pemain. Sejak masuknya industri sepeda motor di Indonesia pada tahun 1960-an, jumlah pemain dalam industri masih didominasi oleh Honda, Yamaha, Suzuki, Kawasaki. Sedangkan beberapa pemain lain hanya memiliki pangsa pasar kurang dari 5%. Dengan komposisi tersebut, intensitas persaingan secara langsung terjadi pada pemain dominan dimana masing-masing berupaya untuk meraih posisi market leader.
Gambaran kondisi persaingan pada kondisi nyata, antara lain produk yang ditawar, metode pemasaran, pelayanan purna jual yang hampir sama. Inovasi yang diluncurkan perusahaan satu akan diikuti oleh pesaing. Yamaha Mio diikuti oleh Honda Vario, pelayanan purna jual Honda diikuti oleh Yamaha, penayangan iklan di stasiun TV sama gencarnya antara Honda dengan Yamaha.
Kekuatan Pembeli
Kekuatan pembeli dalam suatu industri dipengaruhi oleh banyaknya pembeli dan besarnya pembelian individu, standarisasi produk dan kemampuan pembeli untuk memproduksi sendiri. Pada industri sepeda motor, kekuatan pembeli secara individual tidak cukup besar untuk mempengaruhi industri, namun pembeli secara bersama-sama menentukan trend produk dan kualitas layanan yang harus dipenuhi oleh produsen sepeda motor.
Konsumen sepeda motor di Indonesia umumnya lebih menyukai sepeda motor yang berkualitas dengan tampilan trendi, pembelian melalui kredit, servis dan spare part mudah dan harga jual kembali tinggi. Yamaha lebih jeli mengamati kebutuhan konsumen perubahan minatnya sehingga bisa merebut pangsa pasar Honda dalam jumlah signifikan.
Potential Entrants
Dalam industri sepeda motor di Indonesia, hanya terdapat beberapa pemain dominan yaitu Honda, Yamaha, Suzuki dan Kawasaki yang melayani konsumen individual dalam jumlah yang sangat besar. Jumlah pemakai sepeda motor menunjukkan trend yang terus berkembang menambah daya tarik industri. Hal ini direspons dengan masuknya pemain
baru seperti motor dari China pada awal tahun 2000an dan yang terakhir adalah Bajaj dan TVS dari India.Interaksi antar perusahaan dalam industri sepeda motor di Indonesia merupakan persaingan yang tiada henti dan dapat dilihat melalui pendekatan Game Theory. Fokus utama pendekatan Game Theory adalah untuk menganalisa interaksi Honda dan Yamaha.
Struktur gerakan interaksi Honda dan Yamaha terjadi secara berurutan (sequentially) sebagai bentuk respon satu sama lain, tetapi respon dilakukan dengan cepat sehingga tampak seperti hampir bersamaan (simultaneously). Dilihat dari pendekatan Game Tree, strategi Yamaha yang sukses masuk ke pasar skutik (skuter matik) dengan target konsumen wanita melalui Yamaha Mio direspons Honda dengan meluncurkan Honda Vario. Melihat ancaman ini, Yamaha merespons dengan meluncurkan Mio Sporty yang lebih trendy sportif sehingga pasar Mio yang semulai menjangkau wanita, kini juga menjangkau pria.
Dengan Payoff Matrix (angka adalah simulasi yang menunjukkan pangsa pasar Honda dan Yamaha), dapat dilihat efektivitas strategi niche market dengan memasuki pasar skuter matik. Yamaha berhasil mencuri kue pasar penjualan sepeda motor Honda dan menciptakan varian baru dalam pasar sepeda motor. Melihat kondisi ini, mau tidak mau Honda harus merespon dengan mengeluarkan Honda Vario atau kehilangan pasar lebih banyak lagi. Kondisi yang terjadi sekarang ini dalam pasar skuter matik adalah Yamaha tetap memimpin pasar karena Honda memasarkan Vario dengan harga lebih mahal tanpa memberikan nilai tambah yang berarti untuk dinikmati oleh pengguna motor selain merek lebih unggul di pasar.
Sejak memasuki pasar sepeda motor Indonesia, Honda menguasai pasar hampir 50%. Kondisi perlahan-lahan berubah sampai dengan tahun 2006 Yamaha mulai menyusul Honda dan menyamakan kedudukan pada tahun 2007.
Persaingan Honda dan Yamaha akan terus berlanjut karena masing-masing akan berusaha mempertahankan pangsa pasarnya. Honda tidak akan tinggal diam dengan kekalahan penjualannya pada bulan Maret 2007. Demikian pula Yamaha akan termotivasi dengan keberhasilannya untuk mempertahankan posisi pasarnya. Optimisme akan cerahnya pasar di Indonesia akan menambah gencar persaingan Honda dan Yamaha untuk menempati posisi teratas.
Analisa Strategi Yamaha Untuk Mengungguli Honda
Seni Perang Yamaha Melawan Honda adalah dengan memanfaatkan kelengahan. Yamaha memutuskan untuk tidak bersaing secara frontal dengan Honda yang menguasai pasar, tapi dengan mempelajari kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan pesaing, melakukan inovasi dan menyerang celah pasar yang tidak dijaga. Kombinasi dua strategi dasar yang paling ampuh, yaitu rekonfigurasi rantai nilai dan membangun ceruk pasar:
Membangun Ceruk Pasar
Pasar sepeda motor domestik selama ini dikuasai oleh Honda, sebagai satu-satunya pemain dengan pangsa pasar lebih dari 50% sehingga menciptakan pasar oligopoli yang dominan. Honda bermain banyak pada segmen motor bebek dan motor laki dengan mengusung 125cc. Yamaha yang selama ini pangsa pasarnya kecil hanya sekitar 20% mulai mengatur strategi.
Strategi yang digunakan Yamaha adalah niche penetration strategy, di mana Yamaha menghindari konfrontasi langsung dengan Honda selaku pesaing yang lebih besar. Yamaha fokus pada segmen pasar tunggal dengan mencari ceruk pasar yang tidak dimainkan oleh Honda. Yamaha melihat bahwa pasar skuter matik yang dipelopori oleh Kymco memiliki peluang emas. Sayangnya Kymco sebagai pelopor tidak gigih dalam melakukan promosi dan Kymco tidak mendefinisikan dengan jelas target pemakai skuter matik tersebut. Kemudian Yamaha maju dengan produk skuter matik berdesain ramping dan fleksibel yang diberi nama Mio. Target segmentasi Mio adalah wanita, yang ternyata juga mencuri perhatian kaum pria. Hal ini tampak dari dominasi pembeli Mio adalah pria sebanyak 60%. Sehingga kemudian Yamaha mengeluarkan Mio Sporty yang ditargetkan untuk pemakai pria.
Selain itu, Yamaha juga bermain pada pasar 100-110cc dengan mengusung Vega R. Di mana sebelumnya Honda tidak terlalu fokus pada pasar ini. Padahal pasar ini cukup menjanjikan, sebab kelasnya gemuk dan murah, sesuai dengan kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum stabil.
Rekonfigurasi rantai nilai
Aktivitas utama pada rantai nilai Yamaha adalah inbound logistics, lalu operation mulai dari tahapan engine assembly, perakitan rangka, pengelasan secara robotik, pengontrolan kualitas, pengemasan dan pengiriman. Aktivitas operasi Yamaha sangat baik, hal ini tampak dari penghargaan yang dianugerahkan bagi Yamaha yaitu ISO 9001:2000, di mana untuk memenuhi persyaratan ISO 9001:2000 ini setiap proses manufaktur harus mengikuti pedoman mutu yang sudah dibakukan. Pedoman ini mengatur semua aspek prosedur, perencanaan, dan instruksi kerja yang mutlak harus dilaksanakan dengan tepat, sehingga mutu setiap produksi tetap terpelihara.
Kemudian outbound logistics memelihara jaringan penjualan domestik. Untuk menjangkau 13.000 pulau yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, Yamaha menunjuk pihak-pihak yang profesional yang dapat diandalkan sebagai mitra kerja. Melalui jaringan lebih dari 800 dealer resmi, Yamaha menyediakan dukungan pelayanan yang lengkap, termasuk jasa perawatan dan penyediaan suku cadang.
Marketing research yang diterapkan Yamaha untuk membentuk kombninasi 4P (price, product, place, promotion) sukses mengalahkan Honda. Pertama price, Yamaha dengan berbagai macam produk harga yang dikeluarkan lebih murah dari Honda. Beberapa contoh :
• Vario Vs Mio, Vario di jual dengan harga Rp. 13.15 juta sedangkan Mio Rp. 10.8 juta .
• Vario CW vs Mio sporty, Vario CW di jual dengan Rp. 14.15 juta sedangkan Mio Sporty Rp. 11.58 juta.
• Honda Tiger vs Yamaha Scorpio, Honda Tiger dengan harga Rp. 20.4 juta sedangkan Yamaha Rp. 19.38.
• Supra Fit vs Vega R, Supra Fit dengan harga Rp. 11.4 juta sedangkan Vega R Rp. 11.2 juta.
• Supra X 125R vs Jupiter Z, Supra X 125R dengan Rp. 15.4 juta sedangkan Jupiter Z Rp. 13.8 juta.
Selain itu, akibat penjualan sepeda motor selama triwulan I 2006 turun tajam, menyebabkan para pemain dalam industri sepeda motor melakukan perang harga atau diskon. Pada saat itu, Honda juga ikut berperang dengan memberikan insentif atau bonus uang muka dan suku bunga yang sangat ringan. Sebaliknya Yamaha bergeming dengan tidak memberikan diskon harga dan uang muka yang berlebihan.
Kompetisi memang merupakan suatu keharusan, tetapi melakukan perang diskon antara merek-merek yang sudah kuat hanya akan merugikan perusahaan yang bersangkutan. Yamaha memutuskan untuk tidak terjebak pada perang diskon. Yamaha lebih fokus dalam hal kualitas dan produk yang bagus demi kepuasan pelanggan. Karena dengan memberikan harga murah dengan dalih diskon pasti akan mengorbankan kualitas. Dengan menjaga harga, terbukti nilai jual kembali Yamaha menjadi lebih tinggi daripada merek lainnya.
Kedua, dalam hal product Yamaha lebih unggul dengan menguasai segmentasi. Yamaha meluncurkan banyak model dan menjadi inovator pabrikan Jepang pertama yang mengeluarkan skubek otomatis pertama di tanah air, bahkan Yamaha berani mengeluarkan Mio yang pada awalnya untuk wanita ternyata juga disukai oleh pria, hasilnya luar biasa Yamaha menjadi nomor 1 untuk pangsa pasar skubek. Tidak berhenti disitu Yamaha juga mengeluarkan Jupiter-MX yang merupakan bebek dengan spesifikasi paling baik di kelasnya dan model paling sporty, serta baru-baru ini mengeluarkan Vixion untuk kelas motor sportnya.
Ketiga place, Yamaha juga terus berbenah mengejar ketertinggalan dari sisi after sales service serta distribusinya dan Yamaha berhasil mewujudkannya, saat ini bengkel Yamaha sudah tersebar luas, begitu juga dengan jaringan spare partsnya yang kini sangat mudah didapatkan.
Di mana untuk memudahkan customer dalam hal perbaikan sepeda motor atau penjualan spare part, para agen tunggal pemegang merek (ATPM) sepeda motor menggalang kerja sama dengan pihak swasta untuk membuka bengkel perbaikan resmi. Selama ini, bengkel resmi yang cukup terkenal dan jumlahnya mencapai ribuan adalah bengkel resmi Honda yang bernama AHASS (Astra Honda Authorized Service Station).
Jumlah AHASS sampai dengan akhir Februari 2003 adalah 1933 bengkel. Selain jumlahnya yang cukup banyak, letaknya juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia yang dipilih sesuai dengan jumlah penyebaran sepeda motor Honda dan kebutuhan akan perlunya layanan purna jual yang baik dan ketersediaan suku cadang. Yamaha kemudian menjawab tantangan AHASS, dengan menambah jumlah bengkel resmi Yamaha yaitu YSS (Yamaha Service Shop) yang pada tahun 2003 hanya terdiri dari 1200 buah. Seluruh bengkel tersebut memiliki dan mengikuti pola pelayanan yang standar atau seragam. Saat ini, YSS sudah tersebar luas, begitu pula dengan jaringan spare part-nya yang kini sangat mudah didapatkan.
Keempat promotion. Yamaha mengoptimalkan brand awareness melalui iklan televisi dan kegiatan berskala nasional, seperti menggelar Yamaha Religi dan beberapa event balap motor.
Penjualan Yamaha terus naik semenjak pembalap motoGP Valentino Rossi pindah dari Honda ke Yamaha dan langsung mempersembahkan gelar juara motoGP di musim perdananya bersama Yamaha. Yamaha sangat jeli dan memanfaatkan momentum ini untuk menaikan imej mereka akan sepeda motor yang cepat dan berkualitas sama dengan merk yang digunakan oleh juara motoGP. Bahkan juga sempat dibuat iklan Yamaha dengan Valentino Rossi sebagai endorsernya. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh Honda sebelumnya.
Terlihat juga dari iklan-iklan Yamaha akhir-akhir ini, untuk produk andalan Yamaha (Jupiter, Vega R dan Mio), iklan Yamaha sangat berkaitan antara satu iklan dengan iklan lain seakan menjadi sebuah cerita, didukung juga dengan menggunakan endorser yang cukup kuat (Dedi Mizwar dan Didi Petet serta Komeng) dengan ruang lingkup kejadian di desa rekaan mereka desa Cibebek. Kalau diperhatikan Honda dulu juga mempunyai iklan yang bertema seperti itu yang dibintangi oleh pemain sinetron Doel (Rano Karno, Basuki dan Mandra) juga sempat di ulangi dengan para pemain dari Bajaj Bajuri, sayangnya pada akhirnya tidak bertahan lama.
Bahkan Yamaha kini juga telah mempunyai jingle iklan mereka sendiri (bukan lagu yang dijadikan jingle) yang sangat bagus dan dibuat oleh band ternama, dengan tema “Selalu Terdepan”. Jingle ini biasanya dijadikan jingle untuk produk Yamaha secara keseluruhan seperti di iklan terbaru mereka yang menggambarkan kebersamaan para pengendara Yamaha dan klub-klub motornya.
Kemudian pada aktivitas nilai pendukung pada rantai nilai terdapat tahapan pengembangan teknologi. Di mana Yamaha mulai memperkenalkan bebek 135cc yang memakai sistem pendingin radiator, teknologi piston alumunium termaju, juga DiASil Cyclinder berupa silinder mesin motor yang 30% lebih ringan dan 60% lebih efisien dalam hal pendinginan dibandingkan dengan blok silinder biasa. Untuk produk Mio, Yamaha juga memakai teknologi AIS (Air Induction System) yang sesuai dengan standar pemerintah tentang emisi gas buang.
• PENUTUP
Aktivitas nilai pendukung yang berikutnya adalah procurement, di mana Yamaha berkomitmen agar produk-produknya selalu ready di pasar atau tersedia di dealer, sehingga pelanggan tidak kesusahan mendapatkan produk Yamaha dan tidak perlu menunggu lama.
Berdasarkan penjabaran di atas, terlihat jelas bahwa Yamaha telah berhasil mengkombinasikan dua strategi dasar dalam rangka mencuri pangsa pasar Honda.
Konsep pemasaran, pengembangan teknologi dan usaha Yamaha menyamai after sales service Honda yang dikombinasikan dengan usaha Yamaha membangun ceruk pasar, telah diterjemahkan Yamaha dengan sangat baik.
Aktivitas nilai utama dan aktivitas nilai pendukung Yamaha juga telah sama-sama berkontribusi dalam menghasilkan margin, meningkatkan market share dan membawa Yamaha menjadi “selalu terdepan”.
• DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofyan. 2002. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep dan Strategi. Edisi
ketujuh. Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada.
Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran, edisi milenium. Jakarta Prenhallindo.
Lamb Jr, Charles, Hair Jr, Jhoseph F, and McDaniel, Carl. 2001Pemasaran. Buku 1.
Diterjemahkan oleh David Oktarevia. Jakarta. Salemba Empat.
Parasuraman. 1991. Marketing Research, 2nd . New York. Addison-Westley
Publishing Company.
Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar : dengan Pemasaran Efektif dan
Profitabel. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta
LP3ES.
Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. Banding. Alfabeta.
Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono. 2001. Riset Pemasaran. PT. Elex Media
Komputindo. Jakarta
www.sinarharapan.co.id
Jawa Post
Selasa, 05 Oktober 2010
krisis ekonomi 1997-1998 Indonesia
NAMA : ALMAREZA SAPUTRO
NPM : 10208095
KELAS : 3EA11
KRISIS MONETER 1997-1998 DI INDONESIA
1. ABSTRAK
Krisis ekonomi dan berbagai kebijakan pemulihan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memimpin lebih dinamis dan fluktuatif harga bahan makanan dan input pertanian sejak pertengahan tahun 1997. Selama periode puncak harga krisis pangan di pasar ritel meningkat pada tingkat yang lebih tinggi, tentang 3-25 kali lipat pertumbuhan harga sebelum krisis, khususnya untuk bahan pangan harga rendah. Ini berarti bahwa krisis cenderung menimbulkan dampak yang lebih tinggi pada konsumsi makanan berpenghasilan rendah rumah tangga. Untuk mengatasi krisis kebijakan perdagangan berbagai makanan dan input pertanian
dikeluarkan oleh pemerintah sehingga laju pertumbuhan harga pakan menjadi lebih rendah, dengan kata lain,menguntungkan bagi konsumen makanan. Namun kebijakan tersebut tidak menguntungkan untuk pendapatan petani meningkat karena karena kebijakan perdagangan input rasio harga makanan untuk harga input menurun dengan tingkat meningkat. Situasi ini lebih sulit untuk pertanian masa depan
pembangunan, yang lebih fokus pada mengakibatkan kenaikan pendapatan bukannya meningkatkan produksi, karena selain harga yang tidak menguntungkan krisis juga menyebabkan peningkatan jumlah orang yang terlibat di sektor pertanian sekitar 3,56 juta orang atau 9,9 persen. Dalam rangka mendukung pertanian pengembangan, sesuai, reorientasi dan reorganisasi kebijakan perdagangan pangan untuk padikhususnya diperlukan.
2. PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang pada mulanya dipicu oleh krisis moneter sejak pertengahan tahun
1997 telah membuktikan bahwa perekonomian nasional tidak sekokoh seperti yang
dibayangkan selama ini. Akibat krisis pendapatan per kapita telah terpuruk dari 980 $ US
pada 1997 menjadi sekitar 500 $ US pada tahun 1999 atau menyamai tingkat pendapatan per
kapita sekitar tahun 80-an. Artinya hasil pembangunan selama 30 tahun lebih sejak awal orde
baru, telah dihancurkan hanya dalam waktu 2 tahun. Akibat krisis, laju pertumbuhan ekonomi
nasional mesorot tajam dari 8.2 persen pada tahun 1995 menjadi -13.4 persen pada tahun
1998. Penurunan laju pertumbuhan ekonomi akibat krisis moneter juga dialami oleh negara
lain di kawasan Asia. Misal, pertumbuhan ekonomi Thailand dan Philipina masing-masing
mengalami penurunan dari 4.8 persen dan 8.8 persen pada tahun 1995 menjadi -0.6 persen
dan -8.0 persen pada tahun 1998
3. Latar Belakang
Krisis ekonomi atau yang sering disebut dengan nama krisis moneter merupakan suatu peristiwa atau kondisi menurunya ekonomi suatu Negara. Semua Negara praktis pernah mengalami yang namanya krisis dalam perekonomian negaranya. Karena krisis merupakan kejadian yang simultan dan memiliki effek yang akan menyebar keberbagai Negara. Banyak yang menyebutkan bahwa Krisis moneter merupakan hasil dari ekonomi kapitalis yang sepenuhnya bergantung pada sistem pasar yang ada. Akibatnya pasar tidak terkendali dan mengakibatkan terjadinya krisis. Krisis ekonomi dunia pernah terjadi pada tahun 1930 silam atau yang lebih dikenal dengan The Great Depression yang saat itu ekonomi masih dikuasai kapitalis dimana semua kegiatan perekonomian diserahkan langsung kepada mekanisme pasar. Kemudian setelah kejadian tahun 1930 tersebut ekonomi berusaha diperbaiki dengan tidak sepenuhnya memakai sistem kapitalis murni dalam perekonomian suatu Negara.
Untuk indonesia sendiri krisis ekonomi atau krisis moneter bukanlah hal baru karena indonesia terhitung telah mengalami 2 kali krisis yang melanda perekonomiannya. YAng pertama adalah krisis moneter tahun 1998 yang melanda nagara-negara Asia Tenggara membuat ekonomi indonesia benar-benar kolaps hingga membuat pertumbuhan ekonomi indonesia saat itu menjadi minus(-), kurs rupiah melemah terhadap mata uang asing, adanya rush terhadap perbankan tanah air. Hal ini tentu akan merembet kesektor lainnya seperti berkurangnya investasi, dan banyak industri-industri yang bangkrut sehingga menimbulkan angka pengangguran yang sangat tinggi, ditambah lagi dengan angka inflasi yang mencapai Hiperinflasi. Kejadian ini membuat ekonomi indonesia hancur yang pada awalnya indonesia merupakan Negara yang ekonominya paling tangguh di asia tenggara menjadi tidak berkutik akibat krisis tahun 1998. Industri indonesia yang sudah mulai memasuki tahap lepas landas harus kembali mengulang dari awal
4. Alasan pengambilan jurnal
Suatu pertanyaan besar yang ada dalam benak kita semua tentang kondisi perekonomian indonesia yang selalu mengalami krisis. Dalam satu dekade ini saja perekonomian indonesia telah diguncang krisis sebanyak 2 kali, yaitu krisis ekonomi tahun 1998 dan krisis keauangan global yang terjadi pada tahun 2008. Yang menjadi pertanyaan saat ini masih cukup kuatkan perekonomian kita untuk menghadapi pola perekonomian dunia saat ini?. Mengapa demikian, karena saat ini perekonomian indonesia masih sangat tergantung dengan ekonomi global khususnya negara-negara maju. Hal ini bisa dibuktikan dengan bila perekonomian dunia mengalami keamjuan akan dikuti pula dengan kemajuan ekonomi indonesia, namun bila suatu ekonomi dunia mengalami krisis maka indonesia adalah salah satu negara yang paling parah mengalaminya. Seperti krisis yang selama ini terjadi semua penyebabnya berasal dari luar dan tidak ada yang berasal dari dalam perekonomian indonesia sendiri. Untuk itu perlu bagi kami kelompok 3 untuk mengkaji lebih lanjut tentang fenomena krisis moneter di indonesia pada tahun 1998 dan tahun 2008. Baik itu dari sisi penyebab terjadinya krisis, perbedaan krisis 1998 dan 2008,
maupun solusi mengatasinya dalam jangak pendek dan jangka menengah serta jangka panjang.ini perekonomian indonesia masih sangat tergantung dengan ekonomi global khususnya negara-negara maju. Hal ini bisa dibuktikan dengan bila perekonomian dunia mengalami keamjuan akan dikuti pula dengan kemajuan ekonomi indonesia, namun bila suatu ekonomi dunia mengalami krisis maka indonesia adalah salah satu negara yang paling parah mengalaminya. Seperti krisis yang selama ini terjadi semua penyebabnya berasal dari luar dan tidak ada yang berasal dari dalam perekonomian indonesia sendiri.
Untuk itu perlu bagi kami kelompok 3 untuk mengkaji lebih lanjut tentang fenomena krisis moneter di indonesia pada tahun 1998 dan tahun 2008. Baik itu dari sisi penyebab terjadinya krisis, perbedaan krisis 1998 dan 2008, maupun solusi mengatasinya dalam jangak pendek dan jangka menengah serta jangka panjang.
5. . Perumusan masalah
Krisis moneter merupakan bencana terhadap perekonomian suatu negara. Karena akibat krisis tersebut membuat ekonomi suatu negara mengalami penurunan atau depresiasi. Bila tidak dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan dalam jangka panjang akan membuat ekonomi negara tidak tumbuh. Sehimgga diperlukan kebijakkan-kebijakkan untu mengatasi krisis moneter tersebut.
6. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mengevaluasi secara kuantitatif dampak krisis dan kebijakan
penanggulangannya terhadap pendapatan petani maka diperlukan analisis yang cukup
kompleks. Hal ini karena dengan berubahnya struktur harga output dan faktor produksi
pertanian, baik akibat krisis maupun akibat kebijakan penanggulangan krisis yang dilakukan
pemerintah, maka petani akan mengorganisir kembali pemanfaatan seluruh sumberdaya yang
dimiliki. Kajian berikut ini tidak diarahkan untuk mengevaluasi dampak tersebut secara
kuantitatif, tetapi hanya ditujukan untuk mengevaluasi sejauh mana krisis ekonomi dan
kebijakan yang dilakukan pemerintah memberi peluang bagi peningkatan pendapatan petani.
Secara teoritis, peluang pendapatan petani tersebut ditentukan oleh tingkat teknologi yang
diterapkan petani dan tingkat harga output dan input pertanian.
Karena krisis ekonomi relative kecil pengaruhnya terhadap teknik usahatani, maka peluang pendapatan petani tersebutsangat ditentukan oleh situasi harga input dan output pertanian baik pada masa sebelum krisis,pada masa krisis maupun pada periode pasca kebijakan atau setelah dilakukannya kebijakan penanggulangan krisis.
7. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Jatuhnya nilai rupiah merupakan pemicu awal bagi krisis ekonomi karena hal itu
memberikan dampak yang sangat luas terhadap perekonomian nasional. Depresiasi rupiah
tersebut dimulai sejak pertengahan tahun 1997 akibat diterapkannya kebijakan penghapusan
band intervensi rupiah pada bulan Juni 1997. Diikuti dengan gejolak politik yang menghangat menjelang Pemilu 1997, kepercayaan masyarakat terhadap rupiah semakin menurun.Konsekuensinya adalah nilai rupiah mengalami depresiasi yang sangat tajam pada Januari 1998 yaitu sebesar 265 persen dibandingkan nilai rupiah pada bulan sebelumnya. Pada bulanbulan berikutnya nilai tukar dolar US terhadap rupiah semakin bergejolak dan mencapai puncaknya pada bulan Juni 1998 dimana nilai tukar dolar US sekitar 15 ribu rupiah per dolar atau sekitar 7 kali lipat harga dolar pada periode sebelum krisis
JURNAL 1
• Krisis Moneter dan Faktor-Faktor Penyebabnya
Penyebab dari krisis ini bukanlah fundamental ekonomi Indonesia yang selama ini
lemah, hal ini dapat dilihat dari data-data statistik di atas, tetapi terutama karena utang
swasta luar negeri yang telah mencapai jumlah yang besar. Yang jebol bukanlah sektor
rupiah dalam negeri, melainkan sektor luar negeri, khususnya nilai tukar dollar AS yang
mengalami overshooting yang sangat jauh dari nilai nyatanya1 . Krisis yang berkepanjangan
ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat dari serbuan yang
mendadak dan secara bertubi-tubi terhadap dollar AS (spekulasi) dan jatuh temponya utang
swasta luar negeri dalam jumlah besar. Seandainya tidak ada serbuan terhadap dollar AS
ini, meskipun terdapat banyak distorsi pada tingkat ekonomi mikro, ekonomi Indonesia
tidak akan mengalami krisis. Dengan lain perkataan, walaupun distorsi pada tingkat ekonomi
mikro ini diperbaiki, tetapi bila tetap ada gempuran terhadap mata uang rupiah, maka krisis
akan terjadi juga, karena cadangan devisa yang ada tidak cukup kuat untuk menahan
gempuran ini. Krisis ini diperparah lagi dengan akumulasi dari berbagai faktor penyebab
lainnya yang datangnya saling bersusulan. Analisis dari faktor-faktor penyebab ini penting,
karena penyembuhannya tentunya tergantung dari ketepatan diagnosa.
Anwar Nasution melihat besarnya defisit neraca berjalan dan utang luar negeri,
ditambah dengan lemahnya sistim perbankan nasional sebagai akar dari terjadinya krisis
finansial (Nasution: 28). Bank Dunia melihat adanya empat sebab utama yang bersamasama
membuat krisis menuju ke arah kebangkrutan (World Bank, 1998, pp. 1.7 -1.11). Yang
pertama adalah akumulasi utang swasta luar negeri yang cepat dari tahun 1992 hingga Juli
1997, sehingga l.k. 95% dari total kenaikan utang luar negeri berasal dari sektor swasta ini,
dan jatuh tempo rata-ratanya hanyalah 18 bulan. Bahkan selama empat tahun terakhir
utang luar negeri pemerintah jumlahnya menurun. Sebab yang kedua adalah kelemahan
Dalam teori, overshooting nilai tukar biasanya bersifat sementara untuk kemudian mencari keseimbangan jangka panjang baru. Tetapi selama krisis ini berlangsung, nilai overshooting adalah sangat besar dan sudah berlangsung sejak akhir tahun 1997.pada sistim perbankan. Ketiga adalah masalah governance, termasuk kemampuan pemerintah menangani dan mengatasi krisis, yang kemudian menjelma menjadi krisis kepercayaan dan keengganan donor untuk menawarkan bantuan finansial dengan cepat. Yang keempat adalah ketidak pastian politik menghadapi Pemilu yang lalu dan pertanyaan mengenai kesehatan Presiden Soeharto pada waktu itu.
Sementara menurut penilaian penulis, penyebab utama dari terjadinya krisis yang
berkepanjangan ini adalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat
tajam, meskipun ini bukan faktor satu-satunya, tetapi ada banyak faktor lainnya yang berbeda
menurut sisi pandang masing-masing pengamat.
Berikut ini diberikan rangkuman dari berbagai faktor tersebut menurut urutan kejadiannya:
1) Dianutnya sistim devisa yang terlalu bebas tanpa adanya pengawasan yang memadai,
memungkinkan arus modal dan valas dapat mengalir keluar-masuk secara bebas
berapapun jumlahnya. Kondisi di atas dimungkinkan, karena Indonesia menganut rezim
devisa bebas dengan rupiah yang konvertibel, sehingga membuka peluang yang sebesarbesarnya
untuk orang bermain di pasar valas. Masyarakat bebas membuka rekening
valas di dalam negeri atau di luar negeri. Valas bebas diperdagangkan di dalam negeri,
sementara rupiah juga bebas diperdagangkan di pusat-pusat keuangan di luar negeri.
2) Tingkat depresiasi rupiah yang relatif rendah, berkisar antara 2,4% (1993) hingga 5,8%
(1991) antara tahun 1988 hingga 1996, yang berada di bawah nilai tukar nyatanya,
menyebabkan nilai rupiah secara kumulatif sangat overvalued. Ditambah dengan kenaikan
pendapatan penduduk dalam nilai US dollar yang naiknya relatif lebih cepat dari
kenaikan pendapatan nyata dalam Rupiah, dan produk dalam negeri yang makin lama
makin kalah bersaing dengan produk impor. Nilai Rupiah yang overvalued berarti juga
proteksi industri yang negatif. Akibatnya harga barang impor menjadi relatif murah dan
produk dalam negeri relatif mahal, sehingga masyarakat memilih barang impor yang
kualitasnya lebih baik. Akibatnya produksi dalam negeri tidak berkembang, ekspor
menjadi kurang kompetitif dan impor meningkat. Nilai rupiah yang sangat overvalued ini
sangat rentan terhadap serangan dan permainan spekulan, karena tidak mencerminkan
nilai tukar yang nyata.
3) Akar dari segala permasalahan adalah utang luar negeri swasta jangka pendek dan
menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia
cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya (bandingkan
juga , ditambah sistim perbankan nasional yang lemah. Akumulasi
utang swasta luar negeri yang sejak awal tahun 1990-an telah mencapai jumlah yang
sangat besar, bahkan sudah jauh melampaui utang resmi pemerintah yang beberapa
tahun terakhir malah sedikit berkurang (oustanding official debt). Ada tiga pihak yang
Krisis Moneter Indonesia : Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran 5
bersalah di sini, pemerintah, kreditur dan debitur. Kesalahan pemerintah adalah, karena
telah memberi signal yang salah kepada pelaku ekonomi dengan membuat nilai rupiah
terus-menerus overvalued dan suku bunga rupiah yang tinggi, sehingga pinjaman dalam
rupiah menjadi relatif mahal dan pinjaman dalam mata uang asing menjadi relatif murah.
Sebaliknya, tingkat bunga di dalam negeri dibiarkan tinggi untuk menahan pelarian
dana ke luar negeri dan agar masyarakat mau mendepositokan dananya dalam rupiah.
Jadi di sini pemerintah dihadapi dengan buah simalakama.
JURNAL 2
• Program Reformasi Ekonomi IMF
Menurut IMF, krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia disebabkan karena
pemerintah baru meminta bantuan IMF setelah rupiah sudah sangat terdepresiasi. Strategi
pemulihan IMF dalam garis besarnya adalah mengembalikan kepercayaan pada mata uang,
yaitu dengan membuat mata uang itu sendiri menarik. Inti dari setiap program pemulihan
ekonomi adalah restrukturisasi sektor finansial. (Fischer 1998b). Sementara itu pemerintah
Indonesia telah enam kali memperbaharui persetujuannya dengan IMF, Second
Supplementary Memorandum of Economic and Financial Policies (MEFP) tanggal 24 Juni,
kemudian 29 Juli 1998, dan yang terakhir adalah review yang keempat, tanggal 16 Maret 1999.
Program bantuan IMF pertama ditanda-tangani pada tanggal 31 Oktober 1997.
Program reformasi ekonomi yang disarankan IMF ini mencakup empat bidang:
1. Penyehatan sektor keuangan;
2. Kebijakan fiskal;
3. Kebijakan moneter;
4. Penyesuaian struktural.
Untuk menunjang program ini, IMF akan mengalokasikan stand-by credit sekitar US$
11,3 milyar selama tiga hingga lima tahun masa program. Sejumlah US$ 3,04 milyar dicairkan
segera, jumlah yang sama disediakan setelah 15 Maret 1998 bila program penyehatannya
telah dijalankan sesuai persetujuan, dan sisanya akan dicairkan secara bertahap sesuai
kemajuan dalam pelaksanaan program. Dari jumlah total pinjaman tersebut, Indonesia
sendiri mempunyai kuota di IMF sebesar US$ 2,07 milyar yang bisa dimanfaatkan. (IMF,
1997: 1). Di samping dana bantuan IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan negaranegara
sahabat juga menjanjikan pemberian bantuan yang nilai totalnya mencapai lebih
kurang US$ 37 milyar (menurut Hartcher dan Ryan). Namun bantuan dari pihak lain ini
dikaitkan dengan kesungguhan pemerintah Indonesia melaksanakan program-program
yang diprasyaratkan IMF.
Sebagai perbandingan, Korea mendapat bantuan dana total sebesar US$ 57 milyar
untuk jangka waktu tiga tahun, di antaranya sebesar US$ 21 milyar berasal dari IMF. Thailand
hanya memperoleh dana bantuan total sebesar US$ 17,2 milyar, di antaranya US$ 4 milyar
dari IMF dan masing-masing US$ 0,5 milyar berasal dari Indonesia dan Korea.
Karena dalam beberapa hal program-program yang diprasyaratkan IMF oleh pihak
Indonesia dirasakan berat dan tidak mungkin dilaksanakan, maka dilakukanlah negosiasi
kedua yang menghasilkan persetujuan mengenai reformasi ekonomi (letter of intent) yang
ditanda-tangani pada tanggal 15 Januari 1998, yang mengandung 50 butir.
SaransaranIMF diharapkan akan mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan cepat dan
kurs nilai tukar rupiah bisa menjadi stabil (butir 17 persetujuan IMF 15 Januari 1998). Pokokpokok
dari program IMF adalah sebagai berikut:
A. Kebijakan makro-ekonomi
- Kebijakan fiskal
- Kebijakan moneter dan nilai tukar
B. Restrukturisasi sektor keuangan
- Program restrukturisasi bank
- Memperkuat aspek hukum dan pengawasan untuk perbankan
C. Reformasi struktural
- Perdagangan luar negeri dan investasi
- Deregulasi dan swastanisasi
- Social safety net
- Lingkungan hidup.
Setelah pelaksanaan reformasi kedua ini kembali menghadapi berbagai hambatan,
maka diadakanlah negosiasi ulang yang menghasilkan supplementary memorandum pada
tanggal 10 April 1998 yang terdiri atas 20 butir, 7 appendix dan satu matriks. Cakupan
memorandum ini lebih luas dari kedua persetujuan sebelumnya, dan aspek baru yang masuk
adalah penyelesaian utang luar negeri perusahaan swasta Indonesia. Jadwal pelaksanaan
masing-masing program dirangkum dalam matriks komitmen kebijakan struktural. Strategi
yang akan dilaksanakan adalah:
1. menstabilkan rupiah pada tingkat yang sesuai dengan kekuatan ekonomi Indonesia;
2. memperkuat dan mempercepat restrukturisasi sistim perbankan;
3. memperkuat implementasi reformasi struktural untuk membangun ekonomi yang efisien
dan berdaya saing;
JURNAL 3
• Dampak dari Krisis
Dewasa ini semua permasalahan dalam krisis ekonomi berputar-putar sekitar kurs
nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan dengan
pendapatan masyarakat dalam rupiah yang tetap, bahkan dalam beberapa hal turun
ditambah PHK, padahal harga dari banyak barang naik cukup tinggi, kecuali sebagian
sektor pertanian dan ekspor. Imbas dari kemerosotan nilai tukar rupiah yang tajam secara
umum sudah kita ketahui: kesulitan menutup APBN, harga telur/ayam naik, utang luar
negeri dalam rupiah melonjak, harga BBM/tarif listrik naik, tarif angkutan naik, perusahaan
tutup atau mengurangi produksinya karena tidak bisa menjual barangnya dan beban utang
yang tinggi, toko sepi, PHK di mana-mana, investasi menurun karena impor barang modal
menjadi mahal, biaya sekolah di luar negeri melonjak. Dampak lain adalah laju inflasi yang
tinggi selama beberapa bulan terakhir ini, yang bukan disebabkan karena imported inflation4 ,
tetapi lebih tepat jika dikatakan foreign exchange induced inflation. Masalah ini hanya bisa
dipecahkan secara mendasar bila nilai tukar valas bisa diturunkan hingga tingkat yang
wajar atau nyata (riil). Dengan demikian roda perekonomian bisa berputar kembali dan
harga-harga bisa turun dari tingkat yang tinggi dan terjangkau oleh masyarakat, meskipun
tidak kembali pada tingkat sebelum terjadinya krisis moneter.
Pada sisi lain merosotnya nilai tukar rupiah secara tajam juga membawa hikmah.
Secara umum impor barang menurun tajam termasuk impor buah, perjalanan ke luar negeri
dan pengiriman anak sekolah ke luar negeri, kebalikannya arus masuk turis asing akan
lebih besar, daya saing produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor rendah
meningkat sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang berbasis
pertanian, proteksi industri dalam negeri meningkat sejalan dengan merosotnya nilai tukar
rupiah, pengusaha domestik kapok meminjam dana dari luar negeri. Hasilnya adalah
perbaikan dalam neraca berjalan. Petani yang berbasis ekspor penghasilannya dalam rupiah
mendadak melonjak drastis, sementara bagi konsumen dalam negeri harga beras, gula, kopi
dan sebagainya ikut naik. Sayangnya ekspor yang secara teoretis seharusnya naik, tidak
terjadi, bahkan cenderung sedikit menurun pada sektor barang hasil industri. Meskipun
penerimaan rupiah petani komoditi ekspor meningkat tajam, tetapi penerimaan ekspor dalam
valas umumnya tidak berubah, karena pembeli di luar negeri juga menekan harganya karena
tahu petani dapat untung besar, dan negara-negara produsen lain juga mengalami depresiasi
4 Suatu inflasi dikatakan terjadi karena imported inflation bila harga barang-barang di negara pengekspornya naik,
dan ini tidak terjadi.
dalam nilai tukar mata uangnya dan bisa menurunkan harga jual dalam nominasi valas.
Hal yang serupa juga terjadi untuk ekspor barang manufaktur, hanya di sini ada kesulitan
lain untuk meningkatkan ekspor, karena ada masalah dengan pembukaan L/C dan keadaan
sosial-politik yang belum menentu sehingga pembeli di luar negeri mengalihkan pesanan
barangnya ke negara lain.
Sebagai dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan ini, pada Oktober 1998 ini
jumlah keluarga miskin diperkirakan meningkat menjadi 7,5 juta, sehingga perlu dilancarkan
program-program untuk menunjang mereka yang dikenal sebagai social safety net.
Meningkatnya jumlah penduduk miskin tidak terlepas dari jatuhnya nilai tukar rupiah
yang tajam, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara penghasilan yang berkurang
karena PHK atau naik sedikit dengan pengeluaran yang meningkat tajam karena tingkat
inflasi yang tinggi, sehingga bila nilai tukar rupiah bisa dikembalikan ke nilai nyatanya
maka biaya besar yang dibutuhkan untuk social safety net ini bisa dikurangi secara drastis.
Namun secara keseluruhan dampak negatifnya dari jatuhnya nilai tukar rupiah masih
lebih besar dari dampak positifnya.
8. Saran-Saran
Krisis moneter telah memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk menentukan
kebijakan di masa depan, maka upaya yang paling utama dan mendesak bagi Indonesia dewasa ini adalah program penyelamatan yang bisa mengembalikan kepercayaan
masyarakat serta menstabilkan kurs rupiah pada nilai tukar yang nyata (bandingkan juga
Stiglitz). Para ekonom dari CSIS berpendapat bahwa langkah yang harus diambil untuk
mengatasi kemelut ini adalah dengan menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
dalam tingkat yang wajar, restrukturisasi perbankan, dan penyelesaian masalah utang
swasta dengan penjadwalan ulang
Penulis menginterpretasikan nilai tukar nyata sebagai nilai tukar berdasarkan
purchasing power parity yang bisa menjaga keseimbangan dalam neraca berjalan dan yang
bisa menjamin ekonomi nasional beroperasi. Dengan sistim ini, harga barang-barang
produksi dalam negeri dengan kandungan lokal tinggi bisa meningkat daya saingnya
sehingga bisa berkembang dan orang tidak mengandalkan bahan impor karena menjadi
mahal, industrialisasi substitusi impor berlanjut, harga mobil terjangkau oleh masyarakat,
impor secara otomatis akan berkurang (misalnya buah, jalan-jalan ke luar negeri, berobat di
luar negeri, kirim anak sekolah di luar negeri, pola makan makanan yang bahannya gandum),
dan meningkatkan ekspor. Kegiatan jasa hotel, perjalanan, perdagangan dan angkutan juga
bisa hidup kembali.
Setelah mendapat pengalaman dari krisis ini, dana asing akan sangat hati-hati masuk
1. Daftar Pustaka
1) Abrahamson, Jeffrey.1996. Money Laundering: Butterworths. Journal of International Banking
and Financial Law, July – August.
2) Camdesus, Michael.1998. Money Laundering: The Importance of International
Countermeasures, Paris (Feb 10).
3) Hayaes, Andrew.1996. Payable Through Accounts and Money Laundering. Legal Analysis.
Pp 29-31.
4) Morris, Allan.1995. Money Laundering: The Regim in the United Kingdom, pp 350.
5) Parlour, Richard.1995. International Guide to Money Laundering and Practice, Butterworths.
6) Reuters News.1999 (March 31). Bancomer and Banca serfin Plead Guilty to Money Laundering.
7) Richard, Barry, et al.1998. Guide to Financial Services Regulation, 3rd Edition, CCH Inc.
Illinois, USA.
8) Robinson, Jeffrey.1998. Laundrymen, Pocket Books, London.
9) The Banker, 1998 (Feb). Money Laundering: The Sky’s the Limit, pp 52-53.
LATAR BELAKANG
Pada tahun 1997-1998 indonesia jatuh terpuruk pada perekonomian dan tidak sangup bertahan dari krisis yang terjadi di hampir semua asia tengara akhirnya tahun 1997 indonesia ikut juga merasakannya.dan ditandai juga dengan lengsernya presiden soeharto, yang takluk juga pada masalah ekonomi ini.
Banyak lagi Hal yang membuat saya tertarik pada masalah ekonomi ini karena menyangkut masalah perekonomian yang pernah kita alami baik berdampak langsung atau tidak. Namun pada krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997-1998 ber dampak besar pengaruhnya bagi rakyat Indonesia . banyak perusahaan yang tutup akibat tidak bisa membayar hutangnya dengan mengunakan mata dolar yang tembus di atas sepuluh ribu rupiah per satu dolar.
Ini yang berdampak langsung bagi saya ialah dimana keuang dikelurga saya menjadi ikutan krisis keuangan akibat perusahan tempat ayah berkerja ikut tutup namun ayah mempunyai sampingan pekerjaan yang dapat membuat kami bisa melanjutkan kehidupan.semua itu yang membuat saya ingin tahu kapan,mengapa dan dimana itu bisa terjadi agar saya dapat mempersiapkan dengan baik krisis yang terjadi pada suatu Negara atau pun secara global
Dan menjadikan pelajaran bagi kehidupan saya sendiri khususnya bahwa apa yang terjadi pada bangsa ini pada tahun 1997-1998.bahwa hutang pada Negara lain atau yang pasti berhutang dan tidak mengatur keuangan kita dengan baik sangatlah berpengaruh pada kita.terbukti Indonesia yng berhutang pada IMF malah membuat Indonesia terjerumus dalan krisis. Juga menjadi suatu pembelajaran bagi saya. apakah saya dapat menghindari krisis seperti yang telah terjadi pada tahun 1997-1998.
Bagi saya terhindar dari krisis moneter itu sangatlah hal yang luar biasa karena itu mencerminkan diri kita apa kita mampu mengelola uang yang kita miliki atau setidaknya mempersiapkan keuangan saja bila kita tidak mampu menghadapi krisis.
NPM : 10208095
KELAS : 3EA11
KRISIS MONETER 1997-1998 DI INDONESIA
1. ABSTRAK
Krisis ekonomi dan berbagai kebijakan pemulihan ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk memimpin lebih dinamis dan fluktuatif harga bahan makanan dan input pertanian sejak pertengahan tahun 1997. Selama periode puncak harga krisis pangan di pasar ritel meningkat pada tingkat yang lebih tinggi, tentang 3-25 kali lipat pertumbuhan harga sebelum krisis, khususnya untuk bahan pangan harga rendah. Ini berarti bahwa krisis cenderung menimbulkan dampak yang lebih tinggi pada konsumsi makanan berpenghasilan rendah rumah tangga. Untuk mengatasi krisis kebijakan perdagangan berbagai makanan dan input pertanian
dikeluarkan oleh pemerintah sehingga laju pertumbuhan harga pakan menjadi lebih rendah, dengan kata lain,menguntungkan bagi konsumen makanan. Namun kebijakan tersebut tidak menguntungkan untuk pendapatan petani meningkat karena karena kebijakan perdagangan input rasio harga makanan untuk harga input menurun dengan tingkat meningkat. Situasi ini lebih sulit untuk pertanian masa depan
pembangunan, yang lebih fokus pada mengakibatkan kenaikan pendapatan bukannya meningkatkan produksi, karena selain harga yang tidak menguntungkan krisis juga menyebabkan peningkatan jumlah orang yang terlibat di sektor pertanian sekitar 3,56 juta orang atau 9,9 persen. Dalam rangka mendukung pertanian pengembangan, sesuai, reorientasi dan reorganisasi kebijakan perdagangan pangan untuk padikhususnya diperlukan.
2. PENDAHULUAN
Krisis ekonomi yang pada mulanya dipicu oleh krisis moneter sejak pertengahan tahun
1997 telah membuktikan bahwa perekonomian nasional tidak sekokoh seperti yang
dibayangkan selama ini. Akibat krisis pendapatan per kapita telah terpuruk dari 980 $ US
pada 1997 menjadi sekitar 500 $ US pada tahun 1999 atau menyamai tingkat pendapatan per
kapita sekitar tahun 80-an. Artinya hasil pembangunan selama 30 tahun lebih sejak awal orde
baru, telah dihancurkan hanya dalam waktu 2 tahun. Akibat krisis, laju pertumbuhan ekonomi
nasional mesorot tajam dari 8.2 persen pada tahun 1995 menjadi -13.4 persen pada tahun
1998. Penurunan laju pertumbuhan ekonomi akibat krisis moneter juga dialami oleh negara
lain di kawasan Asia. Misal, pertumbuhan ekonomi Thailand dan Philipina masing-masing
mengalami penurunan dari 4.8 persen dan 8.8 persen pada tahun 1995 menjadi -0.6 persen
dan -8.0 persen pada tahun 1998
3. Latar Belakang
Krisis ekonomi atau yang sering disebut dengan nama krisis moneter merupakan suatu peristiwa atau kondisi menurunya ekonomi suatu Negara. Semua Negara praktis pernah mengalami yang namanya krisis dalam perekonomian negaranya. Karena krisis merupakan kejadian yang simultan dan memiliki effek yang akan menyebar keberbagai Negara. Banyak yang menyebutkan bahwa Krisis moneter merupakan hasil dari ekonomi kapitalis yang sepenuhnya bergantung pada sistem pasar yang ada. Akibatnya pasar tidak terkendali dan mengakibatkan terjadinya krisis. Krisis ekonomi dunia pernah terjadi pada tahun 1930 silam atau yang lebih dikenal dengan The Great Depression yang saat itu ekonomi masih dikuasai kapitalis dimana semua kegiatan perekonomian diserahkan langsung kepada mekanisme pasar. Kemudian setelah kejadian tahun 1930 tersebut ekonomi berusaha diperbaiki dengan tidak sepenuhnya memakai sistem kapitalis murni dalam perekonomian suatu Negara.
Untuk indonesia sendiri krisis ekonomi atau krisis moneter bukanlah hal baru karena indonesia terhitung telah mengalami 2 kali krisis yang melanda perekonomiannya. YAng pertama adalah krisis moneter tahun 1998 yang melanda nagara-negara Asia Tenggara membuat ekonomi indonesia benar-benar kolaps hingga membuat pertumbuhan ekonomi indonesia saat itu menjadi minus(-), kurs rupiah melemah terhadap mata uang asing, adanya rush terhadap perbankan tanah air. Hal ini tentu akan merembet kesektor lainnya seperti berkurangnya investasi, dan banyak industri-industri yang bangkrut sehingga menimbulkan angka pengangguran yang sangat tinggi, ditambah lagi dengan angka inflasi yang mencapai Hiperinflasi. Kejadian ini membuat ekonomi indonesia hancur yang pada awalnya indonesia merupakan Negara yang ekonominya paling tangguh di asia tenggara menjadi tidak berkutik akibat krisis tahun 1998. Industri indonesia yang sudah mulai memasuki tahap lepas landas harus kembali mengulang dari awal
4. Alasan pengambilan jurnal
Suatu pertanyaan besar yang ada dalam benak kita semua tentang kondisi perekonomian indonesia yang selalu mengalami krisis. Dalam satu dekade ini saja perekonomian indonesia telah diguncang krisis sebanyak 2 kali, yaitu krisis ekonomi tahun 1998 dan krisis keauangan global yang terjadi pada tahun 2008. Yang menjadi pertanyaan saat ini masih cukup kuatkan perekonomian kita untuk menghadapi pola perekonomian dunia saat ini?. Mengapa demikian, karena saat ini perekonomian indonesia masih sangat tergantung dengan ekonomi global khususnya negara-negara maju. Hal ini bisa dibuktikan dengan bila perekonomian dunia mengalami keamjuan akan dikuti pula dengan kemajuan ekonomi indonesia, namun bila suatu ekonomi dunia mengalami krisis maka indonesia adalah salah satu negara yang paling parah mengalaminya. Seperti krisis yang selama ini terjadi semua penyebabnya berasal dari luar dan tidak ada yang berasal dari dalam perekonomian indonesia sendiri. Untuk itu perlu bagi kami kelompok 3 untuk mengkaji lebih lanjut tentang fenomena krisis moneter di indonesia pada tahun 1998 dan tahun 2008. Baik itu dari sisi penyebab terjadinya krisis, perbedaan krisis 1998 dan 2008,
maupun solusi mengatasinya dalam jangak pendek dan jangka menengah serta jangka panjang.ini perekonomian indonesia masih sangat tergantung dengan ekonomi global khususnya negara-negara maju. Hal ini bisa dibuktikan dengan bila perekonomian dunia mengalami keamjuan akan dikuti pula dengan kemajuan ekonomi indonesia, namun bila suatu ekonomi dunia mengalami krisis maka indonesia adalah salah satu negara yang paling parah mengalaminya. Seperti krisis yang selama ini terjadi semua penyebabnya berasal dari luar dan tidak ada yang berasal dari dalam perekonomian indonesia sendiri.
Untuk itu perlu bagi kami kelompok 3 untuk mengkaji lebih lanjut tentang fenomena krisis moneter di indonesia pada tahun 1998 dan tahun 2008. Baik itu dari sisi penyebab terjadinya krisis, perbedaan krisis 1998 dan 2008, maupun solusi mengatasinya dalam jangak pendek dan jangka menengah serta jangka panjang.
5. . Perumusan masalah
Krisis moneter merupakan bencana terhadap perekonomian suatu negara. Karena akibat krisis tersebut membuat ekonomi suatu negara mengalami penurunan atau depresiasi. Bila tidak dilakukan langkah-langkah pencegahan dan penanggulangan dalam jangka panjang akan membuat ekonomi negara tidak tumbuh. Sehimgga diperlukan kebijakkan-kebijakkan untu mengatasi krisis moneter tersebut.
6. METODOLOGI PENELITIAN
Untuk mengevaluasi secara kuantitatif dampak krisis dan kebijakan
penanggulangannya terhadap pendapatan petani maka diperlukan analisis yang cukup
kompleks. Hal ini karena dengan berubahnya struktur harga output dan faktor produksi
pertanian, baik akibat krisis maupun akibat kebijakan penanggulangan krisis yang dilakukan
pemerintah, maka petani akan mengorganisir kembali pemanfaatan seluruh sumberdaya yang
dimiliki. Kajian berikut ini tidak diarahkan untuk mengevaluasi dampak tersebut secara
kuantitatif, tetapi hanya ditujukan untuk mengevaluasi sejauh mana krisis ekonomi dan
kebijakan yang dilakukan pemerintah memberi peluang bagi peningkatan pendapatan petani.
Secara teoritis, peluang pendapatan petani tersebut ditentukan oleh tingkat teknologi yang
diterapkan petani dan tingkat harga output dan input pertanian.
Karena krisis ekonomi relative kecil pengaruhnya terhadap teknik usahatani, maka peluang pendapatan petani tersebutsangat ditentukan oleh situasi harga input dan output pertanian baik pada masa sebelum krisis,pada masa krisis maupun pada periode pasca kebijakan atau setelah dilakukannya kebijakan penanggulangan krisis.
7. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Jatuhnya nilai rupiah merupakan pemicu awal bagi krisis ekonomi karena hal itu
memberikan dampak yang sangat luas terhadap perekonomian nasional. Depresiasi rupiah
tersebut dimulai sejak pertengahan tahun 1997 akibat diterapkannya kebijakan penghapusan
band intervensi rupiah pada bulan Juni 1997. Diikuti dengan gejolak politik yang menghangat menjelang Pemilu 1997, kepercayaan masyarakat terhadap rupiah semakin menurun.Konsekuensinya adalah nilai rupiah mengalami depresiasi yang sangat tajam pada Januari 1998 yaitu sebesar 265 persen dibandingkan nilai rupiah pada bulan sebelumnya. Pada bulanbulan berikutnya nilai tukar dolar US terhadap rupiah semakin bergejolak dan mencapai puncaknya pada bulan Juni 1998 dimana nilai tukar dolar US sekitar 15 ribu rupiah per dolar atau sekitar 7 kali lipat harga dolar pada periode sebelum krisis
JURNAL 1
• Krisis Moneter dan Faktor-Faktor Penyebabnya
Penyebab dari krisis ini bukanlah fundamental ekonomi Indonesia yang selama ini
lemah, hal ini dapat dilihat dari data-data statistik di atas, tetapi terutama karena utang
swasta luar negeri yang telah mencapai jumlah yang besar. Yang jebol bukanlah sektor
rupiah dalam negeri, melainkan sektor luar negeri, khususnya nilai tukar dollar AS yang
mengalami overshooting yang sangat jauh dari nilai nyatanya1 . Krisis yang berkepanjangan
ini adalah krisis merosotnya nilai tukar rupiah yang sangat tajam, akibat dari serbuan yang
mendadak dan secara bertubi-tubi terhadap dollar AS (spekulasi) dan jatuh temponya utang
swasta luar negeri dalam jumlah besar. Seandainya tidak ada serbuan terhadap dollar AS
ini, meskipun terdapat banyak distorsi pada tingkat ekonomi mikro, ekonomi Indonesia
tidak akan mengalami krisis. Dengan lain perkataan, walaupun distorsi pada tingkat ekonomi
mikro ini diperbaiki, tetapi bila tetap ada gempuran terhadap mata uang rupiah, maka krisis
akan terjadi juga, karena cadangan devisa yang ada tidak cukup kuat untuk menahan
gempuran ini. Krisis ini diperparah lagi dengan akumulasi dari berbagai faktor penyebab
lainnya yang datangnya saling bersusulan. Analisis dari faktor-faktor penyebab ini penting,
karena penyembuhannya tentunya tergantung dari ketepatan diagnosa.
Anwar Nasution melihat besarnya defisit neraca berjalan dan utang luar negeri,
ditambah dengan lemahnya sistim perbankan nasional sebagai akar dari terjadinya krisis
finansial (Nasution: 28). Bank Dunia melihat adanya empat sebab utama yang bersamasama
membuat krisis menuju ke arah kebangkrutan (World Bank, 1998, pp. 1.7 -1.11). Yang
pertama adalah akumulasi utang swasta luar negeri yang cepat dari tahun 1992 hingga Juli
1997, sehingga l.k. 95% dari total kenaikan utang luar negeri berasal dari sektor swasta ini,
dan jatuh tempo rata-ratanya hanyalah 18 bulan. Bahkan selama empat tahun terakhir
utang luar negeri pemerintah jumlahnya menurun. Sebab yang kedua adalah kelemahan
Dalam teori, overshooting nilai tukar biasanya bersifat sementara untuk kemudian mencari keseimbangan jangka panjang baru. Tetapi selama krisis ini berlangsung, nilai overshooting adalah sangat besar dan sudah berlangsung sejak akhir tahun 1997.pada sistim perbankan. Ketiga adalah masalah governance, termasuk kemampuan pemerintah menangani dan mengatasi krisis, yang kemudian menjelma menjadi krisis kepercayaan dan keengganan donor untuk menawarkan bantuan finansial dengan cepat. Yang keempat adalah ketidak pastian politik menghadapi Pemilu yang lalu dan pertanyaan mengenai kesehatan Presiden Soeharto pada waktu itu.
Sementara menurut penilaian penulis, penyebab utama dari terjadinya krisis yang
berkepanjangan ini adalah merosotnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang sangat
tajam, meskipun ini bukan faktor satu-satunya, tetapi ada banyak faktor lainnya yang berbeda
menurut sisi pandang masing-masing pengamat.
Berikut ini diberikan rangkuman dari berbagai faktor tersebut menurut urutan kejadiannya:
1) Dianutnya sistim devisa yang terlalu bebas tanpa adanya pengawasan yang memadai,
memungkinkan arus modal dan valas dapat mengalir keluar-masuk secara bebas
berapapun jumlahnya. Kondisi di atas dimungkinkan, karena Indonesia menganut rezim
devisa bebas dengan rupiah yang konvertibel, sehingga membuka peluang yang sebesarbesarnya
untuk orang bermain di pasar valas. Masyarakat bebas membuka rekening
valas di dalam negeri atau di luar negeri. Valas bebas diperdagangkan di dalam negeri,
sementara rupiah juga bebas diperdagangkan di pusat-pusat keuangan di luar negeri.
2) Tingkat depresiasi rupiah yang relatif rendah, berkisar antara 2,4% (1993) hingga 5,8%
(1991) antara tahun 1988 hingga 1996, yang berada di bawah nilai tukar nyatanya,
menyebabkan nilai rupiah secara kumulatif sangat overvalued. Ditambah dengan kenaikan
pendapatan penduduk dalam nilai US dollar yang naiknya relatif lebih cepat dari
kenaikan pendapatan nyata dalam Rupiah, dan produk dalam negeri yang makin lama
makin kalah bersaing dengan produk impor. Nilai Rupiah yang overvalued berarti juga
proteksi industri yang negatif. Akibatnya harga barang impor menjadi relatif murah dan
produk dalam negeri relatif mahal, sehingga masyarakat memilih barang impor yang
kualitasnya lebih baik. Akibatnya produksi dalam negeri tidak berkembang, ekspor
menjadi kurang kompetitif dan impor meningkat. Nilai rupiah yang sangat overvalued ini
sangat rentan terhadap serangan dan permainan spekulan, karena tidak mencerminkan
nilai tukar yang nyata.
3) Akar dari segala permasalahan adalah utang luar negeri swasta jangka pendek dan
menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia
cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya (bandingkan
juga , ditambah sistim perbankan nasional yang lemah. Akumulasi
utang swasta luar negeri yang sejak awal tahun 1990-an telah mencapai jumlah yang
sangat besar, bahkan sudah jauh melampaui utang resmi pemerintah yang beberapa
tahun terakhir malah sedikit berkurang (oustanding official debt). Ada tiga pihak yang
Krisis Moneter Indonesia : Sebab, Dampak, Peran IMF dan Saran 5
bersalah di sini, pemerintah, kreditur dan debitur. Kesalahan pemerintah adalah, karena
telah memberi signal yang salah kepada pelaku ekonomi dengan membuat nilai rupiah
terus-menerus overvalued dan suku bunga rupiah yang tinggi, sehingga pinjaman dalam
rupiah menjadi relatif mahal dan pinjaman dalam mata uang asing menjadi relatif murah.
Sebaliknya, tingkat bunga di dalam negeri dibiarkan tinggi untuk menahan pelarian
dana ke luar negeri dan agar masyarakat mau mendepositokan dananya dalam rupiah.
Jadi di sini pemerintah dihadapi dengan buah simalakama.
JURNAL 2
• Program Reformasi Ekonomi IMF
Menurut IMF, krisis ekonomi yang berkepanjangan di Indonesia disebabkan karena
pemerintah baru meminta bantuan IMF setelah rupiah sudah sangat terdepresiasi. Strategi
pemulihan IMF dalam garis besarnya adalah mengembalikan kepercayaan pada mata uang,
yaitu dengan membuat mata uang itu sendiri menarik. Inti dari setiap program pemulihan
ekonomi adalah restrukturisasi sektor finansial. (Fischer 1998b). Sementara itu pemerintah
Indonesia telah enam kali memperbaharui persetujuannya dengan IMF, Second
Supplementary Memorandum of Economic and Financial Policies (MEFP) tanggal 24 Juni,
kemudian 29 Juli 1998, dan yang terakhir adalah review yang keempat, tanggal 16 Maret 1999.
Program bantuan IMF pertama ditanda-tangani pada tanggal 31 Oktober 1997.
Program reformasi ekonomi yang disarankan IMF ini mencakup empat bidang:
1. Penyehatan sektor keuangan;
2. Kebijakan fiskal;
3. Kebijakan moneter;
4. Penyesuaian struktural.
Untuk menunjang program ini, IMF akan mengalokasikan stand-by credit sekitar US$
11,3 milyar selama tiga hingga lima tahun masa program. Sejumlah US$ 3,04 milyar dicairkan
segera, jumlah yang sama disediakan setelah 15 Maret 1998 bila program penyehatannya
telah dijalankan sesuai persetujuan, dan sisanya akan dicairkan secara bertahap sesuai
kemajuan dalam pelaksanaan program. Dari jumlah total pinjaman tersebut, Indonesia
sendiri mempunyai kuota di IMF sebesar US$ 2,07 milyar yang bisa dimanfaatkan. (IMF,
1997: 1). Di samping dana bantuan IMF, Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia dan negaranegara
sahabat juga menjanjikan pemberian bantuan yang nilai totalnya mencapai lebih
kurang US$ 37 milyar (menurut Hartcher dan Ryan). Namun bantuan dari pihak lain ini
dikaitkan dengan kesungguhan pemerintah Indonesia melaksanakan program-program
yang diprasyaratkan IMF.
Sebagai perbandingan, Korea mendapat bantuan dana total sebesar US$ 57 milyar
untuk jangka waktu tiga tahun, di antaranya sebesar US$ 21 milyar berasal dari IMF. Thailand
hanya memperoleh dana bantuan total sebesar US$ 17,2 milyar, di antaranya US$ 4 milyar
dari IMF dan masing-masing US$ 0,5 milyar berasal dari Indonesia dan Korea.
Karena dalam beberapa hal program-program yang diprasyaratkan IMF oleh pihak
Indonesia dirasakan berat dan tidak mungkin dilaksanakan, maka dilakukanlah negosiasi
kedua yang menghasilkan persetujuan mengenai reformasi ekonomi (letter of intent) yang
ditanda-tangani pada tanggal 15 Januari 1998, yang mengandung 50 butir.
SaransaranIMF diharapkan akan mengembalikan kepercayaan masyarakat dengan cepat dan
kurs nilai tukar rupiah bisa menjadi stabil (butir 17 persetujuan IMF 15 Januari 1998). Pokokpokok
dari program IMF adalah sebagai berikut:
A. Kebijakan makro-ekonomi
- Kebijakan fiskal
- Kebijakan moneter dan nilai tukar
B. Restrukturisasi sektor keuangan
- Program restrukturisasi bank
- Memperkuat aspek hukum dan pengawasan untuk perbankan
C. Reformasi struktural
- Perdagangan luar negeri dan investasi
- Deregulasi dan swastanisasi
- Social safety net
- Lingkungan hidup.
Setelah pelaksanaan reformasi kedua ini kembali menghadapi berbagai hambatan,
maka diadakanlah negosiasi ulang yang menghasilkan supplementary memorandum pada
tanggal 10 April 1998 yang terdiri atas 20 butir, 7 appendix dan satu matriks. Cakupan
memorandum ini lebih luas dari kedua persetujuan sebelumnya, dan aspek baru yang masuk
adalah penyelesaian utang luar negeri perusahaan swasta Indonesia. Jadwal pelaksanaan
masing-masing program dirangkum dalam matriks komitmen kebijakan struktural. Strategi
yang akan dilaksanakan adalah:
1. menstabilkan rupiah pada tingkat yang sesuai dengan kekuatan ekonomi Indonesia;
2. memperkuat dan mempercepat restrukturisasi sistim perbankan;
3. memperkuat implementasi reformasi struktural untuk membangun ekonomi yang efisien
dan berdaya saing;
JURNAL 3
• Dampak dari Krisis
Dewasa ini semua permasalahan dalam krisis ekonomi berputar-putar sekitar kurs
nilai tukar valas, khususnya dollar AS, yang melambung tinggi jika dihadapkan dengan
pendapatan masyarakat dalam rupiah yang tetap, bahkan dalam beberapa hal turun
ditambah PHK, padahal harga dari banyak barang naik cukup tinggi, kecuali sebagian
sektor pertanian dan ekspor. Imbas dari kemerosotan nilai tukar rupiah yang tajam secara
umum sudah kita ketahui: kesulitan menutup APBN, harga telur/ayam naik, utang luar
negeri dalam rupiah melonjak, harga BBM/tarif listrik naik, tarif angkutan naik, perusahaan
tutup atau mengurangi produksinya karena tidak bisa menjual barangnya dan beban utang
yang tinggi, toko sepi, PHK di mana-mana, investasi menurun karena impor barang modal
menjadi mahal, biaya sekolah di luar negeri melonjak. Dampak lain adalah laju inflasi yang
tinggi selama beberapa bulan terakhir ini, yang bukan disebabkan karena imported inflation4 ,
tetapi lebih tepat jika dikatakan foreign exchange induced inflation. Masalah ini hanya bisa
dipecahkan secara mendasar bila nilai tukar valas bisa diturunkan hingga tingkat yang
wajar atau nyata (riil). Dengan demikian roda perekonomian bisa berputar kembali dan
harga-harga bisa turun dari tingkat yang tinggi dan terjangkau oleh masyarakat, meskipun
tidak kembali pada tingkat sebelum terjadinya krisis moneter.
Pada sisi lain merosotnya nilai tukar rupiah secara tajam juga membawa hikmah.
Secara umum impor barang menurun tajam termasuk impor buah, perjalanan ke luar negeri
dan pengiriman anak sekolah ke luar negeri, kebalikannya arus masuk turis asing akan
lebih besar, daya saing produk dalam negeri dengan tingkat kandungan impor rendah
meningkat sehingga bisa menahan impor dan merangsang ekspor khususnya yang berbasis
pertanian, proteksi industri dalam negeri meningkat sejalan dengan merosotnya nilai tukar
rupiah, pengusaha domestik kapok meminjam dana dari luar negeri. Hasilnya adalah
perbaikan dalam neraca berjalan. Petani yang berbasis ekspor penghasilannya dalam rupiah
mendadak melonjak drastis, sementara bagi konsumen dalam negeri harga beras, gula, kopi
dan sebagainya ikut naik. Sayangnya ekspor yang secara teoretis seharusnya naik, tidak
terjadi, bahkan cenderung sedikit menurun pada sektor barang hasil industri. Meskipun
penerimaan rupiah petani komoditi ekspor meningkat tajam, tetapi penerimaan ekspor dalam
valas umumnya tidak berubah, karena pembeli di luar negeri juga menekan harganya karena
tahu petani dapat untung besar, dan negara-negara produsen lain juga mengalami depresiasi
4 Suatu inflasi dikatakan terjadi karena imported inflation bila harga barang-barang di negara pengekspornya naik,
dan ini tidak terjadi.
dalam nilai tukar mata uangnya dan bisa menurunkan harga jual dalam nominasi valas.
Hal yang serupa juga terjadi untuk ekspor barang manufaktur, hanya di sini ada kesulitan
lain untuk meningkatkan ekspor, karena ada masalah dengan pembukaan L/C dan keadaan
sosial-politik yang belum menentu sehingga pembeli di luar negeri mengalihkan pesanan
barangnya ke negara lain.
Sebagai dampak dari krisis ekonomi yang berkepanjangan ini, pada Oktober 1998 ini
jumlah keluarga miskin diperkirakan meningkat menjadi 7,5 juta, sehingga perlu dilancarkan
program-program untuk menunjang mereka yang dikenal sebagai social safety net.
Meningkatnya jumlah penduduk miskin tidak terlepas dari jatuhnya nilai tukar rupiah
yang tajam, yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antara penghasilan yang berkurang
karena PHK atau naik sedikit dengan pengeluaran yang meningkat tajam karena tingkat
inflasi yang tinggi, sehingga bila nilai tukar rupiah bisa dikembalikan ke nilai nyatanya
maka biaya besar yang dibutuhkan untuk social safety net ini bisa dikurangi secara drastis.
Namun secara keseluruhan dampak negatifnya dari jatuhnya nilai tukar rupiah masih
lebih besar dari dampak positifnya.
8. Saran-Saran
Krisis moneter telah memberikan pelajaran yang sangat berharga untuk menentukan
kebijakan di masa depan, maka upaya yang paling utama dan mendesak bagi Indonesia dewasa ini adalah program penyelamatan yang bisa mengembalikan kepercayaan
masyarakat serta menstabilkan kurs rupiah pada nilai tukar yang nyata (bandingkan juga
Stiglitz). Para ekonom dari CSIS berpendapat bahwa langkah yang harus diambil untuk
mengatasi kemelut ini adalah dengan menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
dalam tingkat yang wajar, restrukturisasi perbankan, dan penyelesaian masalah utang
swasta dengan penjadwalan ulang
Penulis menginterpretasikan nilai tukar nyata sebagai nilai tukar berdasarkan
purchasing power parity yang bisa menjaga keseimbangan dalam neraca berjalan dan yang
bisa menjamin ekonomi nasional beroperasi. Dengan sistim ini, harga barang-barang
produksi dalam negeri dengan kandungan lokal tinggi bisa meningkat daya saingnya
sehingga bisa berkembang dan orang tidak mengandalkan bahan impor karena menjadi
mahal, industrialisasi substitusi impor berlanjut, harga mobil terjangkau oleh masyarakat,
impor secara otomatis akan berkurang (misalnya buah, jalan-jalan ke luar negeri, berobat di
luar negeri, kirim anak sekolah di luar negeri, pola makan makanan yang bahannya gandum),
dan meningkatkan ekspor. Kegiatan jasa hotel, perjalanan, perdagangan dan angkutan juga
bisa hidup kembali.
Setelah mendapat pengalaman dari krisis ini, dana asing akan sangat hati-hati masuk
1. Daftar Pustaka
1) Abrahamson, Jeffrey.1996. Money Laundering: Butterworths. Journal of International Banking
and Financial Law, July – August.
2) Camdesus, Michael.1998. Money Laundering: The Importance of International
Countermeasures, Paris (Feb 10).
3) Hayaes, Andrew.1996. Payable Through Accounts and Money Laundering. Legal Analysis.
Pp 29-31.
4) Morris, Allan.1995. Money Laundering: The Regim in the United Kingdom, pp 350.
5) Parlour, Richard.1995. International Guide to Money Laundering and Practice, Butterworths.
6) Reuters News.1999 (March 31). Bancomer and Banca serfin Plead Guilty to Money Laundering.
7) Richard, Barry, et al.1998. Guide to Financial Services Regulation, 3rd Edition, CCH Inc.
Illinois, USA.
8) Robinson, Jeffrey.1998. Laundrymen, Pocket Books, London.
9) The Banker, 1998 (Feb). Money Laundering: The Sky’s the Limit, pp 52-53.
LATAR BELAKANG
Pada tahun 1997-1998 indonesia jatuh terpuruk pada perekonomian dan tidak sangup bertahan dari krisis yang terjadi di hampir semua asia tengara akhirnya tahun 1997 indonesia ikut juga merasakannya.dan ditandai juga dengan lengsernya presiden soeharto, yang takluk juga pada masalah ekonomi ini.
Banyak lagi Hal yang membuat saya tertarik pada masalah ekonomi ini karena menyangkut masalah perekonomian yang pernah kita alami baik berdampak langsung atau tidak. Namun pada krisis moneter yang terjadi pada tahun 1997-1998 ber dampak besar pengaruhnya bagi rakyat Indonesia . banyak perusahaan yang tutup akibat tidak bisa membayar hutangnya dengan mengunakan mata dolar yang tembus di atas sepuluh ribu rupiah per satu dolar.
Ini yang berdampak langsung bagi saya ialah dimana keuang dikelurga saya menjadi ikutan krisis keuangan akibat perusahan tempat ayah berkerja ikut tutup namun ayah mempunyai sampingan pekerjaan yang dapat membuat kami bisa melanjutkan kehidupan.semua itu yang membuat saya ingin tahu kapan,mengapa dan dimana itu bisa terjadi agar saya dapat mempersiapkan dengan baik krisis yang terjadi pada suatu Negara atau pun secara global
Dan menjadikan pelajaran bagi kehidupan saya sendiri khususnya bahwa apa yang terjadi pada bangsa ini pada tahun 1997-1998.bahwa hutang pada Negara lain atau yang pasti berhutang dan tidak mengatur keuangan kita dengan baik sangatlah berpengaruh pada kita.terbukti Indonesia yng berhutang pada IMF malah membuat Indonesia terjerumus dalan krisis. Juga menjadi suatu pembelajaran bagi saya. apakah saya dapat menghindari krisis seperti yang telah terjadi pada tahun 1997-1998.
Bagi saya terhindar dari krisis moneter itu sangatlah hal yang luar biasa karena itu mencerminkan diri kita apa kita mampu mengelola uang yang kita miliki atau setidaknya mempersiapkan keuangan saja bila kita tidak mampu menghadapi krisis.
Langganan:
Postingan (Atom)