Jumat, 26 November 2010

BANNGA MENJADI KETURUNN BUGIS

BANGGA MENJADI KETURUNAN BUGIS
SAYA MEMBACA SEBUAH BLOG DARI” ANDI .W”
DAN KETIKA MEMBACA SAYA MERASA BANGGA AKAN ORANG BUGIS DARI TANAH MAKASAR
DAN SECARA PRIBADI SAYA KETURUNAN ORNG BUGIS SEBAB KAKEK SAYA BERASAL SAN LAHIR DI PARE-PARE SUL-SEL WALAU ALMARHUM SUDAH MENINGAL NAMUN PENGALAM DAN PEMBELAJARAN YANG BELIAU BERIKAN , MEMBUAT SAYA MENJADI PAHAM DAN MENCINTAI TANAH KELAHIRANNYA .WALAU SAYA BELUM PERNAH KE SANA DAN BELUM PERNAH BERTEMU DENGAN KELUARGA BESARNYA. AKAN TETAPI JIKA SAYA BEKRJA NANTI SAYA INGIN SEKALI KESANA…..”””AMIN”””IYE
INI SEPENGAL CERITA NYA::ORANG BUGIS
Kisah ini diambil dari catatan Claude de Forbin seorang
ksatria Prancis, yang dikirim ke Siam (sekarang Thailand) oleh Raja
Louis XIV, dengan misi yang amat ambisius dalam hal politik, agama,
ilmu pengetahuan dan ekonomi.

Tahun 1658 - 1659 Phra Narai, raja Siam tercatat memberikan daerah
pengungsian bagi 773 orang Minangkabau yang berasal dari Sumatra Barat dan berikutnya pada Tahun 1664, 250 orang (pria, wanita dan anak-anak) tiba dari Makassar dan diberikan hak dan membangun komunitas perkampungan bersebelahan dengan orang-orang Melayu yang sudah lebih dulu menetap.

Akan tetapi keadaan yang damai dan harmonis di Siam waktu itu tidak
berlangsung lama, karena seringnya terjadi intrik dan perebutan
kekuasan dalam lingkungan keluarga dan kerabat istana. Tidak
terkecuali Phra Narai dulunya juga adalah seorang yang merebut
kekuasaan dengan cara kekerasan dan berdarah, sehingga ia sadar betul
bahwa kekuasaanya tidak berakar dan tidak kuat dukungannya sehingga ia akan gampang pula digulingkan, karena itulah ia mempercayakan
pertahanan kerajaannya pada serdadu Prancis yang kala itu sedang
berada di Siam atas perintah Raja Prancis. Serdadu Prancis dipimpin
oleh Claude de Forbin dengan 6 kapal dan satu detasemen militer yang
beranggotakan 636 orang.

Adalah seorang pangeran Makassar (Gowa-Tallo) bernama Daeng Mangalle yang rupanya terlibat dengan konspirasi Melayu, Campa, Makassar dan orang Islam lain di Siam, konspirasi ini akan berencana menyerang istana dan membunuh raja Siam Phra Narai, karena Raja dianggap telah melenceng yaitu menempatkan kepercayaan pada orang asing yaitu Prancis dan Misi orang asing mengembangkan agama baru kemungkinan lebih buruk lagi Raja akan berpindah memeluk agama baru.

Rupanya konspirasi ini sudah tercium oleh sang raja, sehingga dengan cepat Phra Narai memperkuat pertahanan istananya dengan menempatkan pasukan Prancis tersebut serta meminta dukungan dari orang asing lainnya. Daeng Mangalle menolak meminta pengampunan dari Raja dan menyangkal keterlibatannya dalam persekongkolan tersebut.

Karena menolak akhirnya raja memerintahkan Forbin untuk mengepung
kapal-2 orang Makassar yang berniat meninggalkan Siam.
Kontak senjata pertama terjadi 40 orang Makassar menghadapi serdadu
Prancis dan Portugis dimana orang-orang Makassar menyerang mereka dengan mengerikan mengejar pasukan Prancis dan Portugis sejengkal demi sejengkal tanah yang dilewati menjadi ladang pembantian, wanita,
anak-anak semua dibunuh tanpa kecuali. Enam orang Makassar menyerang Pagoda dan membunuh biawarawan disana, tercatat pasukan Eropa-Siam kehilangan 366 orang dan belum lagi korban penduduk sipil.

Kontak kedua terjadi lagi saat tanggal 23 September 1686, raja
memerintahkan serangan besar-besaran ke perkampungan orang Makassar.
Akhirnya prinsip orang Bugis Makassar menghadapi tantangan "sekali
layar berkembang pantang surut kebelakang" menyadari bahwa sudah tidak ada kemungkinan lain selain bertempur sampai mati,dan setelah menyadari mereka tak akan memenangkan pertempuran, banyak diantara mereka terpaksa membunuh istri dan anak-anaknya untuk menghindarkan keluarga mereka dari perbudakan dan di perkosa. Beberapa kali pasukan Siam harus mundur menghadapi perlawanan orang Makassar yang sangat berani dan nekat. Bahkan seorang saksi Sejarah Peristiwa ini Menuliskan Kekaguman Mendalam Terhadap Orang-Orang Makassar, Belum pernah ia melihat ada bangsa yang seberani Bangsa Makassar...,ia melihat Orang Makassar itu sudah terkapar bersimbah darah dan di Injak- injak oleh tentara Siam dan Perancis, tetapi dengan seketika Orang Makassar yang sudah terkapar dan bersimbah darah itu Bangkit dan Membunuh dua Orang tentara Perancis yang ada di dekatnya, lalu kemudian ia mati perlahan-lahan.
Daeng Mangalle sendiri terluka dengan lima tusukan tombak dan setelah
tangannya tertembak langsung menerjang menteri Siam dan membunuh
seorang Inggris.

Demikianlah akhir dari pertempuran itu 22 orang Makassar akhirnya
menyerah dan 33 orang prajurit Makassar dikumpulkan. Perlakuan
terhadap orang Makassar yang tersisa sungguh tak terperikan kejamnya,
ada yang dikubur hidup-hidup, berdiri sampai leher dan mati setelah
diperlakukan dan di cemohkan serta dihinakan tanpa belas kasihan.

Peristiwa di Siam ini benar-benar membuat penduduk setempat kagum akankeberanian kenekatan orang-orang Makassar menghadapi tentara yang berjumlah ribuan dengan senjata lebih lengkap sementara orang Makassar hanya bersenjatakan tombak dan badik, selama pertempuran itu 1000 orang siam dan 17 orang asing tewas mengenaskan.

Buku: Orang Indonesia & Orang Prancis, dari abad XVI sampai
dengan abad XX, karya Bernard Dorleans

Bernard Dorleans, sejarawan Perancis, mengumpulkan catatan
itu dalam buku 'Orang Indonesia dan Orang Perancis' (Edisi bahasa Indonesia,KPG, 2006). Ia merujuk pada artikel Christian Pelras di majalah Archipel pada 1997. Kisah ini terjadi pada masa pemerintahan Louis XIV dan Louis XV (1686-1736). Pada abad XVII masih sedikit orang Perancis yang pergi ke Makassar.

Uraiannya begini:

Keluarga kerajaan memiliki tradisi mengirim pangeran muda untuk melengkapi pendidikan, militer khususnya, pada umur lima atau enam tahun hingga masa remaja. Tersebutlah dua pangeran, Daeng Ruru, 15 tahun dan Daeng Tullolo, 16 tahun. Mereka dua pangeran yang selamat dalam pertempuran di Siam, ketika Daen Ma-Alee (Daeng Mangalle), pangeran Makassar yang hidup dalam pengasingan di Siam, seorang muslim, dituduh bersekongkol melawan Raja Siam dan tewas saat pertempuran pada 1686.

Kepala kantor dagang Perancis di Siam memutuskan untuk mengirimkan Daeng Ruru dan Daeng Tullolo ke Perancis. Mereka naik kapal Coche pada akhir November 1686, tiba di Brest 15 Agustus 1687, dan baru berlabuh di Paris pada 10 September. Louis XIV merasa tidak hanya wajib memenuhi kebutu*an hidup mereka, tapi juga mengurusi pendidikan mereka dengan alasan kelas sosial kedua pangeran itu.

Kedua pemuda muslim itu dibaptis dalam agama Kristen dan diberi nama kehormatan Louis bak raja Perancis. Mereka didaftarkan masuk ke kolese jesuit di Louis le-Grand untuk belajar bahasa Perancis sebelum masuk ke sekolah tinggi Clermont yang kondang. Lantas mereka diterima di institut paling bergengsi, yakni sekolah perwira angkatan laut Brest pada 1682. Seleksi untuk masuk ke situ sangat ketat. Kelak, sekolah itu menjadi cikal bakal sekolah marinir tertinggi di Perancis.

Daeng Ruru muda mendapat promosi amat cepat. Lulus sebagai perwira hanya dalam waktu dua tahun. Usianya 19 tahun saat menyandang pangkat letnan muda, setara letnan di angkatan darat. Usia 20, menyandang letnan, setara kapten di angkatan darat.

Konon untuk mencapai prestasi gemilang macam itu, orang harus cerdas dan berharta. Daeng Ruru berhasil karena itu. Tapi anehnya, pada 1706, Louis Pierre Makassar (Daeng Ruru) tak diajak ikut dalam operasi angkatan laut ketika itu. Ia mengirim surat keluhan kepada de Pontchartain, menteri kelautan kerajaan. Protes.

Pada 3 Januari 1707, Daeng Ruru bertugas di kapal Jason. Bersenjatakan 54 meriam, dengan tugas memburu kapal serang Belanda, Vlisingen yang menyerang kawasan laut Belle-ille dan ille de Croix. Tak lama kemudian, Daeng bertugas di kapal Grand yang ke Havana, membantu Spanyol bertempur melawan Inggris. Pada 19
Mei 1708, Daeng Ruru tewas didepan Havana setelah bertempur Habis-habisan.

Lain lagi cerita, Daeng Tulolo alias Louis Dauphin Makassar. Ada kisah aneh tentangnya, seperti diungkapkan kamus Moreri: Salah satu dari kedua bersaudara itu tewas ketika mengabdi kepada raja. Dia yang bertahan hidup, setelah mengetahui kematian saudaranya, pulang dari Perancis untuk mengambilalih takhta nenek moyangnya dan raja mengijinkan naik kapal.

Ia terlihat amat tekun menjalankan agama Katholik dan bahkan sebelum
meninggalkan Perancis, ia membuat suatu gambar yang sepertinya dipersembahkan untuk perawan suci, Maria. Ia mendirikan ordo yang disebut 'Bintang'. Para satria dalam ordo itu harus mengenakan pita putih yang diletakkan di bawah perlindungan Bunda Maria. Gambar itu diletakkan dalam gereja Notre Dame, tapi beberapa tahun kemudian gambar itu diturunkan setelah orang tahu kalau pangeran itu telah memeluk agama nenek moyangnya, Islam, dengan alasan poligami.'

Kenaikan pangkat Daeng Tullolo lebih lambat dari kakaknya. Ia lulus sekolah angkatan laut pada 18 Mei 1699 tetapi menunggu 13 tahun sebelum jadi letnan muda pada usia 38 tahun. Pangkat itu disandangnya seumur hidup.

Ia sempat bertugas di kapal India. Ketika ia meninggal di Bres 30 November 1736 pada usia 62 tahun, ia dibawa ke gereja Carmes di kota itu untuk disemayamkan dengan dihadiri beberapa perwira angkatan laut. Ia dikubur dalam gereja Louis de Brest. Jenazahnya hancur ketika terjadi pemboman saat perang dunia II.

PERILAKU KONSUMEN PADA DIRI INDIVIDU

PERILAKU KONSUMEN PADA INDIVUDU
PENDAHULUAN

Pemahaman perilaku konsumen adalah tugas penting bagi para pemasar. Para pemasar mencoba memahami perilaku pembelian konsumen agar mereka dapat menawarkan kepuasan yang lebih besar kepada konsumen. Beberapa pemasar masih belum menerapkan konsep pemasaran sehingga mereka tidak berorientasi pada konsumen dan tidak memandang kepuasan konsumen sebagai tujuan utama. Lebih jauh lagi karena alat menganalisis perilaku konsumen tidak pasti, para pemasar kemungkinan tidak mampu menetapkan secara akurat apa sebenarnya yang dapat memuaskan para pembeli. Sekalipun para pemasar mengetahui faktor yang meningkatkan kepuasan konsumen, mereka belum tentu dapat memenuhi faktor tersebut. . Tak diragukan lagi, konsumen tergolong aset paling berharga bagi semua bisnis. Tanpa dukungan mereka suatu bisnis tidak bisa eksis. Sebaliknya jika bisnis kita sukses memberikan pelayanan terbaik, konsumen tidak hanya membantu bisnis kita tumbuh. Lebih dari itu, mereka biasanya akan membuat rekomendasi untuk teman dan relasinya.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN

Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.

* Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Perusahaan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya.
Setiap kebudayaan terdiri dari sub-budaya – sub-budaya yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar penting dan pemasar sering kali merancang produk dan program pemasaran yang disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variable lain.





* Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial, seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial konsumen. Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai sasaran individu atau bersama.
Keluarga dapat pempengaruhi perilaku pembelian. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi.
Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat.

* Faktor Pribadi
Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya. Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.
Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah dijadikan uang ).
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Bila jenis- jenis kepribadian dapat diklasifikasikan dan memiliki korelasi yang kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan produk atau merek.

* Faktor Psikologis
Pemilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh empat faktor psikologis, yaitu motivasi, persepsi, pengetahuan serta kepercayaan.
Motivasi merupakan kebutuhan yang cukup menekan untuk mengarahkan seseorang mencari cara untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari suatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman. Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogenik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.
Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini.

Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda dari objek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:
• Perhatian yang selektif
• Gangguan yang selektif
• Mengingat kembali yang selektif

Pembelajaran menjelaskan perubahan dalam perilaku seseorang yang timbul dari pengalaman. Sedang kepercayaan merupakan suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

* Faktor Marketing Strategy
Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah
 Barang,
 Harga,
 Periklanan dan
 Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.

MOTIVASI dan PERSEPSI
MOTIVASI
Motivasi sebagai tenaga dorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Kebutuhan sendiri muncul karena konsumen merasakan ketidaknyamanan (state of tension) antara yang seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan.

Untuk memahami kebutuhan manusia, Teori Maslow dan McClelland menggambarkan bahwa manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan yang berbeda sehingga hal ini dapat digunakan pemasar untuk mendorong konsumsi suatu produk dan atau jasa.

PERSEPSI
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia, yaitu proses "bagaimana kita melihat dunia di sekeliling kita". Stimuli ini diterima oleh alat pancaindra manusia. Stimuli mana yang akan diproses tergantung dari apakah stimuli dapat masuk ke dalam proses untuk menginterpretasikannya. Untuk dapat masuk ke dalam proses interpretasi suatu stimuli harus mampu mengekspos manusia (mendapat perhatian melalui indra penerimaan, artinya harus diperhatikan ambang penerimaan stimuli manusia. Setelah stimuli diterima maka proses interpretasi dapat dilakukan yang terkait dengan faktor individu.

PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP KEGIATAN KONSUMSI


Kegiatan Konsumsi dan Pengaruh Pengetahuan
Perilaku konsumen merupakan fokus yang banyak dibahas dalam modul ini. Hal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen antara lain tentang pengetahuan tentang produk.

Pengetahuan tentang produk akan membentuk citra/image yang kemudian mempengaruhi harga tentang suatu produk citra dan harga suatu produk ini akhirnya dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk memperoleh pelayanan, baik diwaktu melakukan pembelian maupun pada purna jual.

Kegiatan Konsumsi dan Faktor Perbedaan sikap
Sikap memberi pemasar alat peramalan yang kuat bila digunakan dengan benar. Dengan mengerti faktor-faktor yang mepengaruhi kekuatan hubungan sikap perilaku, kita dapat menghindari secara lebih baik perangkap dan situasi yang merusak keakuratan prediksi dari sikap. Walaupun kebutuhan pemasar mengharuskan penggunaan pengukuran sikap di bawah kondisi yang kurang optimum (misalnya, meramalkan perilaku pada masa datang yang masih jauh), beberapa masalah potensial dapat diminimumkan dengan mudah, seperti menghindari kesalah-pengukuran sikap yang salah.

SIKAP
Melalui tindakan dan proses pembelajaran, orang akan mendapatkan kepercayaan dan sikap yang kemudian akan mempengaruhi perilaku pembeli. Kepercayaan adalah suatu pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang tentang sesuatu. Suatu sikap yang menjelaskan suatu organisasi dari motivasi, perasaan emosional, persepsi, dan proses kognitif kepada suatu aspek. Lebih lanjut sikap adalah cara kita berpikir, merasa dan bertindak melalui aspek di lingkungan seperti toko retail, program televisi atau produk. Sikap menuntun orang untuk berperilaku relatif konsisten terhadap objek yang sama.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa sikap merupakan :
- afeksi atau perasaan untuk atau terhadap sebuah rangsangan

- merupakan katagorisasi objek pada rangkaian kesatuan evaluative

- karakteristik utama yang membedakan sikap dari konsep lainnya
adalah sifat evaluatif atau afektif

- sikap merupakan inti dari rasa suka dan tidak suka bagi orang, kelompok, situasi,objek dan ide-ide tidak berwujud tertentu.

Karakteristik sikap
1. Sikap memiliki objek
di dalam konteks pemasaran, sikap konsumen harus terkait dengan objek, objek tersebut bisa terkait dengan berbagai konsep konsumsi dan pemasaran seperti produk, merek, iklan, harga, kemasan, penggunaan, media dan sebagainya.
2. Konsistensi sikap
sikap adalah gambaran perasaan dari seorang konsumen, dan perasaan tersebut akan direfleksikan oleh perilakunya. Karena itu sikap memiliki konsistensi dengan perilaku
3. Sikap positif, negatif, dan netral.
4. Intensitas sikap
sikap seorang konsumen terhadap suatu merek produk akan ebrvariasi tingkatannya, ada yang sangat menyukainya atau bahkan ada yang begitu sangat tidak menukainya. Ketika konsumen menyatakan derajat tingkat kesukaan terhadap suatu produk, maka ia mengungkapkan intensitas sikapnya.
5. Resistensi sikap
adalah seberapa besar sikap seorang konsumen bisa berubah.
6. Persistensi sikap
Persistens adalah karakteristik sikap yang menggambarkan bahwa sikap akan berubah karena berlalunya waktu
7. Keyakinan sikap
Keyakinan adalah kepercayaan konsumen mengenai kebenaran sikap yang dimilikinya
8. Sikap dan situasi
situasi akan mempengaruhi sikap konsumen terhadap suatu objek.






FUNGSI SIKAP
1. Fungsi utilitarian, mengacu pada ide bahwa orang mengekspresikan perasaan untuk memaksimalkan hukuman yang mereka terima dari orang lain.
2. Fungsi pembelaan ego
Fungsi sikap sebagai pembela ego adalah melindungi orang dari kebenaran mendasar tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman dunia luar.
Fungsi pembelaan ego atau fungsi pertahanan harga diri adalah mekanisme pembelaan orang fanatik yang tidak mau mengakui kegelisahan diri mereka yang paling mendasar.
3. Fungsi pengetahuan, sikap digunakan sebagai standar yang membantu seseorang untuk memahami dunia mereka.
4. fungsi nilai ekspresif/fungsi identitas sosial, mengacu pada bagaimana seseorang mengekpresikan nilai sentral mereka kepada orang lain

KOMPONEN DARI SIKAP
a. Komponen kognitif
Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang obyek. Kepercayaan atribut tentang suatu produk biasanya dievaluasi secara alami. Semakin positif kepercayaan terhadap suatu merek dan semakin positif setiap kepercayaan, maka akan semakin mendukung keseluruhan sikap tersebut.
b. komponen afektif
Perasaan dan reaksi emosional kepada suatu obyek, itulah komopnen afeksi sikap. Misalnya, konsumen mengatakan ”saya menyukai produk A”. Itu merupakan hasil meosi atau evaluasi afektif terhadap suatu produk. Evaluasi ini terbentuk tanpa informasi kognitif atau kepercayaan tentang produk tersebut. Atau merupakan hasil evaluasi atau penampilan produk pada setiap atributnya.
c. Komponen perilaku
Komponen ini adalah respon dari seseorang terhadap obyek atau aktivitas. Seperti keputusan untuk membeli atau tidaknya suatu produk akan memperlihatkan komponen behavioral.







KEPRIBADIAN, KONSEP DIRI DAN GAYA HIDUP
Untuk merencanakan program pemasaran, yaitu mulai dari merancang produk, mengkomunikasikannya kepada konsumen dan emndistribusikannya kepada pemakai akhir, pemasar dapat menggunakan factor kepribadian dan gaya hidup. Penggunaan aspek gaya hidup dapat dilakukan dengan sikap, ketertarikan dan pendapat konsumen. Jadi sikap tertentu yang dimiliki oleh kosnumen terhadap suatu obyek tertentu bias mencerminkan gaya hidupnya.

Tiap orang mempunyai kepribadian yang khas dan ini akan mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian mengacu pada karakteristik psikologis yang unik yang menimbulkan respon relative konstan terhadap lingkungannya sebdiri. Kepribadian sangat bermanfaat untuk menganalisis perilaku konsumen bagi beberapa pilihan produk atau merek. Atau pemasar juga dapat menggunakan konsep diri atau citra diri. Untuk memahami perilaku konsumen, pemasar dapat melihat pada hubungan antara konsep diri dan harta milik konsumen. Konsep diti telah berbaur dalam tanggapan konsumen terhadap citra mereka.

Kepribadian memiliki pengertian yang luas, kepribadian bukan hanya mencakup sifat-sifat yang positif, sifat-sifat yang menarik ataupun segala sesuatu yang nampak secara lahiriah, ettapi juga meliputi dinamika individu tersebut. Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan beradaptasi

Dalam batasan kepribadian yang dikemukakan di atas ada 4 hal yang perlu diuraikan yakni :
1. dinamis, berarti kepribadian selalu berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu yang ebrsangkutan, akan tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam batas-batas bentuk polanya.
2. organisasi system, ini mengandung pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
3. psikofisis, ini berarti tidak hanya bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat psikis tetapi merupakan gabungan dari kedua sifat tersebut.
4. unik, berarti kepribadian antara individu yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama.

Kepribadian memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri actual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

Dimensi kepribadian :
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi

prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan seseorang yang
tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang,
gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan seseorang yang
imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.

Orang yang berasal dari subkultur, kelas sosial dan pekerjaan yang sama dapat mempunyai gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup seseorang menunjukkan pola kehidupan orang yang bersangkutan yang tercermin dalam kegiatan, minat, dan pendapatnya. Konsep gaya hidup apabila digunakan oleh pemasar secara cermat, akan dapat membantu untuk memahami nilai-nilai kosnumen yang terus berubah dan bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi perilaku konsumen.

Gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga di dunia sekitarnya.Perubahan gaya hidup membawa implikasi pada perubahan selera (selera pria dan wanita berbeda), kebiasan dan perilaku pembelian.perubahan lain yang terjadi adalah meningkatnya keinginan untuk menikmati hidup.
Manfaat jika memahami gaya hidup konsumen :
1. pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi pasar sasaran.

2. pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan produk di pasar dengan menggunakan iklan.

3. jika gaya hidup diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklannya pada media-media yang paling cocok

4. mengetahui gaya hidup konsumen, berarti pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup mereka.


PENUTUP
Berdasarkan uraian di atas dapat di ketahui bahwa perilaku konsumen dalam melakukan pengambilan keputusan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri konsumen itu sendiri. Akan tetapi kebanyakan dari konsumen tidak menyadari akan adanya pengaruh dari faktor tersebut. Faktor internal yang mempengaruhi seperti motivasi, persepsi, sikap maupun perilaku.program pemasaran yang berhasil merupakan salah satu wujud dari kemampuan analisis perilaku konsumen terutama faktor yang ada dalam diri konsumen itu sendiri.



DAFTAR PUSTAKA
1. Assael, Henry. (1992). Consumer Behaviour & Marketing Action. 4th Edition. Boston: PWS-Kent Publishing Company
2. http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=93:ekma4567-perilaku-konsumen&catid=28:fekon&Itemid=73
3. http://pustaka.ut.ac.id/puslata/online.php?menu=bmpshort_detail2&ID=403
4. Loudon, David L. dan Albert J. Della Bitta. (1993). Consumer Behavior. 4th Ed. McGraw Hill

Jumat, 12 November 2010

KONSUMEN LEBIN MENYUKAI PRODUK AIR MINERAL AQUA





NAMA : ALMAREZA.SAPUTRO

KELAS : 3 EA 11

NPM : 10208095

TUGAS : PERILAKU KONSUMEN





















• PENDAHULUAN

Air pegunungan yang sangat segar dengan proses pemurnian air tanpa menghilangkan kandungan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yaitu air Aqua. Saya merasakan kalau air minum di rumah saya agaknya kurang menyegarkan karena berbau amis dan kurang menyehatkan. Ibu saya terkena sakit jantung dan seorang dokter menyarankan untuk mengkonsumsi air minum aqua entah apa alasannya yang pasti karena air aqua mengandung mineral cukup tinggi beda dengan air yang direbus, mieneral yang didalam air hampir hilang dan tidak mengadung vitamin didalamnya. Air minum aqua sangat banyak mengadung air mineral dan berguna bagi tubuh kita dan bisa menjaga dari berbagai penyakit. Diambil dari pegunungan yang masih murni dan belum terjamah oleh limbah kotor yang banyak terjadi dikota kota besar seperti Jakarta, tidak ada lagi air bersih di Jakarta, butuh kedalaman yang cukup untuk mendapatkan air bersih
Maka itu konsumen lebih menyukai aqua

Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat
penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan
pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat
dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya
mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih
efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terusmenerus
oleh setiap perusahaan. Merekmerek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi
terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga
canggih mengolah sisi - sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi
karena ada brand building activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi,
tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.
Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari
janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek akan mempunyai
reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke
waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik,
tentu suatu merek harus terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh di atas merek-merek yang lain. Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut. Sebagai salah satu produsen air minum terbesar dan pertama di Indonesia, tentu Aqua tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen
organisasi agar para pengguna air minum masih tetap setia untuk selalu mengkonsumsi air minum Aqua. Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja diraih, tetapi memerlukan proses panjang untuk
meyakinkan bahwa Aqua merupakan air minum terbaik. Membangun kepercayaan konsumen
telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh PT Tirta Investama untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen. Inovasi tersebut berupa selalu melakukan pengembangan dan diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danome untuk memperkuat pasar.








• PEMBAHASAN

Bisnis air minum dalam kemasan atau yang umum dikenal dengan AMDK semakin berkembang, ditunjukkan dengan semakin besarnya pasar industri AMDK itu sendiri. Merek Aqua dapat menguasai pasar hingga saat ini karena merupakan merek pionir untuk air dalam kemasan di Indonesia. Nilai merek (brand value) dari Aqua berada di posisi pertama sebagai merek yang diakui kualitasnya oleh konsumen.

Posisi merek Aqua sebagai top of mind kategori produk AMDK menyebabkan merek tersebut terjebak menjadi merek yang generik. Kondisi tersebut menyebabkan konsumen mengidentikkan merek Aqua sebagai kategori produk AMDK dan tidak terlalu peduli dengan merek yang mereka terima saat melakukan pembelian. Kepuasan konsumen telah dicapai oleh Aqua, akan tetapi dalam pemasaran tidak berhenti begitu konsumen merasa puas. Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk membuat konsumen setia (consumer loyalty) pada merek yang dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut belum terlihat pada Aqua.

Konsumen Aqua umumnya tidak mempertanyakan brand switching pada aktivitas pembelian mereka, yang berarti loyalitas konsumen sangat rendah. Meskipun konsumen menunjukkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk, sikap yang ditunjukkan konsumen dalam pembelian merek kategori AMDK adalah sebaliknya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah loyalitas konsumen dan bagaimana bentuk hubungan antara kepuasan (Consumer Satisfaction) dengan loyalitas konsumen (Consumer Loyalty) serta bagaimana kepuasan dan loyalitas akan saling mempengaruhi. Dengan adanya gambaran mengenai loyalitas konsumen maka dapat dipertimbangkan kemungkinan mereka untuk beralih kemerek lain.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis perilaku (behaviour) loyalitas konsumen merek Aqua sebenarnya dibandingkan dengan sikap (attitude) yang mereka tunjukkan terhadap kinerja kualitas produk, kemudian mengelompokkan loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen AMDK dan terakhir menganalisis pengaruh kinerja kualitas AMDK merek Aqua terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.

Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November 2006 yang mengambil lokasi di wilayah kota Bogor. Responden adalah konsumen AMDK, baik pria atau wanita berusia diantara 18 hingga 55 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah mengkonsumsi merek Aqua. Responden yang diambil sebanyak 100 orang yang ditentukan berdasarkan rule of thumb pengambilan sampel structural equation modelling (SEM). Penentuan lokasi penelitian dari setiap wilayah tersebut dilakukan secara simple random. Responden kemudian dipilih dari konsumen yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (judgemental sampling).


Pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan konsumen sebenarnya, analisis cluster untuk mengelompokkan loyalitas konsumen, dan terakhir analisis structural equation modelling (SEM) untuk mengkaji besarnya pengaruh kinerja kualitas terhadap kepuasan dan kepuasan terhadap loyalitas.

Hasil analisis menunjukkan bahwa profil demografi responden usia konsumen AMDK terbesar berada pada kisaran usia 25 hingga 34 tahun yaitu 39 % dari keseluruhan responden ; Jumlah konsumen wanita 54 % dan pria 46 % ; Tingkat pendidikan adalah sarjana strata 1 (S1) yaitu 50 persen, SMA 20 % dan akademi 15 % ; Pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pegawai swasta 33 %, pelajar / mahasiswa 27 %, dan wiraswasta 14 % ; Pendapatan Rp. 1 - 4 juta 46 % dan yang kurang dari Rp. 1 juta 45 %.

Aktivitas penggunaan (usage) yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku konsumsi konsumen AMDK. Konsumen yang menggunakan Aqua sebagai merek yang terakhir dibeli sebanyak 62 %. Tempat pembelian yang paling banyak dikunjungi oleh konsumen AMDK adalah warung dengan jumlah sebesar 44 %. Umumnya konsumen hanya melakukan pembelian dalam jumlah kecil yaitu 0,25 hingga 1 liter, sebanyak 29 %. Meskipun Aqua merupakan merek terakhir yang terbanyak digunakan oleh konsumen AMDK, ternyata sebagian besar konsumen tidak hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulannya. Konsumen yang hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulan terakhir penggunaan AMDKnya 31 %, dan sisanya 69 % adalah konsumen yang tidak. Merek 2Tang adalah merek lain yang paling banyak digunakan atau dipilih konsumen dengan jumlahnya mencapai 43 %, kemudian Ades 29 %, Vit 20 %, dan Prima 18 %.

Untuk pemilihan AMDK terdapat beberapa alasan yang umumnya muncul dari konsumen faktor kebiasaan merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan oleh konsumen yaitu 39 %, berikutnya adalah karena mereka sudah percaya dengan merek tersebut 21 %, tidak punya alasan tertentu sebanyak 16 %, dan sisanya adalah konsumen yang beralasan bahwa yang tersedia hanya merek tertentu 15 % persen, harga murah 7 %, dan bentuk kemasan menarik 7 %.

Menggunakan analisis cluster 100 responden pengguna AMDK dikelompokkan kedalam tiga kelompok konsumen berdasarkan kedekatannya dalam atribut loyalitas. Kelompok ini dibagi berdasarkan pendapat dari Dowling dan Uncles (1997) yang menyatakan bahwa loyalitas konsumen dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1). Loyal (undivided loyalty), 2). Loyalitas terbagi (Poligamous Loyalty), dan 3). Tidak loyal (brand indifference atau switcher). Berdasarkan analisis menggunakan K - Means Cluster, responden dikelompokkan menjadi tiga.

Kelompok pertama adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap tidak setia (brand indifference atau switcher). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang hanya kadang-kadang melakukan pembelian Aquanya dengan jumlah pembelian sangat sedikit yaitu berkisar antara 0,25 hingga 1 liter. Dalam aktivitas pembeliannya konsumen selalu berganti-ganti merek. Meskipun konsumen dalam kelompok ini menganggap bahwa kualitas adalah sesuatu yang penting, anggapan kualitas mereka tidak setinggi yang dimiliki oleh kelompok loyalitas lainnya atau selalu berubah bentuknya tergantung kondisi lingkungan mereka pada saat itu. Perubahan anggapan kualitas dapat saja dipengaruhi oleh faktor kampanye produk lain yang memberikan klaim kualitas tertentu. Ketidakkonsistenan anggapan kualitas konsumen tersebut dapat dilihat dari seringnya kelompok ini melakukan pergantian merek. Meskipun konsumen ini adalah konsumen yang tidak loyal, sebagian besar dari mereka kadang-kadang merekomendasikan penggunaan Aqua.

Kelompok kedua adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap memiliki kesetiaan terbagi (polygamous loyalty). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang sering membeli Aqua dengan jumlah pembelian yang besar yaitu di atas 9 liter perbulannya. Dalam aktivitas pembeliannya, konsumen kelompok ini selalu menggunakan Aqua dengan diselingi dengan menggunakan merek-merek lain sesekali. Sama seperti kelompok pertama, kelompok ini juga menganggap bahwa mereka akan melakukan penggantian merek jika terdapat merek lain yang menawarkan produk dengan kualitas yang mendekati Aqua tetapi dengan harga yang lebih rendah. Meskipun konsumen menunjukkan bahwa mereka memiliki anggapan kualitas yang baik terhadap Aqua, hal tersebut tidak mereka tunjukkan melalui bentuk loyalitas lainnya yaitu keinginan untuk merekomendasikan merek tersebut ke orang lain.

Kelompok terakhir adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok konsumen yang loyal. Melalui tingkat pembelian yang mereka lakukan ditunjukkan bahwa mereka selalu membeli merek yang sama yaitu Aqua. Jumlah produk yang dibeli dalam satu bulannya lebih dari 9 liter. Konsumen yang menyatakan dirinya tidak pernah membeli merek lain selain Aqua ini menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang rentan terhadap perubahan harga. Melalui pernyataan ini pula dapat diasumsikan bahwa konsumen kelompok loyal ini merupakan orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan merek Aqua sejak lama. Sebagai kelompok yang loyal, konsumen kelompok ini menunjukkan loyalitas mereka dengan seringnya anggota merekomendasikan penggunaan Aqua. Jumlah konsumen dalam kelompok yang merekomendasikan Aqua bervariasi dari yang hanya kadang-kadang merekomendasikan hingga sering melakukannya.

Melalui penyebaran kelompok loyalitas dapat dilihat bahwa kelompok loyal yang sangat diinginkan oleh merek ini hanya merupakan bagian terkecil dari keseluruhan konsumen pengguna Aqua dengan jumlahnya sebesar 19 %. Sebaliknya, lebih dari setengah yaitu sebesar 54 % konsumen Aqua termasuk kedalam kelompok yang tidak loyal dan suka berpindah-pindah merek. Sisanya yaitu sebesar 27 % merupakan konsumen Aqua yang selalu menggunakan merek Aqua, tetapi diselingi dengan penggunaan merek lainnya. Dalam kelompok tidak loyal, konsumen yang puas hanya 57,4 persen, kelompok loyalitas terbagi 77,8 persen, dan kelompok loyal 94,7 persen. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan konsumen semakin besar untuk tiap kelompok loyalitas, atau dapat ditunjukkan bahwa jumlah konsumen yang merasa puas paling banyak berada pada kelompok loyal.

Melalui analisis structural equation modelling (SEM) dapat diketahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen dan kemudian kepuasan konsumen terhadap loyalitasnya. Pengaruh dimensi kualitas terhadap kepuasan adalah 1,29 ; sedangkan besarnya pengaruh yang diberikan oleh kepuasan terhadap loyalitas hanya 0,52. Nilai pengaruh kualitas-kepuasan dua kali lebih besar dibandingkan nilai pengaruh kepuasan-loyalitas. Menggunakan nilai yang ditunjukkan, dapat digambarkan bahwa konsumen merek Aqua memang menunjukkan bahwa mereka merasa puas terhadap kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Banyak dari konsumen yang menyatakan bahwa mereka merasa puas terhadap merek, kemudian juga menggunakan merek lain, atau hanya membeli dalam jumlah sedikit, atau tidak pernah merekomendasikan penggunaan merek Aqua. Hasil analisis ini menggambarkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang seperti diketahui bahwa mereka tidak peduli dengan terjadinya penggantian merek saat transaksi pembelian. Meskipun konsumen ini menyadari bahwa kualitas Aqua lebih memuaskan dibandingkan dengan merek lain, ketika penjual menyodorkan merek lain mereka dapat menerima penggantian merek.

Atribut yang dianggap paling mempengaruhi anggapan terhadap kualitas produk adalah reputasi merek dengan nilai sebesar 1,00 kemudian adalah harga dengan nilai faktor muatannya adalah 0,84. Atribut keamanan produk dengan faktor muatan 0,84 adalah faktor yang berpengaruh selanjutnya, kemudian kemasan 0,49, rasa air sebesar 0,40, nilai kejernihan air sebesar 0,23, dan nilai kontribusi terhadap kesehatan sebesar 0,56 dengan arah negatif. Atribut yang dianggap paling mempengaruhi loyalitas jumlah pembelian dengan nilai 2,11 kemudian adalah variasi merek yang dibeli 1,17, tingkat pembelian, rekomendasi dan terakhir adalah kemungkinan beralih merek. Nilai relatif faktor muatan untuk atribut jumlah pembelian jauh lebih besar dibandingkan atribut lainnya.

Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja kualitas dengan kepuasan konsumen dan kepuasan konsumen dengan loyalitasnya. Model kualitas produk - kepuasan - loyalitas menunjukkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang puas terhadap kualitas produk tetapi hanya sedikit yang menjadi loyal. Konsumen Aqua dapat dibagi kedalam tiga kelompok loyalitas yaitu konsumen yang tidak loyal, konsumen yang loyalitasnya terbagi dan konsumen yang loyal. Atribut penggantian merek dan rekomendasi tidak sepenuhnya memenuhi pola yang seharusnya terbentuk. Pada atribut penggantian merek, konsumen loyal berpendapat bahwa jika terjadi kenaikan harga mereka lebih memilih untuk langsung berganti merek. Atribut loyalitas lain yang tidak menunjukkan pola adalah konsumen dengan loyalitas terbagi yang tidak pernah merekomendasikan. Terakhir, faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas adalah jumlah pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan - loyalitas konsumen AMDK tersebut dapat lebih sempurna.



• PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan -konsumen tersebut dapat lebih sempurna.

Namun sebagai air mineral yang cukup berpengalaman dan berkualitas aqua cukup dapat bisa di akui lebih banyak konsumen yang menyukai produk aqua dari pada produk air mineral lain yang ada. Dan pengaruh harga yang lebih tinggi ketimbang produk air mineral lain , tidak menjadi masalah karena aqua lebih terjamin dari semua segi . seperti mutu.kualitas dan kemurnian yang selalu terjaga





• DAFTAR PUSTAKA

OMY FADHILAH YUSUF. 2007. Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek Aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas. Di bawah bimbingan E. GUMBIRA-SA'ID dan KIRBRANDOKO.

Boyd Dan Walker. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.
Durianto, Darmadi dkk. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Cravens, David W. Dan Piercy, Nigel F. 2006. Strategic Marketing. Eighth
Edition.New York: McGrawhill International Edition.

Isdiantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta :BPFE Yogyakarta.

Koentjaraningrat, 1983. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta :Gramedia.

Kotler Dan Armstrong.2001.Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Sembilan, Jilid
Ke-1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kotler, Philip. 2002.Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Jilid Ke-2.
Jakarta Prenhallindo.

Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jakarta : PT. Prenhallindo.

Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum
Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang


Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan
Metodologi. Yogyakarta: LP3ES

Rangkuty, Fredy. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Schifman, Leon. G.2004. Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Indeks Gramedia
Group.

Sumarwan, Ujang.2003.Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Sutandang, Kusnadi.2005. Periklanan Manajemen, kiat dan strategi. Jakarta :
Nuansa.
www.Republika.co.id

Yuehong Yuan, Jonathan P. Caulkins and Stpehen Roehrig H.J. 1998.
Advertising Comparative. European Journal of Marketing, Vol. 32 No.
7/8, pp. 677-687, © MCB University Press, 0309-0566
KONSUMEN LEBIN MENYUKAI PRODUK AIR MINERAL AQUA





NAMA : ALMAREZA.SAPUTRO

KELAS : 3 EA 11

NPM : 10208095

TUGAS : PERILAKU KONSUMEN





















• PENDAHULUAN

Air pegunungan yang sangat segar dengan proses pemurnian air tanpa menghilangkan kandungan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita yaitu air Aqua. Saya merasakan kalau air minum di rumah saya agaknya kurang menyegarkan karena berbau amis dan kurang menyehatkan. Ibu saya terkena sakit jantung dan seorang dokter menyarankan untuk mengkonsumsi air minum aqua entah apa alasannya yang pasti karena air aqua mengandung mineral cukup tinggi beda dengan air yang direbus, mieneral yang didalam air hampir hilang dan tidak mengadung vitamin didalamnya. Air minum aqua sangat banyak mengadung air mineral dan berguna bagi tubuh kita dan bisa menjaga dari berbagai penyakit. Diambil dari pegunungan yang masih murni dan belum terjamah oleh limbah kotor yang banyak terjadi dikota kota besar seperti Jakarta, tidak ada lagi air bersih di Jakarta, butuh kedalaman yang cukup untuk mendapatkan air bersih
Maka itu konsumen lebih menyukai aqua

Loyalitas pelanggan terhadap merek produk merupakan konsep yang sangat
penting khususnya pada kondisi tingkat persaingan yang sangat ketat dengan
pertumbuhan yang rendah. Pada kondisi demikian loyalitas pada merek sangat
dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup. Di samping itu, upaya
mempertahankan loyalitas merek ini merupakan upaya strategis yang lebih
efektif dibandingkan dengan upaya menarik pelanggan baru.
Persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus dipantau secara terusmenerus
oleh setiap perusahaan. Merekmerek yang kuat, teruji, dan bernilai tinggi
terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-hitungan rasional, tetapi juga
canggih mengolah sisi - sisi emosional konsumen. Merek bisa memiliki nilai tinggi
karena ada brand building activity yang bukan sekadar berdasarkan komunikasi,
tetapi merupakan segala macam usaha lain untuk memperkuat merek tersebut.
Dari komunikasi, merek bisa menjanjikan sesuatu, bahkan lebih dari
janji, merek juga mensinyalkan sesuatu (brand signaling). Merek akan mempunyai
reputasi jika ia memiliki kualitas dan karisma. Agar memiliki karisma, merek harus mempunyai aura, harus konsisten, kualitasnya harus dijaga dari waktu ke
waktu, selain tentunya juga harus mempunyai kredibilitas. Agar tampil menjadi yang terbaik,
tentu suatu merek harus terlihat seksi di pasar hingga mampu membuat konsumen tertarik membelinya. Agar terlihat seksi, merek tersebut harus memiliki costumer value jauh di atas merek-merek yang lain. Selain itu, harus mampu meningkatkan keterlibatan emosi pelanggan sehingga pelanggan mempunyai ikatan dan keyakinan terhadap merek tersebut. Sebagai salah satu produsen air minum terbesar dan pertama di Indonesia, tentu Aqua tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke produk lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk selalu menjadi yang terbaik harus menjadi komitmen
organisasi agar para pengguna air minum masih tetap setia untuk selalu mengkonsumsi air minum Aqua. Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja diraih, tetapi memerlukan proses panjang untuk
meyakinkan bahwa Aqua merupakan air minum terbaik. Membangun kepercayaan konsumen
telah dilakukan oleh perusahaan air mineral Aqua sejak didirikan. Hal ini dibuktikan dengan inovasi yang telah dilakukan oleh PT Tirta Investama untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen. Inovasi tersebut berupa selalu melakukan pengembangan dan diversifikasi terhadap produk Aqua serta membangun aliansi dengan merek terkenal, yaitu Danome untuk memperkuat pasar.








• PEMBAHASAN

Bisnis air minum dalam kemasan atau yang umum dikenal dengan AMDK semakin berkembang, ditunjukkan dengan semakin besarnya pasar industri AMDK itu sendiri. Merek Aqua dapat menguasai pasar hingga saat ini karena merupakan merek pionir untuk air dalam kemasan di Indonesia. Nilai merek (brand value) dari Aqua berada di posisi pertama sebagai merek yang diakui kualitasnya oleh konsumen.

Posisi merek Aqua sebagai top of mind kategori produk AMDK menyebabkan merek tersebut terjebak menjadi merek yang generik. Kondisi tersebut menyebabkan konsumen mengidentikkan merek Aqua sebagai kategori produk AMDK dan tidak terlalu peduli dengan merek yang mereka terima saat melakukan pembelian. Kepuasan konsumen telah dicapai oleh Aqua, akan tetapi dalam pemasaran tidak berhenti begitu konsumen merasa puas. Tujuan dari pemasaran sebenarnya adalah untuk membuat konsumen setia (consumer loyalty) pada merek yang dikeluarkan perusahaan. Hal tersebut belum terlihat pada Aqua.

Konsumen Aqua umumnya tidak mempertanyakan brand switching pada aktivitas pembelian mereka, yang berarti loyalitas konsumen sangat rendah. Meskipun konsumen menunjukkan kepuasan mereka terhadap kualitas produk, sikap yang ditunjukkan konsumen dalam pembelian merek kategori AMDK adalah sebaliknya.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah loyalitas konsumen dan bagaimana bentuk hubungan antara kepuasan (Consumer Satisfaction) dengan loyalitas konsumen (Consumer Loyalty) serta bagaimana kepuasan dan loyalitas akan saling mempengaruhi. Dengan adanya gambaran mengenai loyalitas konsumen maka dapat dipertimbangkan kemungkinan mereka untuk beralih kemerek lain.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menganalisis perilaku (behaviour) loyalitas konsumen merek Aqua sebenarnya dibandingkan dengan sikap (attitude) yang mereka tunjukkan terhadap kinerja kualitas produk, kemudian mengelompokkan loyalitas yang ditunjukkan oleh konsumen AMDK dan terakhir menganalisis pengaruh kinerja kualitas AMDK merek Aqua terhadap kepuasan konsumen dan loyalitas konsumen terhadap merek tersebut.

Penelitian dilaksanakan pada bulan September hingga November 2006 yang mengambil lokasi di wilayah kota Bogor. Responden adalah konsumen AMDK, baik pria atau wanita berusia diantara 18 hingga 55 tahun yang dalam satu bulan terakhir pernah mengkonsumsi merek Aqua. Responden yang diambil sebanyak 100 orang yang ditentukan berdasarkan rule of thumb pengambilan sampel structural equation modelling (SEM). Penentuan lokasi penelitian dari setiap wilayah tersebut dilakukan secara simple random. Responden kemudian dipilih dari konsumen yang memenuhi persyaratan yang telah ditentukan (judgemental sampling).


Pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif untuk menggambarkan keadaan konsumen sebenarnya, analisis cluster untuk mengelompokkan loyalitas konsumen, dan terakhir analisis structural equation modelling (SEM) untuk mengkaji besarnya pengaruh kinerja kualitas terhadap kepuasan dan kepuasan terhadap loyalitas.

Hasil analisis menunjukkan bahwa profil demografi responden usia konsumen AMDK terbesar berada pada kisaran usia 25 hingga 34 tahun yaitu 39 % dari keseluruhan responden ; Jumlah konsumen wanita 54 % dan pria 46 % ; Tingkat pendidikan adalah sarjana strata 1 (S1) yaitu 50 persen, SMA 20 % dan akademi 15 % ; Pekerjaan yang paling banyak dilakukan adalah pegawai swasta 33 %, pelajar / mahasiswa 27 %, dan wiraswasta 14 % ; Pendapatan Rp. 1 - 4 juta 46 % dan yang kurang dari Rp. 1 juta 45 %.

Aktivitas penggunaan (usage) yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mengkonsumsi produk dapat digunakan untuk menggambarkan bagaimana perilaku konsumsi konsumen AMDK. Konsumen yang menggunakan Aqua sebagai merek yang terakhir dibeli sebanyak 62 %. Tempat pembelian yang paling banyak dikunjungi oleh konsumen AMDK adalah warung dengan jumlah sebesar 44 %. Umumnya konsumen hanya melakukan pembelian dalam jumlah kecil yaitu 0,25 hingga 1 liter, sebanyak 29 %. Meskipun Aqua merupakan merek terakhir yang terbanyak digunakan oleh konsumen AMDK, ternyata sebagian besar konsumen tidak hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulannya. Konsumen yang hanya menggunakan satu merek saja dalam satu bulan terakhir penggunaan AMDKnya 31 %, dan sisanya 69 % adalah konsumen yang tidak. Merek 2Tang adalah merek lain yang paling banyak digunakan atau dipilih konsumen dengan jumlahnya mencapai 43 %, kemudian Ades 29 %, Vit 20 %, dan Prima 18 %.

Untuk pemilihan AMDK terdapat beberapa alasan yang umumnya muncul dari konsumen faktor kebiasaan merupakan alasan yang paling banyak diungkapkan oleh konsumen yaitu 39 %, berikutnya adalah karena mereka sudah percaya dengan merek tersebut 21 %, tidak punya alasan tertentu sebanyak 16 %, dan sisanya adalah konsumen yang beralasan bahwa yang tersedia hanya merek tertentu 15 % persen, harga murah 7 %, dan bentuk kemasan menarik 7 %.

Menggunakan analisis cluster 100 responden pengguna AMDK dikelompokkan kedalam tiga kelompok konsumen berdasarkan kedekatannya dalam atribut loyalitas. Kelompok ini dibagi berdasarkan pendapat dari Dowling dan Uncles (1997) yang menyatakan bahwa loyalitas konsumen dikategorikan menjadi tiga yaitu : 1). Loyal (undivided loyalty), 2). Loyalitas terbagi (Poligamous Loyalty), dan 3). Tidak loyal (brand indifference atau switcher). Berdasarkan analisis menggunakan K - Means Cluster, responden dikelompokkan menjadi tiga.

Kelompok pertama adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap tidak setia (brand indifference atau switcher). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang hanya kadang-kadang melakukan pembelian Aquanya dengan jumlah pembelian sangat sedikit yaitu berkisar antara 0,25 hingga 1 liter. Dalam aktivitas pembeliannya konsumen selalu berganti-ganti merek. Meskipun konsumen dalam kelompok ini menganggap bahwa kualitas adalah sesuatu yang penting, anggapan kualitas mereka tidak setinggi yang dimiliki oleh kelompok loyalitas lainnya atau selalu berubah bentuknya tergantung kondisi lingkungan mereka pada saat itu. Perubahan anggapan kualitas dapat saja dipengaruhi oleh faktor kampanye produk lain yang memberikan klaim kualitas tertentu. Ketidakkonsistenan anggapan kualitas konsumen tersebut dapat dilihat dari seringnya kelompok ini melakukan pergantian merek. Meskipun konsumen ini adalah konsumen yang tidak loyal, sebagian besar dari mereka kadang-kadang merekomendasikan penggunaan Aqua.

Kelompok kedua adalah kelompok konsumen Aqua yang dapat dianggap memiliki kesetiaan terbagi (polygamous loyalty). Deskripsi konsumen dari kelompok ini adalah mereka yang sering membeli Aqua dengan jumlah pembelian yang besar yaitu di atas 9 liter perbulannya. Dalam aktivitas pembeliannya, konsumen kelompok ini selalu menggunakan Aqua dengan diselingi dengan menggunakan merek-merek lain sesekali. Sama seperti kelompok pertama, kelompok ini juga menganggap bahwa mereka akan melakukan penggantian merek jika terdapat merek lain yang menawarkan produk dengan kualitas yang mendekati Aqua tetapi dengan harga yang lebih rendah. Meskipun konsumen menunjukkan bahwa mereka memiliki anggapan kualitas yang baik terhadap Aqua, hal tersebut tidak mereka tunjukkan melalui bentuk loyalitas lainnya yaitu keinginan untuk merekomendasikan merek tersebut ke orang lain.

Kelompok terakhir adalah kelompok yang dianggap sebagai kelompok konsumen yang loyal. Melalui tingkat pembelian yang mereka lakukan ditunjukkan bahwa mereka selalu membeli merek yang sama yaitu Aqua. Jumlah produk yang dibeli dalam satu bulannya lebih dari 9 liter. Konsumen yang menyatakan dirinya tidak pernah membeli merek lain selain Aqua ini menunjukkan bahwa mereka adalah kelompok yang rentan terhadap perubahan harga. Melalui pernyataan ini pula dapat diasumsikan bahwa konsumen kelompok loyal ini merupakan orang-orang yang sudah terbiasa menggunakan merek Aqua sejak lama. Sebagai kelompok yang loyal, konsumen kelompok ini menunjukkan loyalitas mereka dengan seringnya anggota merekomendasikan penggunaan Aqua. Jumlah konsumen dalam kelompok yang merekomendasikan Aqua bervariasi dari yang hanya kadang-kadang merekomendasikan hingga sering melakukannya.

Melalui penyebaran kelompok loyalitas dapat dilihat bahwa kelompok loyal yang sangat diinginkan oleh merek ini hanya merupakan bagian terkecil dari keseluruhan konsumen pengguna Aqua dengan jumlahnya sebesar 19 %. Sebaliknya, lebih dari setengah yaitu sebesar 54 % konsumen Aqua termasuk kedalam kelompok yang tidak loyal dan suka berpindah-pindah merek. Sisanya yaitu sebesar 27 % merupakan konsumen Aqua yang selalu menggunakan merek Aqua, tetapi diselingi dengan penggunaan merek lainnya. Dalam kelompok tidak loyal, konsumen yang puas hanya 57,4 persen, kelompok loyalitas terbagi 77,8 persen, dan kelompok loyal 94,7 persen. Data tersebut juga menunjukkan bahwa kepuasan konsumen semakin besar untuk tiap kelompok loyalitas, atau dapat ditunjukkan bahwa jumlah konsumen yang merasa puas paling banyak berada pada kelompok loyal.

Melalui analisis structural equation modelling (SEM) dapat diketahui besarnya pengaruh yang diberikan oleh kualitas produk terhadap kepuasan konsumen dan kemudian kepuasan konsumen terhadap loyalitasnya. Pengaruh dimensi kualitas terhadap kepuasan adalah 1,29 ; sedangkan besarnya pengaruh yang diberikan oleh kepuasan terhadap loyalitas hanya 0,52. Nilai pengaruh kualitas-kepuasan dua kali lebih besar dibandingkan nilai pengaruh kepuasan-loyalitas. Menggunakan nilai yang ditunjukkan, dapat digambarkan bahwa konsumen merek Aqua memang menunjukkan bahwa mereka merasa puas terhadap kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Banyak dari konsumen yang menyatakan bahwa mereka merasa puas terhadap merek, kemudian juga menggunakan merek lain, atau hanya membeli dalam jumlah sedikit, atau tidak pernah merekomendasikan penggunaan merek Aqua. Hasil analisis ini menggambarkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang seperti diketahui bahwa mereka tidak peduli dengan terjadinya penggantian merek saat transaksi pembelian. Meskipun konsumen ini menyadari bahwa kualitas Aqua lebih memuaskan dibandingkan dengan merek lain, ketika penjual menyodorkan merek lain mereka dapat menerima penggantian merek.

Atribut yang dianggap paling mempengaruhi anggapan terhadap kualitas produk adalah reputasi merek dengan nilai sebesar 1,00 kemudian adalah harga dengan nilai faktor muatannya adalah 0,84. Atribut keamanan produk dengan faktor muatan 0,84 adalah faktor yang berpengaruh selanjutnya, kemudian kemasan 0,49, rasa air sebesar 0,40, nilai kejernihan air sebesar 0,23, dan nilai kontribusi terhadap kesehatan sebesar 0,56 dengan arah negatif. Atribut yang dianggap paling mempengaruhi loyalitas jumlah pembelian dengan nilai 2,11 kemudian adalah variasi merek yang dibeli 1,17, tingkat pembelian, rekomendasi dan terakhir adalah kemungkinan beralih merek. Nilai relatif faktor muatan untuk atribut jumlah pembelian jauh lebih besar dibandingkan atribut lainnya.

Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kinerja kualitas dengan kepuasan konsumen dan kepuasan konsumen dengan loyalitasnya. Model kualitas produk - kepuasan - loyalitas menunjukkan keadaan sebenarnya dari konsumen Aqua yang puas terhadap kualitas produk tetapi hanya sedikit yang menjadi loyal. Konsumen Aqua dapat dibagi kedalam tiga kelompok loyalitas yaitu konsumen yang tidak loyal, konsumen yang loyalitasnya terbagi dan konsumen yang loyal. Atribut penggantian merek dan rekomendasi tidak sepenuhnya memenuhi pola yang seharusnya terbentuk. Pada atribut penggantian merek, konsumen loyal berpendapat bahwa jika terjadi kenaikan harga mereka lebih memilih untuk langsung berganti merek. Atribut loyalitas lain yang tidak menunjukkan pola adalah konsumen dengan loyalitas terbagi yang tidak pernah merekomendasikan. Terakhir, faktor yang memberikan pengaruh paling besar terhadap loyalitas adalah jumlah pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan - loyalitas konsumen AMDK tersebut dapat lebih sempurna.



• PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk melakukan analisis bentuk-bentuk hubungan tidak langsung antara kepuasan dan loyalitas, dan bentuk dimensi penghubung antara kepuasan tersebut dapat memperbesar nilai loyalitas yang diberikan konsumen terhadap produk. Perlu dicari bentuk indikator pengukuran lain yang memiliki asosiasi berbeda agar model yang digunakan untuk mengukur kepuasan -konsumen tersebut dapat lebih sempurna.

Namun sebagai air mineral yang cukup berpengalaman dan berkualitas aqua cukup dapat bisa di akui lebih banyak konsumen yang menyukai produk aqua dari pada produk air mineral lain yang ada. Dan pengaruh harga yang lebih tinggi ketimbang produk air mineral lain , tidak menjadi masalah karena aqua lebih terjamin dari semua segi . seperti mutu.kualitas dan kemurnian yang selalu terjaga





• DAFTAR PUSTAKA

OMY FADHILAH YUSUF. 2007. Analisis loyalitas konsumen air minum dalam kemasan merek Aqua menggunakan model kepuasan - loyalitas. Di bawah bimbingan E. GUMBIRA-SA'ID dan KIRBRANDOKO.

Boyd Dan Walker. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.
Durianto, Darmadi dkk. 2003. Invasi Pasar Dengan Iklan Yang Efektif. Jakarta
: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Cravens, David W. Dan Piercy, Nigel F. 2006. Strategic Marketing. Eighth
Edition.New York: McGrawhill International Edition.

Isdiantoro, Nur dan Bambang Supomo.2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta :BPFE Yogyakarta.

Koentjaraningrat, 1983. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta :Gramedia.

Kotler Dan Armstrong.2001.Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Sembilan, Jilid
Ke-1. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama
Kotler, Philip. 2002.Manajemen Pemasaran Edisi Milenium, Jilid Ke-2.
Jakarta Prenhallindo.

Kotler, Philip. 1998. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,
Implementasi dan Kontrol. Jakarta : PT. Prenhallindo.

Analisis Pengaruh Media Iklan Terhadap Pengambilan Keputusan Membeli Air Minum
Dalam Kemasan Merek Aqua Pada Masyarakat Kota Palembang


Mas’oed, Mochtar. 1994. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan
Metodologi. Yogyakarta: LP3ES

Rangkuty, Fredy. 2005. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama

Schifman, Leon. G.2004. Perilaku Konsumen. Jakarta : PT. Indeks Gramedia
Group.

Sumarwan, Ujang.2003.Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia.

Sutandang, Kusnadi.2005. Periklanan Manajemen, kiat dan strategi. Jakarta :
Nuansa.
www.Republika.co.id

Yuehong Yuan, Jonathan P. Caulkins and Stpehen Roehrig H.J. 1998.
Advertising Comparative. European Journal of Marketing, Vol. 32 No.
7/8, pp. 677-687, © MCB University Press, 0309-0566